Liputan6.com, Jakarta Adil adalah salah satu bentuk sifat terpuji. Adil adalah suatu nilai yang perlu ditegakkan, baik secara luas dalam bentuk hukum, maupun secara pribadi yang ditunjukkan dengan sikap.
Arti adil adalah tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu dengan yang lain. Adil adalah sifat yang dapat diketahui dari sikap yang diambil.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Artinya, berlaku adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak, dan tidak merugikan pihak mana pun. Sikap adil penting untuk dimiliki oleh semua orang, terutama oleh seorang pemimpin.
Bagi seorang pemimpin, adil adalah tidak bersikap sewenang-wenang sesuai dengan hak dan kewajibannya. Untuk lebih memahami apa itu adil, penting bagi kita untuk mengetahui pengertiannya secara bahasa dan contoh-contoh sikapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (17/2/2023).
Adil adalah ...
Kata adil berasal dari bahasa Arab yang berarti serupa dan sama, memberikan hak kepada yang berhak, balasan, dan tebusan.
Adil juga dimaknai sebagai orang yang diridhoi perkataan dan hukumnya. Dalam bahasa Indonesia, adil mengandung beberapa arti yaitu, sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang, dan berpihak kepada yang benar.
Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar dan tidak sewenang-wenang.
Secara terminologi, adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, yang diwujudkan dalam suatu sikap yang bebas dari diskriminasi dan ketidakjujuran.
Dari, orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama maupun hukum sosial yang berlaku. Adil juga dapat diartikan dengan memberikan sesuatu kepada seseorang yang menjadi haknya. Islam mendefinisikan adil sebagai "tidak menzalimi dan tidak dizalimi."
Advertisement
Pengertian Adil Menurut Para Ulama
Sementara itu dikutip dari artikel "Analisis Kata Adil dalam Al-Qur'an" (Rayah Al-Islam, Vol. 2, No. 2, Oktober 2018), para ulama berbeda pendapat. Adapun arti adil menurut para ulama antara lain sebagai berikut;
1. Menurut Ibnu Abbas, adil adalah kalimat tauhid, yakni la illaha ilallah.
2. Menurut Sufyan Bin ‘Uyainah: adil adalah menjaga akhlak ketika menyendiri sebagaimana ia menjaganya ketika berada di kerumunan.
3. Menurut Ibnu Hazm: adil adalah tidak berbuat dosa besar dan tidak berbuat dosa kecil secara terang-terangan.
4. Menurut Ibnu ‘Atiyyah, adil adalah setiap kewajiban yang berupa akidah, syariat, melaksanakan amanat, meninggalkan kezhaliman, inshaf dan memberikan hak.
5. Menurut Ibnu ‘Arabi, adil hakikatnya pertengahan antara dua hal yang berbeda, sedangkan kebalikannya adalah zalim.
6. Menurut imam Qurtubi, adil adalah kemampuan jiwa yang menjadi dasar atas prilaku dan tatakrama seorang hamba, kemampuan ini membuatnya senantiasa berada dalam ketakwaan dan keluhuran budi. Sedangkan takwa adalah pasrah dan berserah diri terhadap perintah, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang.
7. Menurut jumhur ulama, adil adalah sifat lebih dari pada berislam, dengan senantiasa melakukan kewajiban syariat dan ha-hal yang dianjurkan, serta menjauhi ha-hal yang diharamkan dan dimakruhkan.
8. Menurut Al-Ibsyinihiy, adil adalah timbangan Allah Ta’ala di muka bumi yang ditegakkan untuk orang lemah kepada orang kuat dan berhak kepada yang salah.
9. Menurut Al-Wansyrisiy, adil adalah istikomah dalam beragama dan istikomah dalam hal keduniaan. Dalam hal beragama maksudnya adalah bertakwa sesuai dengan kemampuan, sedangkan dalam hal keduniaan maksudnya adalah muru’ah (keluhuran budi), berpakaian layak sesuai dengan keindahan dan menjauhi hal-hal yang tidak layak. Oleh karenanya manusia dinamakan mar’u dan imro’an yang artinya orang berakal, kebalikannya adalah hamqo yaitu orang yang tidak memiliki sifat yang telah disebutkan diatas. Demikian pula kebalikan dari takwa adalah fasik.
10. Menurut Samnaniy, adil adalah menjauhi dosa-dosa besar sebagaimana menghindar diri dari hal-hal yang sia-sia dan hal-hal yang menghilangkan Muru’ah, sebab orang melakukan dosa besar adalah orang fasik sesuai dengan ijma.
Bentuk-Bentuk Sikap Adil
Sifat adil adalah sifat terpuji yang harus dimiliki setiap orang, terutama oleh seorang pemimpin. Adapun sikap adil ini harus ditunjukkan dalam bentuk sikap yang dapat dilihat atau dirasakan oleh siapa pun termasuk kepada diri sendiri.
Selain bersikap adil kepada siapa pun, yang jelas kita harus bersikap adil terhadap siapa pun dan apa pun, antara lain sebagai berikut:
1. Adil terhadap Allah
Sebagai muslim dan mukmin, kita juga harus bersikap adil kepada Allah SWT. Pengertian bersikap adil kepada Allah SWt adalah menempatkan Allah pada tempatnya yang benar, yakni dengan teguh melaksanakan apa yang diwajibkan kepada kita, sehingga benar-benar Allah sebagai Tuhan.
2. Adil terhadap diri sendiri.
Pengertian bersikap adil terhadap diri sendiri adalah menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. Untuk itu kita harus teguh, kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta menghindari segala perbuatan yang dapat mencelakakan.
3. Adil terhadap orang lain
Adil terhadap orang lain adalah menempatkan orang lain pada tempatnya yang sesuai, layak, dan tanpa diskriminasi. Kita juga harus memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar tidak mengurangi sedikitpun hak yang harus diterimanya.
4. Adil terhadap sesama makhluk
Adil terhadap makhluk lain artinya dapat menempatkan makhluk lain pada tempatnya yang sesuai, misalnya adil kepada binatang, harus menempatkannya pada tempat yang layak sesuai habitatnya, tidak mengeksploitasi, dan sebagainya.
Advertisement
Manfaat Bersikap Adil
Adil adalah sikap yang tidak berat sebelah, tidak sewenang-wenang, dan tidak melakukan diskriminasi. Sikap adil adalah sikap terpuji yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Sebab, dengan memiliki sikap adil inilah, dapat menghadirkan manfaat tidak hanya pada diri sendiri secara pribadi melainkan juga menghadirkan manfaat bagi masyarakat secara luas. Adapun manfaat sikap adil antara lain sebagai berikut,
1. Mempermudah Segala Urusan
Adil adalah salah satu sikap terpuji dan termasuk dalam tindakan kebenaran. Artinya sifat adil dapat ditunjukkan dengan bertindak sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku, baik itu berupa hukum adat, hukum positif, hukum agama, maupun norma. Dengan bersikap adil dengan menempatkan seluruh hal dalam porsinya tanpa adanya penyimpangan atau kesalahan, makan kita akan terhindar dan masalah. Akibatnya segala urusan jadi lebih mudah.
2. Mencegah Kecemburuan Sosial
Perilaku adil dapat mengurangi kecemburuan sosial di masyarakat. Mereka secara mudah akan menyadari kewajiban dan haknya sebagai manusia. Sehingga, kehidupan bermasyarakat akan rukun, damai, dan sejahtera. Bahkan, sikap saling percaya akan mudah tumbuh.
3. Menjaga Persatuan
Sikap yang tidak adil berpotensi untuk memecah belah suatu organisasi, komunitas, bahkan negara. Apalagi jika ketidakadilan dilakukan oleh seseorang yang memiliki jabatan dan setiap keputusannya berdampak besar bagi masyarakat.
Oleh karena itu, seorang pemimpin atau panutan harus memiliki sifat yang adil. Sifat adil yang ditunjukkan oleh para pemimpin akan menghadirkan kedamaian bagi masyarakat, menghindarkan kecemburuan sosial, sehingga masyarakat akan menjadi bersatu.