Berhala Terbesar di Makkah dan Sejarah Awal Mula Penyembahan Berhala di Arab

Dari 360 berhala, ada empat berhala terbesar di Makkah. Empat berhala itu adalah Hubal, Latta, Manat dan Uzza.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 26 Mar 2023, 12:26 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2023, 12:25 WIB
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Liputan6.com, Jakarta Ada sekitar 360 berhala yang ada di Makkah sebelum Islam berkembang di sana. Dari 360 berhala, ada empat berhala terbesar di Makkah. Empat berhala itu adalah Hubal, Latta, Manat dan Uzza.

Empat berhala terbesar di Makkah itu terbuat dari batu, kayu, tembaga, emas, dan perak. Adapun bentuk-bentuk berhala-berhala yang ada di Makkah beragam, mulai dari yang berwujud manusia sampai dengan yang berwujud hewan.

Di antara empat berhala terbesar di Makkah itu, Hubal merupakan berhala yang paling dimuliakan oleh para orang kafir Quraisy. Padahal Hubal merupakan berhala terbesar di Makkah yang memiliki bentuk manusia dengan tangan kanan yang patah.

Untuk memahami bagaimana penyembahan berhala di Makkah bisa terjadi, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (26/3/2023).

Awal Mula Penyembahan Berhala di Mekkah

Sebelum adanya praktik penyembahan berhala di Mekkah, masyarakat kota itu sebenarnya merupakan golongan orang beriman yang menyembah Allah SWT, sebagaimana yang telah diajarkan Nabi Ibrahim AS, yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Ismail AS.

Setelah Nabi Ismail AS wafat, pada saat itulah masyarakat Mekkah mulai menjauh dari iman mereka dan mulai menyembah yang selain Allah SWT. Peralihan agama masyarakat Mekkah dari agama tauhid yang hanya menyembah Allah SWT menjadi penyembah berhala dimulai ketika salah seorang pembesar suku Khuza'ah bernama Amr bin Luhay, melakukan perjalanan ke Syam (Syiria).

Ketika melakukan perjalanan di Syam, Amr bin Luhai melihat penduduk kota tersebut melakukan peribahtan dengan menyembah berhala. Dia pun tertarik untuk mempelajari dan mempraktikkannya di Mekkah. Dia pun membawa pulang sebuah berhala yang bernama Hubal dan meletakkannya di Ka'bah.

Hubal menjadi berhala terbesar di Makkah. Tidak hanya itu, Hubal juga merupakan berhala pertama yang dibawa di Mekkah. Selain menjadi berhala terbesar di Makkah, kelak Hubal juga akan menjadi berhala yang paling dimuliakan.

Amr bin Luhai kemudian mengajarkan praktik menyembah berhala kepada masyarakat Mekkah secara umum. Hingga pada akhirnya, masyarakat Mekkah pada saat itu meyakini bahwa dengan menyembah berhala akan membuat mereka terhubung kepada tuhannya.

Mulai dari situ, masyarakat Mekkah mulai menyembah berhala. Tidak hanya Hubal, ada berhala lain yang diletakkan di Ka'bah, seperti  Latta, Uzza dan Manna. Hingga pada akhirnya, jumlah berhala yang ada di Mekkah jumlahnya mencapai 360 berhala, dan kota Mekkah menjadi pusat penyembah berhala.

Berkembangnya Masyarakat Jahiliyah

Artefak peninggalan perumahan kuno di Arab. (Foto: tangkapan layar video YouTube Aiman Mulyana)
Artefak peninggalan perumahan kuno di Arab. (Foto: tangkapan layar video YouTube Aiman Mulyana)

Praktik penyembahan berhala semakin meluas ketika orang Arab di luar Mekkah berhaji. Pada saat mereka beraji, mereka melihat ada banyak berhala di sekitar Ka'bah. Mereka yang berhaji pun bertanya mengenai alasan orang Mekkah menyembah berhala.

Pembesar kaum Quraisy pun menjawab bahwa berhala-berhala yang berada di sekitar Ka'bah itu merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah masyarakat Makkah. Mulailah kepercayaan baru menyebar di seluruh Jazirah Arab.

Ketika banyak orang Arab yang menyembah berhala, maka zaman itu disebut sebagai zaman Jahiliyyah. Zaman Jahiliyyah sendiri berarti zaman kebodohan, sebab orang pada masa itu tidak hanya bodoh secara ilmu, namun mereka juga bodoh dari keimanan kepada Allah SWT. Mereka menyimpangkan ajaran-ajaran Nbai Ibrahim AS.

Tentu ada beberapa alasan yang membuat mereka terdorong untuk melakukan penyembahan terhadap berhala. Adapun faktor yang membuat orang Mekkah menjadi penyembah berhala antara lain adalah:

  1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka
  2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang
  3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar

Selain penyembah berhala, masyarakat Arab pada waktu itu juga ada yang menyembah malaikat, menyembah jin, ruh, bahkan hantu.

Peristiwa ketika Berhala-Berhala Dihancurkan

Bangunan tua sumur Zamzam berada di tengah Mataf, Ka'bah. (Sumber foto: Arabiya.net)
Bangunan tua sumur Zamzam berada di tengah Mataf, Ka'bah. (Sumber foto: Arabiya.net)

Berhala-berhala tersebut, pada akhirnya akan dihancurkan, termasuk berhala terbesar di Makkah, Hubal. Itu terjadi setelah Fathu Makkah. Fathu Makkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 20 Ramadhan 8 H, di mana Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan setelah pasukan Islam memenangkan perang Mu’tah.

Tidak hanya menguasai Mekkah secara keseluruhan, Nabi Muhammad SAW dan orang-orang muslimin juga menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.

Sebanyak 360 berhala dengan berbagai nama dan jenisnya, dengan berbagai tugas dan fungsinya, pada 8 Hijriah bertepatan dengan 25 Ramadhan patung al-Uzza tergeletak di tanah, disusul dengan patung-patung lainnya. Hari itu Nabi Muhammad langsung menuju Masjid Haram dan menyalami Hajar Aswad, kemudian tawaf di Ka'bah yang dipenuhi berhala-berhala, sembari Nabi menghantam berhala demi berhala dengan tongkat untuk membersihkan Ka'bah serta Jazirah Arab dari berhala dan kemusyirikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya