Liputan6.com, Jakarta Cacar merupakan penyakit kulit yang bisa dialami anak hingga orang dewasa. Dua jenis cacar yang umum muncul adalah cacar air dan cacar api. Kedua penyakit ini punya gejala yang mirip, bahkan disebabkan oleh virus yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Cacar air dan cacar api disebabkan oleh virus varicella-zoster virus yang termasuk jenis virus herpes pada manusia. Cacar air dan cacar api sama-sama memiliki tingkat penularan yang tinggi antar individu.
Namun, cacar air dan cacar api bukanlah kondisi yang sama. Keduanya memiliki sejumlah perbedaan yang bisa dikenali. Seseorang yang pernah mengalami cacar air punya risiko mengalami cacar api.
Perbedaan cacar api dan cacar air terdapat pada gejala dan cara penularannya. Berikut perbedaan cacar air dan cacar api, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(6/8/2020).
Penyebab cacar air dan cacar api
Cacar air dan cacar api sama-sama disebabkan oleh virus varicella-zoster virus atau Human herpes virus 3 (HHV-3). Virus ini biasanya menyebabkan lesi menyakitkan yang dapat memengaruhi seluruh tubuh.
Cacar air dalam istilah medis disebut dengan varicella dan dalam bahasa Inggris disebut chickenpox. Sementara cacar api dalam istilah medis disebut herpes zoster dan dalam bahasa Inggris disebut shingles.
Advertisement
Berkembangnya cacar air dan cacar api
Cacar air berkembang akibat infeksi varicella-zoster virus. Virus ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan ruam. Ini juga dapat menyebar ketika seseorang dengan cacar air batuk atau bersin dan menghirup tetesan udara.
Virus bisa bertahan di tubuh selama sekitar tujuh hingga 21 hari sebelum ruam dan gejala lainnya berkembang. Seseorang bisa menularkan cacar air hingga 48 jam sebelum ruam kulit mulai terjadi.
Sementara perkembangan cacar api terjadi setelah seseorang terkena cacar air. Setelah seseorang menderita cacar air, virus menonaktifkan diri di jaringan saraf dekat sumsum tulang belakang dan otak. Bertahun-tahun kemudian, virus dapat aktif kembali sebagai cacar api. Tapi, tidak semua orang yang menderita cacar air akan menderita cacar api.
Alasan munculnya cacar api belum ditemukan dengan jelas. Tapi cacar api muncul kemungkinan karena kekebalan yang menurun terhadap infeksi seiring bertambahnya usia.
Gejala Cacar air
Gejala awal cacar air termasuk serangan tiba-tiba akan demam, sakit kepala, dan rasa lelah. Seseorang juga akan mendapatkan ruam lepuh yang gatal, biasanya dimulai pada wajah, dada atau punggung. Ruam ini bisa muncul setelah 1-2 hari dari gejala awal.
Ruam kemudian menyebar ke seluruh tubuh, dan lepuh baru terus muncul selama sekitar 3-4 hari. Umumnya, dalam 1 minggu, lepuh akan mengering, keluar, keropeng terbentuk dan rontok.
Advertisement
Gejala cacar api
Tanda pertama dari cacar api adalah perasaan kesemutan pada kulit. Rasa gatal atau nyeri menusuk juga bisa dirasakan. Setelah beberapa hari, ruam mulai muncul. Ruam biasanya memiliki tampilan mirip pita, tambalan, atau buntik yang timbul di sisi tubuh dan wajah.
Ruam kemudian berkembang menjadi lepuh kecil berisi cairan yang mulai mengering dan mengeras dalam beberapa hari. Saat ruam mencapai puncaknya, gejalanya bisa berkisar dari gatal ringan hingga yang ekstrem dan intens rasa sakit.
Ruam dan nyeri biasanya hilang dalam waktu 3-5 minggu. Nyeri herpes zoster terkadang bisa bertahan lama setelah lepuh hilang.
Seberapa besar penularan
Cacar air sangat menular. Virus dapat menyebar jika seseorang menghirup partikel virus yang berasal dari lepuh. Virus juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan lesi kulit. Seseorang dengan cacar air dapat menyebarkan penyakit ini dari 1 hingga 2 hari sebelum mereka terkena ruam, sampai semua lepuh cacar airnya membentuk koreng.
Sementara cacar api tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Seseorang yang mengalami cacar api tidak bisa menularkan cacar api ke orang lain. Tapi, seseorang dengan ruam cacar api bisa menularkan cacar air jika orang yang berkontak langsung dengannya belum pernah menderita cacar air.
Seseorang dengan cacar api dapat menularkan virus varicella-zoster kepada siapa saja yang tidak kebal terhadap cacar air. Setelah terinfeksi, orang tersebut akan terkena cacar air, bukan cacar api.
Advertisement
Orang yang berisiko
Risiko terkena infeksi virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air lebih tinggi jika seseorang belum pernah menderita cacar air atau jika belum mendapatkan vaksin cacar air. Anak dan bayi lebih rentan terkena cacar air.
Sementara siapapun yang pernah menderita cacar air dapat mengembangkan cacar api. Cacar api paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Risiko meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut Healthline, 1 dari 3 orang yang mengalami cacar air akan mengalami cacara api. Setengah dari mereka adalah orang-orang berusia 60 tahun atau lebih.
Ini karena sistem kekebalan orang lanjut usia lebih cenderung terganggu. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah juga rentan mengalami cacar api.