Liputan6.com, Jakarta Bila saat ini kamu sedang merencanakan kehamilan atau bahkan sedang dalam kondisi hamil, tentunya selalu menginginkan semuanya baik-baik saja tanpa kendala. Salah satu ketakutan terbesar bagi calon ibu di masa kehamilan adalah terjadi keguguran.
Memang, keguguran merupakan salah satu masalah kehamilan yang menjadi momok bagi perempuan hamil. Pasalnya, kejadian ini menyebabkan mimpi untuk menjadi orangtua sirna begitu saja.
Advertisement
Baca Juga
Keguguran merupakan masa dimana berhentinya kehamilan, sebelum usianya mencapai lebih kurang 20 minggu. Kondisi ini menyebabkan bayi yang ada di dalam rahim tidak dapat bertahan hidup. Keguguran umumnya sering terjadi pada usia kandungan antara minggu ke-7 sampai 12 atau lebih dikenal dengan trimester pertama.
Maka tak heran, kalau banyak calon ibu yang cemas dan ingin mengetahui apa penyebab utama terjadinya keguguran. Pasalnya, tidak mudah untuk menentukan penyebab keguguran secara pasti. Namun dalam beberapa kasus yang sering terjadi, ada penyebab keguguran yang bisa kamu waspadai.
Berikut ini Liputan6.com, Rabu (17/7/2019) telah merangkum dari berbagai sumber beberapa penyebab keguguran yang bisa kamu waspadai dilengkapi dengan cara mengatasinya.
Ciri-ciri Umum Keguguran
Ciri utama keguguran adalah keluarnya darah vagina saat usia kandungan masih muda, baik dalam bentuk bercak-bercak atau mengalir. Gejala ini bisa disertai dengan nyeri atau kram perut, dan nyeri punggung bagian bawah. Tak hanya darah, cairan kental atau gumpalan jaringan juga dapat ikut keluar.
Tanda-tanda kekguguran setiap perempuan hamil berbeda-beda, sesuai dengan tahapan dari keguguran tersebut seperti:
- Keguguran yang tidak bisa dihindari
Ini merupakan janin yang belur keluar dari kandungan, ibu hamil sudah mengalami perdarahan dan pembukaan jalan lahir atau serviks.
- Keguguran tidak lengkap
Ini merupakan tahapan keguguran yang tidak bisa dihindari, dimana jaringan janin sudah keluar tetapi hanya sebagian.
- Keguguran lengkap
Ini biasanya dikatakan abortus komplit, dimana seluruh jaringan janin sudah keluar dari rahim.
Advertisement
Penyebab Keguguran yang Umum Terjadi
Kelainan Kromosom
Kromosom merupakan unit pembentuk DNA, dimana materi yang mengatur struktur genetik. Pada masa pembuahan dan awal kehamilan, dapat terjadi berbagai kelainan kromosom, misalnya jumlah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Kelainan kromosom ini juga umumnya menyebabkan janin gagal berkembang hingga terjadi keguguran.
Untuk mengatasi penyebab keguguran ini, apabila kamu baru pertama kali mengalami keguguran, maka bersabarlah. Karena masih ada peluang bagi kamu untuk hamil lagi dan melahirkan bayi yang sehat. Tetapi, apabila kamu mengalami keguguran lagi, kamu perlu mempertimbangkan untuk melakukan tes kromosom.
Kelainan Rahim dan Insufisiensi Serviks
Bila kamu memiliki kondisi uterus septa, keguguran juga sangat mungkin terjadi. Uterus septa sendiri merupakan kondisi rahim perempuan dibagi oleh dinding otot atau jaringan ikat fibrosa (septum). Disini septum bahkan dapat memanjang hingga ke dalam rahim (septum parsial) atau leher rahim (septum lengkap). Umunya, septum parsial lebih sering terjadi daripada septum lengkap.
Penyebab keguguran yang satu ini bisa terjadi karena embrio tak ditanamkan, ataupun jika berhasil ditanamkan embrio tak bisa bertahan hidup. Selain itu, apabila serviks kamu lemah atau tidak kompeten juga merupakan masalah lain yang bisa menyebabkan keguguran, karena menjelang akhir trimester pertama, janin tumbuh cukup besar sehingga menjadikan serviks membesar. Nah, apabila serviks melemah, ia tidak dapat menahan janin.
Untuk mengatasi penyebab keguguran satu ini, kondisi uterus septa bisa dikoreksi dengan operasi. Jika kamu memiliki insufisiensi atau inkompetensi serviks, nantinya dokter akan menjahit serviks untuk membuatnya terus tertutup. Prosedur ini dinamakan cerclage. Selanjutnya kamu juga akan butuh istirahat yang cukup atau rawat inap.
Penyebab Keguguran yang Umum Terjadi
Gangguan Sistem Endokrin
Penyebab keguguran selanjutnya adalah adanya gangguan sistem endokrin. Beberapa kondisi yang banyak terjadi antara lain adalah kondisi Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), diabetes mellitus, gangguan hormone tiroid, hiperprolaktinemia, dan luteal phase defect (LPD).
Pada kondisi LPD, progesterone tidak cukup diproduksi, sehingga implantansi tidak dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini menyebabkan perempuan mudah kehilangan janinnya. Selain itu, gangguan hormone tiroid dan masalah resistensi insulin juga bisa mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko keguguran apabila tidak diterapai sejak dini.
Nah, untuk mengatasi penyebab keguguran ini, kamu memerlukan perubahan gaya hidup yang lebih baik. Kondisi tiroid atau PCOS biasanya bisa diperbaiki dengan mengonsumsi obat-obatan.
Infeksi
Pada perempuan hamil, tak heran apabila sering mengalami kondisi infeksi virus herpes simpleks (HSV), TORCH, dan coxsackievirus yang menyebabkan keguguran. Terlebih pada perempuan yang memiliki sistem imun rendah, seperti pasien HIV, membuat infeksi bisa dengan mudah terjadi.
Untuk mengatasi penyebab keguguran ini, biasanya bisa ditasi dengan terapi antibiotik.
Gaya Hidup Tidak Sehat
Risiko keguguran juga semakin meningkat apabila seorang perempuan hamil di atas usia 35 tahum, pernah mengalami keguguran sebelumnya, merokok lebih dari 10 batang/hari, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang, mengalami infeksi serius, terpapar obat, radiasi, atau bahan kimia berbahaya, serta mengalami trauma pada perut.
Untuk mengatasi penyebab keguguran yang ini, kamu bisa menghentikan kebiasaan buruk sebelum merencanakan kehamilan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan peluang kehamilan yang lancar.
Advertisement
Cara Mencegah Terjadinya Keguguran
Memang, penyebab keguguran bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sehingga cukup sulit menentukan langkah-langkah spesifik yang perlu dilakukan untuk mencegah keguguran. Namun secara umum, ada beberapa cara mencegah keguguran yang bisa kamu lakukan, seperti:
- Menerapkan pola makan yang sehat dengan gizi seimbang, terutama meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat.
- Menjaga berat badan normal.
- Tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan tidak menyalahgunakan NAPZA.
- Menerima atau mendapatkan vaksin sesuai najuran dokter untuk mencegah penyakit infeksi.
- Menangani penyebab keguguran yang sudah terdeteksi, misalnya suntik obat pengencer darah bila mengalami sindrom antifosfolipid.