Liputan6.com, Jakarta Bengek adalah istilah yang merujuk kepada suatu kondisi, di mana saluran udara Anda menyempit dan membengkak sehingga menghasilkan lendir ekstra. Hal semacam ini tentu membuat seseorang sulit bernapas dan memicu batuk, hingga suara siulan (mengi) saat menghembuskan napas.
Bagi sebagian orang, asma atau bengek adalah gangguan kecil. Akan tetapi bagi yang lain hal ini menjadi masalah besar, yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menyebabkan serangan asma yang mengancam jiwa. Asma tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya dapat dikontrol.
Advertisement
Bengek adalah kondisi di mana seseorang sulit bernapas secara normal. Bengek dapat terjadi sebagai gejala sendiri atau sebagai bagian dari kondisi medis yang mendasarinya, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Advertisement
Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai. Berikut ini gejala bengek yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/7/2023).
Gejala
Melansir dari laman Mayo Clinic, gejala bengek atau asma cukup bervariasi dari orang ke orang, beberapa diantaranya adalah :
- Sesak napas
- Sesak atau nyeri dada
- Mengi saat menghembuskan napas, yang merupakan tanda umum asma pada anak-anak
- Kesulitan tidur yang disebabkan oleh sesak napas, batuk atau mengi
- Serangan batuk atau mengi yang diperparah oleh virus pernapasan, seperti pilek atau flu
Tanda-tanda bahwa asma Anda mungkin memburuk meliputi:
- Meningkatkan kesulitan bernapas, yang diukur dengan alat yang digunakan untuk memeriksa seberapa baik paru-paru Anda bekerja (pengukur aliran puncak).
- Kebutuhan untuk menggunakan inhaler sebagai bantuan cepat.
Bagi sebagian orang, tanda dan gejala asma muncul dalam situasi tertentu:
- Asma akibat olahraga, yang mungkin lebih buruk saat udara dingin dan kering.
- Asma akibat kerja, dipicu oleh iritan di tempat kerja seperti asap kimia, gas, atau debu.
- Asma akibat alergi, dipicu oleh zat yang terbawa udara, seperti serbuk sari, spora jamur, kotoran kecoa, atau partikel kulit dan air liur kering, yang ditumpahkan oleh hewan peliharaan (bulu hewan peliharaan).
Advertisement
Penyebab
Menurut sebuah studi tahun 2020, yang dilansir dari laman Medical News Today, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan bengek diantaranya:
Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan asma atau bengek. Jika ada riwayat keluarga dengan asma, risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini meningkat. Beberapa gen yang terkait dengan respon imun, peradangan, dan fungsi saluran pernapasan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko genetik untuk asma. Namun, penting untuk diingat bahwa faktor genetik hanya merupakan salah satu komponen dalam risiko asma, dan faktor lingkungan juga berperan penting.
Reaksi Alergi
Alergi merupakan jenis asma yang paling umum di mana individu yang rentan, maka sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi secara berlebihan. Ketika alergen seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, atau jamur masuk ke saluran pernapasan, tubuh melepaskan zat kimia yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Akibatnya, saluran udara menjadi lebih sensitif dan menyebabkan gejala asma.
Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal dan paparan zat tertentu dapat mempengaruhi perkembangan dan eksaserbasi asma. Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu atau memperburuk gejala bengek meliputi:
- Debu, tungau debu, serbuk sari, jamur, dan bulu binatang adalah alergen umum yang dapat memicu reaksi asma.
- Polusi udara luar ruangan dan udara dalam ruangan, seperti asap kendaraan bermotor, asap industri, asap rokok, dan bahan kimia, dapat merangsang peradangan dan memperburuk gejala asma.
- Infeksi virus seperti pilek, flu, bronkitis, atau sinusitis dapat menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan dan memicu serangan asma pada individu yang rentan.
- Perubahan suhu, cuaca dingin, kelembapan tinggi, atau udara yang kering dapat mempengaruhi saluran pernapasan dan memicu gejala asma pada beberapa individu.
Stres
Stres emosional atau psikologis dapat mempengaruhi gejala bengek atau asma pada beberapa individu. Ketika seseorang mengalami tekanan atau stres, mekanisme stres dapat merangsang pelepasan zat kimia dalam tubuh yang dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan sensitivitas saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan gejala asma.
Cara Penanganan
Bengek atau yang dikenal dengan penyakit asma ini tidak dapat disembuhkan, tetapi ada beberapa perawatan yang tersedia. Perawatan yang paling umum adalah dengan menggunakan inhaler, yang mengantarkan obat langsung ke paru-paru. Inhaler dapat membantu mengendalikan penyakit dan memungkinkan penderita asma untuk menikmati kehidupan yang normal dan aktif.
Menggunakan inhaler bisa jadi sulit, terutama untuk anak-anak dan dalam situasi darurat. Sehingga menggunakan perangkat spacer, akan memudahkan penggunaan aerosol inhaler. Hal ini tentu membantu obat mencapai paru-paru dengan lebih mudah. Spacer adalah wadah plastik dengan corong atau masker di salah satu ujungnya dan lubang untuk penghirup di ujung lainnya. Selain cara ini, ada beberapa langkah lain yang bisa Anda lakukan diantaranya:
1. Evaluasi dan Diagnosis
Dokter akan melakukan evaluasi medis yang komprehensif, termasuk wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan tes fungsi pernapasan, untuk mendiagnosis asma dan menentukan tingkat keparahan. Berdasarkan diagnosis, dokter akan bekerja sama dengan Anda untuk mengembangkan rencana perawatan, yang disesuaikan dengan kebutuhan individu Anda. Ini akan mencakup penggunaan obat-obatan, pengaturan dosis, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
2. Obat-obatan Pengendalian Asma
Bronkodilator adalah obat yang digunakan untuk mengendurkan otot-otot saluran pernapasan, dan melebarkan saluran udara. Inhaler bronkodilator tersedia dalam dua jenis yaitu bronkodilator pendek yang memberikan bantuan cepat untuk meredakan gejala akut, dan bronkodilator panjang yang digunakan secara teratur untuk mengendalikan gejala jangka panjang.
Penting juga untuk mengenali faktor-faktor pemicu yang memicu gejala asma. Ini dapat meliputi alergen seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, atau makanan tertentu, serta faktor lingkungan seperti asap rokok, polusi udara, cuaca dingin, dan kelembapan tinggi. Setelah faktor pemicu teridentifikasi, upayakan untuk menghindarinya sebisa mungkin. Ini mungkin melibatkan menjaga kebersihan rumah, penggunaan penutup wajah atau masker ketika terpapar alergen atau polusi, dan menghindari lingkungan yang dapat memicu serangan.
Advertisement