Kata Baku 'Bis' yang Benar, Ketahui Asal Kata dan Ejaan yang Sesuai Kaidah

Kata baku bis yang benar untuk transportasi umum adalah "bus", bukan "bis".

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 19 Jan 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 09:00 WIB
FOTO: Menjajal Bus Listrik Transjakarta saat PPKM Level 1
Bus listrik Transjakarta melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (4/11/2021). Layanan uji coba bus listrik Transjakarta berpelanggan rute Blok M-Balai Kota beroperasi lebih awal mulai pukul 05.00-21.30 WIB. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Penutur bahasa Indonesia sering kali melakukan kesalahan dalam ejaan kata, termasuk dalam penggunaan kata baku. Salah satu contohnya adalah saat menuliskan kata "bis" yang merujuk pada transportasi umum. Kesalahan ini sering terjadi karena kebingungan dalam menentukan ejaan yang benar serta kurangnya pemahaman terhadap aturan ejaan yang berlaku.

Sebagian besar orang mungkin tidak menyadari bahwa "bis" merupakan kesalahan ejaan, karena ditulis berdasarkan bagaimana kata tersebut dilafalkan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui asal kata dan ejaan yang sesuai kaidah agar dapat menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.

Dengan mengetahui ejaan yang benar, penutur bahasa Indonesia dapat meningkatkan kualitas tulisan mereka dan mendukung upaya melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lalu apa kata baku 'bis' yang benar? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengertian Kata Baku

Kata baku adalah kata yang memiliki ejaan dan penulisan yang sesuai dengan kaidah yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa, baik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maupun dalam ejaan yang disempurnakan. Penggunaan kata baku penting untuk menjaga keseragaman ejaan kata dalam bahasa Indonesia, sehingga memudahkan pemahaman dan pembelajaran bagi semua orang.

Penggunaan kata baku sangat diperlukan dalam karya ilmiah, tulisan formal, dan juga percakapan sehari-hari. Dalam karya ilmiah, penggunaan kata baku menjaga tata bahasa yang benar dan konsisten, sehingga memperkuat kepercayaan diri penulis dan pembaca terhadap isi karya ilmiah tersebut. Di situasi formal, penggunaan kata baku menunjukkan kesopanan dan kecerdasan berbahasa, sehingga mencerminkan tingkat pendidikan dan budaya seseorang.

Dalam hal penggunaan kata baku, semua orang disarankan untuk memeriksa KBBI atau kamus resmi lainnya untuk memastikan ejaan yang benar. Contohnya, "praktek" seharusnya dieja sebagai "praktik" sesuai dengan ejaan kata baku yang ditetapkan.


Fungsi Kata Baku

Halte Transjakarta Harmoni Direlokasi Sementara
Bus melintasi Halte Transjakarta Harmoni yang ditutup, Jakarta, Kamis (9/3/2023). Halte Sentral Transjakarta Harmoni direlokasi sementara sejak 4 Maret 2023. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kata baku sangat penting dalam bahasa Indonesia, terutama dalam karya ilmiah dan situasi formal. Fungsi kata baku adalah menjaga tata bahasa yang benar dan konsisten. Dalam karya ilmiah, penggunaan kata baku memperkuat kepercayaan diri penulis dan pembaca terhadap isi karya ilmiah tersebut. Di situasi formal, penggunaan kata baku menunjukkan kesopanan dan kecerdasan berbahasa, mencerminkan tingkat pendidikan dan budaya seseorang.

Penting untuk selalu memeriksa KBBI atau kamus resmi lainnya untuk memastikan ejaan yang benar. Contohnya, kata "praktek" seharusnya dieja "praktik," sesuai dengan ketentuan ejaan yang berlaku. Dengan memahami dan menerapkan penggunaan kata baku dengan benar, kita dapat memperkaya dan melestarikan bahasa Indonesia.

Melalui pemahaman ini, kita juga dapat menghindari kesalahan dalam penggunaan kata baku dan memperkaya kosakata kita. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku serta menerapkannya secara konsisten dalam berbagai situasi. Dengan begitu, kita akan dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan menghormati nilai kebudayaan serta kecerdasan berbahasa.


Ciri-Ciri Kata Baku

Halte Gelora Bung Karno Beroperasi Kembali
Bus Transjakarta berhenti di Halte Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (18/8/2022). PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) kembali mengoperasikan Halte Gelora Bung Karno (GBK) setelah rampung direvitalisasi. Halte GBK efektif melayani pelanggan bertepatan di HUT Ke-77 RI pada Rabu, 17 Agustus 2022 kemarin. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari bentuk tidak baku. Berikut adalah beberapa ciri-ciri kata baku:

  1. Sesuai dengan Kaidah Tata Bahasa: Kata baku sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku. Bentuk kata ini mengikuti norma dan kaidah bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh lembaga bahasa.
  2. Diterima oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Kata baku diakui dan diterima oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa). Badan ini bertanggung jawab menetapkan kaidah bahasa dan mengakui bentuk kata yang dianggap baku.
  3. Digunakan dalam Tulisan Resmi: Bentuk kata baku umumnya digunakan dalam tulisan resmi seperti surat-menyurat, dokumen formal, atau karya sastra. Penggunaan kata baku dianggap lebih sesuai untuk menjaga keformalan dan kejelasan komunikasi.
  4. Mengalami Perkembangan Secara Stabil: Kata baku cenderung mengalami perubahan secara stabil dan lebih lambat dibandingkan dengan bentuk tidak baku. Perubahan terhadap kata baku biasanya melalui proses yang lebih terkontrol dan resmi.
  5. Dikenal secara Luas oleh Masyarakat: Kata baku dikenal oleh masyarakat luas dan umumnya lebih diterima dalam percakapan formal maupun informal. Penggunaan kata baku membantu menjaga keseragaman dan kejelasan komunikasi.
  6. Terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia: Kata baku umumnya tercantum dalam kamus-kamus bahasa Indonesia sebagai bentuk yang diakui dan diterima secara resmi.

Kata Baku 'Bis' yang Benar Adalah Bus

Kemenhub memperluas program Buy The Service (BTS) Teman Bus ke Jawa Barat. Mulai 27 Desember 2021, kehadiran bus yang dinamai Trans Metro Pasundang ini akan melayani masyarakat Bandung dan sekitarnya. (Dok Kemenhub)
Kemenhub memperluas program Buy The Service (BTS) Teman Bus ke Jawa Barat. Mulai 27 Desember 2021, kehadiran bus yang dinamai Trans Metro Pasundang ini akan melayani masyarakat Bandung dan sekitarnya. (Dok Kemenhub)

Kata baku yang benar untuk transportasi umum adalah "bus", bukan "bis". Meskipun banyak masyarakat Indonesia yang menuliskannya sebagai "bis" karena adanya kebiasaan pelafalan yang umum, menurut KBBI ejaan yang tepat adalah "bus".

Asal kata "bus" dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Perancis, yaitu dari kata "omnibus" yang berarti "untuk semua" atau "kendaraan untuk rakyat". Nama ini berasal dari layanan transportasi massal yang dimulai pada tahun 1823 oleh seorang pengusaha Prancis bernama Stanislas Baudry di Nantes. Penggunaan EYD dalam menuliskan kata-kata dari bahasa asing adalah dengan mempertahankan ejaan dan pelafalan yang sesuai dengan aslinya, seperti "bus" yang berasal dari bahasa Perancis.

Sebagai informasi tambahan, penulisan kata benda dari bahasa asing yang sudah lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, seperti "bus", sebaiknya tetap mengikuti aturan EYD agar keseragaman penulisan tetap terjaga. Jadi, alangkah baiknya jika kita menggunakan ejaan yang benar yaitu "bus" untuk kata baku yang mengacu pada transportasi umum tersebut.


Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Buy The Service (BTS) Teman Bus
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam waktu dekat akan memberlakukan tarif khusus bagi penumpang Buy The Service (BTS) Teman Bus di 10 kota. (Dok. Kemenhub)

Kata Baku - Kata Tidak Baku

1. Abjad (Baku) - Abjat (Tidak Baku), kumpulan huruf (aksara) berdasarkan urutan yang lazim dalam bahasa tertentu (Artinya).

2. Advokat -Adpokat, ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat atau pembela perkara dalam pengadilan.

3. Afdal - Afdol, lebih baik; lebih utama.

4. Akhirat - Akherat, alam setelah kehidupan di dunia; alam baka.

5. Aktif - Aktip, giat (bekerja, berusaha).

6. Aktivitas - Aktifitas, keaktifan; kegiatan.

7. Ambeien - Ambeyen, puru sembilik; wasir.

8. Andal - Handal, dapat dipercaya.

9. Apotek - Apotik, toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.

10. Asas - Azas, dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat).

11. Astronaut - Astronot, awak pesawat ruang angkasa; kosmonaut; antariksawan.

12. Atlet - Atlit, olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).

13. Batalion - Batalyon, kesatuan tentara yang merupakan bagian dari resimen (300—1.000 orang).

14. Baterai - Batere, alat untuk menghimpun dan membangkitkan aliran listrik.

15. Becermin - Bercermin, melihat muka atau diri sendiri dalam cermin (air dan sebagainya).

16. Blanko - Blangko, formulir cek yang telah ditandatangani oleh penarik tanpa dicantumkan jumlah uang yang harus dibayar.

17. Bus - Bis, kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat penumpang banyak.

18. Cabai - Cabe, tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecokelat-cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji yang pedas rasanya.

19. Capai - Capek.

20. Cedera - Cidera, artinya perselisihan; pertengkaran.

21. Desain - Desaign, kerangka bentuk; rancangan.

22. Detail - Detil, bagian yang kecil-kecil (yang sangat terperinci).

23. Detergen - Deterjen, bahan pembersih pakaian (seperti sabun yang tidak dibuat dari lemak atau soda dan berupa tepung atau cairan).

24. Diagnosis - Diagnosa, penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.

25. Efektif - Efektip, ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya).

26. Efektivitas - Efektifitas, keefektifan.

27. Ekstrakurikuler - Ekstrakulikuler, berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum.

28. Elite - Elit, orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok.

29. Esai - Esei, karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

30. Fondasi - Pondasi, dasar bangunan yang kuat, biasanya (terdapat) di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan; fundamen.

31. Frasa - Frase, gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.

32. Foto - Photo, potret, gambaran.

33. Geladi - Gladi, berlatih.

34. Gizi -Giji, zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan.

35. Gua - Goa, liang (lubang) besar (pada kaki gunung dan sebagainya).

36. Gubuk - Gubug, rumah kecil (biasanya yang kurang baik dan bersifat sementara).

37. Hektare - Hektar, satuan ukuran luas 10.000 m2 atau 100 are (disingkat ha).

38. Hierarki - Hirarki, urutan tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat kedudukan).

39. Higienis - Higenis, berkenaan dengan atau sesuai dengan ilmu kesehatan.

40. Ijazah - Ijasah, surat tanda tamat belajar.

41. Ikhlas - Ihlas, bersih hati; tulus hati.

42. Imbau - Himbau, memanggil; menyebut nama orang.

43. Indera - Indra, alat untuk merasa, mencium bau. mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri (intuitif).

44. Insaf - Insyaf, sadar (akan); mengerti benar (akan); yakin benar (akan).

45. Isap - Hisap, memasukkan (menarik ke dalam) dengan kekuatan hawa.

46. Istri - Isteri, wanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami.

47. Izin - Ijin, pernyataan mengabulkan (tidak melarang dan sebagainya); per-setujuan membolehkan.

48. Intelijen - Intelejen, orang yang bertugas mencari (meng-amat-amati) seseorang; dinas rahasia.

49. Interogasi - Interograsi, pertanyaan, pemeriksaan terhadap seseorang melalui pertanyaan lisan yang bersistem

50. Jagat - Jagad, bumi; dunia; alam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya