Apa yang Dimaksud Dengan Argumentasi? Pahami Struktur dan Jenisnya

Apa yang dimaksud dengan argumentasi dapat dituangkan dalam bentuk teks maupun diucapkan secara lisan.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 28 Sep 2023, 10:55 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2023, 10:55 WIB
Ilustrasi debat, diskusi.
Ilustrasi debat, diskusi. (Photo created by katemangostar on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Apa yang dimaksud dengan argumentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi antar individu. Argumentasi melibatkan penggunaan bukti, logika, dan alasan yang kuat untuk mendukung posisi atau klaim yang diajukan oleh seseorang. Tujuannya adalah untuk mengubah pandangan atau keyakinan orang lain atau untuk memperkuat pandangan kita sendiri.

Apa yang dimaksud dengan argumentasi dapat dituangkan dalam bentuk teks maupun diucapkan secara lisan. Kemampuan untuk melakukan argumentasi yang baik adalah keterampilan yang penting dalam berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain.

Bagian penting dari argumentasi adalah bagaimana menanggapi argumen yang mungkin diajukan oleh pihak lain yang berbeda pendapat. Menampilkan bukti yang relevan dapat memperkuat argumentasi dan menunjukkan pemahaman yang baik tentang masalah yang diperdebatkan. Berikut ulasan tentang apa yang dimaksud dengan argumentasi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (28/9/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Memahami Argumentasi Sebagai Bentuk Komunikasi

Ilustrasi menulis, teks argumentasi
Ilustrasi menulis, teks argumentasi. (Foto oleh Ketut Subiyanto: https://www.pexels.com/id-id/foto/laptop-buku-catatan-perempuan-tempat-tidur-4132345/)

Argumentasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “to argue” yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan dengan tujuan untuk meyakinkan. Argumentasi adalah sebuah proses yang melibatkan pengajuan dan pembelaan suatu pendapat atau kesimpulan tertentu. 

Hal ini dilakukan dengan menggunakan bukti atau dalil yang dianggap valid dan memiliki alasan yang kuat. Tujuan utama dari argumentasi adalah untuk meyakinkan orang lain, baik pembaca maupun pendengar, bahwa pendapat atau kesimpulan yang diajukan oleh seseorang adalah benar atau valid.

Apa yang dimaksud dengan argumentasi juga sering disebut sebagai "hujahan”. Proses argumentasi sering terlihat dalam teks-teks tertulis seperti esai, artikel, atau pidato, di mana penulis atau pembicara berusaha untuk membujuk dan mempengaruhi audiensnya. Untuk mencapai tujuan ini, penulis atau pembicara perlu menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang kuat untuk mendukung pendapat atau klaim yang mereka ajukan. 

Argumentasi sering digunakan untuk menghadapi keyakinan atau pandangan pembaca yang mungkin berbeda. Dalam hal ini, penulis berusaha untuk menghadirkan alternatif baru atau sudut pandang yang berbeda dari apa yang dipercayai pembaca sebelumnya. Untuk mendukung argumen yang menentang (CONS), penulis perlu menyajikan bukti-bukti pendukung yang akurat.

Secara umum, argumentasi merupakan keterampilan komunikasi yang penting dalam berbagai konteks, seperti debat, penulisan ilmiah, presentasi, serta dalam berdiskusi sehari-hari. Kemampuan untuk mengembangkan argumen yang kuat dan meyakinkan adalah kunci dalam memengaruhi pendapat orang lain dan membuka pintu untuk dialog yang efektif.


Pengertian Argumentasi dalam Ilmu Filsafat

Ilustrasi Pemikiran Filsafat
Ilustrasi Pemikiran Filsafat (Raimund Feher/Pixabay)

Dalam ilmu filsafat, apa yang dimaksud dengan argumentasi memiliki makna yang sedikit berbeda. Dalam konteks filsafat, sebuah argumen adalah suatu rangkaian premis (proposisi yang dianggap benar atau diterima sebagai dasar) yang digunakan untuk mencapai suatu kesimpulan. 

Setiap argumen harus memiliki premis yang kuat dan valid agar kesimpulannya dianggap kuat dan valid pula. Berikut contohnya,

Premis 1: "Semua manusia adalah makhluk rasional."

Premis 2: "Socrates adalah manusia."

Kesimpulan: "Socrates adalah makhluk rasional." 

Dalam argumen ini, premis 1 dan premis 2 digunakan untuk mencapai kesimpulan yang logis (Kesimpulan).  Menurut pandangan ilmu filsafat, argumen yang kuat adalah argumen yang memiliki premis-premis yang benar dan kesimpulan yang mengikuti secara logis dari premis-premis tersebut. 

Dengan begitu meskipun pengertian dasar argumentasi serupa dalam konteks umum dan dalam ilmu filsafat, terdapat perbedaan diantara keduanya. Dalam sudut pandang filsafat argumen lebih fokus pada konstruksi yang logis dan valid untuk mencapai kesimpulan yang benar. Sementara dalam penggunaan umum, argumentasi mencakup lebih banyak aspek dalam upaya untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain.


Struktur Argumentasi

Pengertian Kalimat Efektif Menurut Para Ahli
Ilustrasi menulis Argumentasi Credit: pexels.com/Dean

Struktur argumentasi adalah kerangka dasar yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan argumen dengan cara yang logis dan sistematis. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai komponen-komponen argumentasi:

1. Tujuan Argumentasi

Tujuan argumentasi adalah alasan mengapa penulis atau pembicara menyajikan argumen tersebut. Tujuan ini dapat bervariasi, seperti untuk mempersuasi pembaca, meyakinkan mereka tentang suatu ide atau pendapat tertentu, atau bahkan untuk memberikan informasi objektif. Pengetahuan tentang tujuan argumentasi membantu pembaca untuk memahami niat penulis dan menginterpretasikan argumen dengan benar.

2. Premis

Premis adalah dasar argumen yang berisi fakta atau asumsi yang dianggap benar. Premis ini adalah dasar yang digunakan untuk membentuk kesimpulan. Penting untuk memastikan bahwa premis-premis yang digunakan dalam argumentasi adalah valid dan dapat dipercaya.

3. Hipotesis

Hipotesis adalah kemungkinan yang diajukan berdasarkan premis yang ada, dan biasanya diuji untuk memvalidasi premis tersebut. Ini adalah langkah penting dalam argumentasi yang melibatkan eksperimen atau pengujian hipotesis untuk membuktikan atau membantah klaim yang diajukan.

4. Kesimpulan

Kesimpulan adalah hasil akhir dari proses argumentasi. Ini adalah pernyataan atau pendapat yang dihasilkan dari premis dan hipotesis yang telah diuji. Kesimpulan ini seharusnya mengikuti secara logis dari premis-premis yang telah diajukan.

5. Contoh

Contoh adalah ilustrasi atau bukti konkret yang digunakan untuk mendukung premis dan hipotesis. Mereka membantu dalam memvisualisasikan bagaimana konsep-konsep tersebut berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang kuat dapat memperkuat argumentasi secara signifikan.

6. Counterargument

Counterargument adalah argumen yang menentang argumen utama yang disajikan. Ini menunjukkan bahwa ada sudut pandang alternatif yang harus dipertimbangkan. Memasukkan counterargument dalam argumentasi menunjukkan kejujuran dan pemikiran yang matang dalam proses argumentasi.

7. Rebuttal

Rebuttal adalah respon atau tanggapan terhadap counterargument. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa argumentasi yang disajikan lebih kuat daripada counterargument tersebut. Rebuttal yang efektif dapat memperkuat argumentasi keseluruhan.


Jenis-jenis Argumentasi

Ilustrasi debat, diskusi
Ilustrasi debat, diskusi, adu argumen (Photo created by pressfoto on www.freepik.com)

Setiap jenis argumentasi memiliki pendekatan dan tujuan yang berbeda, dan pemilihan jenis argumentasi yang tepat tergantung pada konteks dan tujuan komunikasi yang ingin dicapai oleh penulis atau pembicara. Berikut jenis-jenis argumentasi.

1. Argumentasi Logis 

Argumentasi logis didasarkan pada fakta-fakta dan data yang dapat diverifikasi. Tujuan dari jenis argumentasi ini adalah untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pendapat dengan menggunakan pendekatan yang rasional dan objektif. Argumentasi logis cenderung mengandalkan bukti empiris dan logika yang kuat.

2. Argumentasi Emosional

Argumentasi emosional berfokus pada penggunaan perasaan dan emosi untuk memengaruhi pendapat orang lain. Tujuannya adalah untuk memanipulasi emosi audiens dengan harapan bahwa mereka akan merasa terhubung secara emosional dengan argumen tersebut. Argumentasi ini mungkin tidak selalu didasarkan pada fakta atau logika yang kuat, tetapi lebih pada upaya untuk membangkitkan reaksi emosional.

3. Argumentasi Etis

Argumentasi etis berdasarkan pada nilai-nilai moral yang diyakini oleh seseorang. Penulis atau pembicara menggunakan prinsip-prinsip moral atau etika untuk mempengaruhi pendapat orang lain. Argumentasi ini mencoba untuk meyakinkan orang lain dengan merujuk pada apa yang dianggap benar atau baik menurut norma-norma sosial atau agama.

4. Argumentasi Kontras

Argumentasi kontras melibatkan perbandingan dua sisi yang berbeda dari suatu masalah atau topik. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada orang lain tentang perdebatan atau situasi yang kompleks. Dengan membandingkan pro dan kontra, argumentasi ini membantu orang lain dalam membuat keputusan yang lebih informasional.

5. Argumentasi Persuasif

Argumentasi persuasif bertujuan untuk mempengaruhi pendapat orang lain dengan cara yang membujuk atau mengajak mereka untuk setuju dengan pendapat penulis atau pembicara. Ini sering dilakukan dengan menggunakan retorika yang kuat, penggunaan kata-kata yang meyakinkan, dan teknik persuasif lainnya.

6. Argumentasi Eksposisi

Argumentasi eksposisi adalah jenis argumentasi yang bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan terorganisir tentang suatu masalah atau topik. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang lain tentang subjek tersebut. Argumentasi eksposisi sering kali digunakan dalam penulisan ilmiah atau pendidikan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya