Tashil Adalah Membaca antara Hamzah dan Alif, Pahami dari Contohnya

Tashil adalah mengeluarkan suara atau membunyikan antara hamzah dan alif.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 26 Sep 2023, 20:05 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2023, 20:05 WIB
Tashil Adalah Membaca antara Hamzah dan Alif, Pahami dari Contohnya
Ilustrasi kitab suci, Islam, Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Tashil adalah salah satu hukum bacaan gharib yang penting diketahui oleh umat Muslim. Hal ini agar saat membaca ayat-ayat Al-Qur’an benar dan sesuai maknanya. Lantas apa itu bacaan tashil dan bagaimana cara membacanya? 

Dalam Islam, bacaan tashil adalah antara tanda-tanda bacaan khusus yang ada di dalam al-Quran mashaf Utsmani. Tanda ini memiliki bentuk seperti bulat kubik dan hadir satu kali saja dalam Al-Qur’an.

Suara tashil yang dihasilkan saat mengaji adalah suara pertengahan di antara huruf alif (ا) dan huruf hamzah (ء). Agar lebih paham, anda perlu mengetahui contohnya dalam surat Al-Qur’an terlebih dahulu.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai bacaan tashil beserta cara membaca dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (26/9/2023).

Bacaan Tashil Adalah

Tashil Adalah Membaca antara Hamzah dan Alif, Pahami dari Contohnya
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Secara bahasa, bacaan tashil artinya mudah atau ringan. Sedangkan secara istilah, tashil adalah mengeluarkan suara atau membunyikan antara hamzah dan alif. Dengan demikian, tashil adalah meringankan ucapan dengan mengeluarkan suara antara hamzah dan alif.

Sedangkan dalam buku yang berjudul Panduan Dasar Tajwid: Metode An-Nuur (2017) karya Arif Budi Nurrofiq, yang menjelaskan bahwa tashil adalah meringankan bunyi hamzah yang kedua. Jadi apabila ada dua hamzah khoto’ (hamzah yang berdiri sendiri) bertemu dan berurutan pada 1 lafal bagi lisan Arab merasa berat melafalkannya sehingga diringankan.

Pernyataan yang berbeda dijelaskan dalam buku Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas IX (2021) oleh H. Aminudin, secara bahasa tashil mempunyai akar kata shahula yang artinya mudah. Adapun secara istilah (menurut ulama qurra’), tashil adalah upaya memindahkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara memindahlan harakat atau membuang huruf tertentu. Tujuannya adalah agar lafal tersebut tidak sukar diucapkan.

Cara Membaca Tashil dan Contohnya

Tashil Adalah Membaca antara Hamzah dan Alif, Pahami dari Contohnya
Ilustrasi Al-Qur'an (sumber: GR Stocks)

Tanda tashil adalah antara tanda-tanda bacaan khusus yang ada di dalam al-Quran mashaf Utsmani. Tanda ini memiliki bentuk seperti bulat kubik dan hadir satu kali saja dalam al-Quran. Suara tashil yang dihasilkan saat mengaji adalah suara pertengahan di antara huruf alif (ا) dan huruf hamzah (ء). Tashil dibaca dengan meringankan bacaan hamzah yang kedua. Agar lebih paham, berikut ini contoh bacaan tashil dalam surat Fassilat ayat 44, yang berbunyi:

وْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ

Arab-Latin: Walau ja'alnāhu qur`ānan a'jamiyyal laqālụ lau lā fuṣṣilat āyātuh, aha'jamiyyuw wa 'arabiyy, qul huwa lillażīna āmanụ hudaw wa syifā`, wallażīna lā yu`minụna fī āżānihim waqruw wa huwa 'alaihim 'amā, ulā`ika yunādauna mim makānim ba'īd.

Cara membaca penggalan ayat tersebut adalah hamzah pertama dilafalkan seperti hamzah biasa, namun pada hamzah kedua dilafalkan antara hamzah dan alif, yaitu seperti huruf ha’ namun samar. Sehingga penggalan ayat di atas kira-kira dibaca seperti “aha’jamiyyu”.

 

Hukum Bacaan Gharib yang Lainnya

Tashil Adalah Membaca antara Hamzah dan Alif, Pahami dari Contohnya
Ilustrasi muslim membaca Al-Qur'an. (Photo by Rachid Oucharia on Unsplash)

Selain tashil, ada beberapa hukum bacaan gharib yang perlu anda pelajari. Menurut bahasa, gharib berasal dari kata garaba yang artinya asing. Sedangkan menurut istilah, hukum bacaan gharib adalah bacaan yang tidak biasa di dalam Al-Qur’an karena samar, baik dari segi huruf, lafal, maupun maknanya. Tentu saja karena bacaan ini asing atau tidak biasanya, maka akan dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam membaca Al-Qur’an. Jadi, gharib sangatlah penting untuk dipelajari da diketahui sebagai bentuk adab dan tata krama dalam membaca Al-Qur’an.

Hukum bacaan gharib ada bermacam-macam, diantaranya imalah, isymam, tashil dan naql. Berikut ini penjelasannya:

1. Imalah

Jenis bacaan gharib yang pertama adalah Imalah. Imalah artinya memiringkan atau condong. Sedangkan menurut istilah, Imalah artinya memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya. Bacaan Imalah ini hanya ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Hud ayat 41, yang berbunyi:

وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Arab Latin: Wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majrohā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīm.

Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafadz “majroha” yang dibaca menjadi “majreha”.

2. Isymam

Jenis bacaan gharib yang kedua adalah Isymam. Cara membaca bacaan Isymam adalah dengan cara mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang dimajukan seperti saat mengucapkan huruf “U”. Bacaan Isymam ini ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Yusuf ayat 11, yang berbunyi:

قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَالَكَ لَا تَأْمَنَّ۫ا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِنَّا لَهٗ لَنَاصِحُوْنَ

Arab Latin: Qālụ yā abānā mā laka lā ta`mannā 'alā yụsufa wa innā lahụ lanāṣiḥụn.

Di dalamnya terdapat lafadz “laa ta’manna”, namun karena lafadz aslinya adalah “laa ta’manuna” maka lafadz ‘nu’ tidak perlu dibaca tapi diisyaratkan dengan memajukan mulut.

3. Naql

Jenis bacaan gharib yang selanjutnya adalah Naql. Secara bahasa kata Naql artinya memindah. Sedangkan menurut istilah Naql artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya. Dalam Al-Qur’an hanya ada satu bacaan Naql, yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11, yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Arab Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn.

Pada pertengahan ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam. Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafadz sebelumnya. Sehingga bacaannya bukan “bi’sal ismu” tetapi menjadi “bi’salismu”.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya