Bacaan Doa Tahiyat Akhir Muhammadiyah, Ini Bedanya dengan Tahiyat NU

Tahiyat akhir Muhammadiyah ditambah doa memohon perlindungan dari siksa di akhirat, ini yang membedakan dengan NU.

oleh Laudia Tysara diperbarui 16 Sep 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 15:30 WIB
Warga Dubai Sholat Tahajud di Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadhan di Masjid Naif di Dubai (5/5/2021). Malam Lailatul Qadar di mana Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad. (AFP/Karim Sahib)

Liputan6.com, Jakarta - Doa tahiyat akhir adalah salah satu bacaan yang wajib dalam sholat. Baik sholat sunnah maupun wajib. Di dalamnya terkandung doa keselamatan, shalawat, dan permohonan perlindungan dari siksa di akhirat. Namun, perlu dicatat bahwa ada perbedaan dalam bacaan tahiyat akhir antara dua organisasi besar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam buku berjudul Menyelami Makna Bacaan Shalat yang ditulis oleh Fajar Kurnianto pada tahun 2015, dijelaskan bahwa tahiyat akhir dilakukan dalam posisi duduk tawarruk. Posisi ini melibatkan menempelkan sisi pantat kiri ke lantai, dengan kaki kiri ditempatkan di bawah dan mengeluarkan ke arah kanan. Bagian pangkal paha harus berada seperti dua mata kaki di atas dua otot, sementara jari-jari kaki kanan menekan ke tanah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bacaan tahiyat adalah bagian dari doa dalam sholat yang ditujukan untuk menghormati Allah SWT. Bacaan tahiyat juga mencakup doa untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, serta doa untuk hamba Allah yang saleh. Dalam tahiyat akhir Muhammadiyah dan NU, umat Islam mengucapkan segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan kepada Allah.

Lengkap kesaksian tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Agar lebih paham, berikut Liputan6.com ulas bacaan doa tahiyat akhir Muhammadiyah, disertai perbedaannya dengan tahiyat NU, Sabtu (16/9/2023).

Tahiyat Akhir Muhammadiyah

Melihat Hari Raya Idul Fitri di Berbagai Negara
Umat Muslim yang mengenakan masker untuk meredam penyebaran wabah virus corona melaksanakan sholat Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadhan di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (13/5/2021). (AP Photo / Kamran Jebreili)

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Artinya:

"Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan kebahagiaan-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)." (HR. Muslim No. 403).

"Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)." (HR. Bukhari No. 4797 dan Muslim No. 406, dari Ka'ab bin 'Ujroh).

Setelah membaca doa tahiyat akhir, umat Islam hendaknya melanjutkan dengan melafalkan doa berikut ini sebelum salam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُدِ الْآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذُ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Artinya:

"Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: (1) siksa neraka jahannam, (2) siksa kubur, (4) penyimpangan ketika hidup dan mati, (5) kejelekan Al Masih Ad Dajjal." (HR. Muslim No. 588).

Doa yang diajarkan oleh Nabi SAW disebutkan dalam riwayat lain, berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Artinya:

“Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal." (HR. Muslim No. 588).

Perbedaan Tahiyat Akhir Muhammadiyah dan NU

Suasana Hari Raya Idul Fitri 1443 H di Berbagai Negara
Umat Muslim melaksanakan sholat Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan di Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh pada 2 Mei 2022. (AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN)

Tahiyat akhir adalah salah satu doa yang diucapkan umat Islam dalam sholat, namun terdapat perbedaan dalam bacaannya antara Muhammadiyah dan NU.

Berikut adalah bacaan tahiyat akhir Muhammadiyah:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Sementara itu, bacaan tahiyat akhir versi NU adalah:

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Perbedaan terletak pada frasa awal bacaan. Muhammadiyah memulainya dengan "التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ" sementara NU memulainya dengan "اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ". Meskipun perbedaan ini kecil dalam kata-kata, namun memiliki makna yang mirip.

Bagi Muhammadiyah, lebih menekankan pada segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan yang ditujukan kepada Allah, sedangkan NU langsung memulai dengan meminta shalawat kepada Nabi Muhammad.

Selain itu, tahiyat akhir Muhammadiyah ditambah dengan doa memohon perlindungan dari siksa di akhirat. Ini yang membedakan tahiyat akhir Muhammadiyah dengan NU.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya