Millennial VS Gen Z, Berikut Perbedaan Antara Keduanya

Millennial vs Gen Z menjadi topik yang belakangan banyak dibahas karena perbedaan-perbedaan antara keduanya .

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 24 Jan 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 13:45 WIB
[Bintang] Generasi millenial
Ilustrasi generasi millenials. (via sheownsit.com)

Liputan6.com, Jakarta Meski merupakan muncul secara paralel, Millennial  dan Gen Z merupakan dua generasi dengan karakteristik yang berbeda. Gen Z lahir antara tahun 1996 sampai 2012, dan generasi Milennial lahir antara tahun 1981 sampai 1996. Millennial vs Gen Z menjadi topik yang belakangan banyak dibahas karena perbedaan-perbedaan antara keduanya.

Pada tahun 2024, generasi Milennial yang tertua telah memasuki usia 41 tahun. Hal ini menandakan bahwa mereka telah menjalani kehidupan dewasa untuk waktu yang cukup lama. Sementara itu, Gen Z saat ini tengah memasuki usia dewasa muda, dengan yang tertua dari generasi ini kini berada di usia akhir 20-an, sedangkan sebagian besar masih berada di usia remaja atau bahkan lebih muda. 

Pembahasan Millennial vs Gen Z  terjadi dalam berbagai konteks. Mulai cara kedua generasi ini menghadapi berbagai masalah kehidupan, hingga kontribusinya pada perubahan yang terjadi di dunia. Berikut ulsan lebih lanjut tentang Millennial vs Gen Z yang Liputan6.com Rangkum dari berbagai sumber, Rabu (24/1/2024).

Millennial vs Gen Z: Cara Mereka Melihat Perbedaan

Ilustrasi generasi muda
Ilustrasi generasi muda (Dok.Unsplash/ Ali Yahya)

Generasi Milennial dan Gen Z menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam cara mereka menghadapi dan merangkul keberagaman, terutama dalam konteks gender. Dilansir dari laman playinnovation.com.au, kedua generasi ini memiliki perspektif yang berbeda terhadap konsep keberagaman, dan perbedaan ini mencerminkan evolusi nilai dan pandangan dalam masyarakat modern.

Gen Z terlihat lebih terbuka terhadap keberagaman, khususnya terkait dengan konsep gender. Mereka tidak hanya merangkul keberagaman secara umum, tetapi juga lebih menerima dan memahami konsep fluiditas gender. Sebuah laporan tentang Tren Budaya dari Endeavour Global Marketing menyatakan bahwa pada tahun 2019, konsep kecantikan yang mengakomodasi fluiditas gender mencapai "titik puncak," memberikan peluang baru untuk pengembangan produk yang kurang terikat pada kategori gender tertentu.

Gen Z menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap produk yang tidak terpaku pada stereotip gender tradisional. Mereka menerima dan mengapresiasi keberagaman dalam identitas gender, menciptakan peluang bagi inovasi dalam produk-produk yang lebih netral gender atau bersifat inklusif. Dalam hal ini, Gen Z menjadi penggerak untuk meruntuhkan batasan-batasan gender dalam konsep kecantikan dan produk lainnya.

Sementara itu, generasi Milennial, meskipun juga memiliki sikap positif terhadap keberagaman, mungkin tidak sebanyak Gen Z dalam merangkul konsep fluiditas gender. Perbedaan pandangan ini bisa mencerminkan perbedaan evolusi budaya dan nilai-nilai seiring berjalannya waktu.

Perbedaan ini mencerminkan pergeseran nilai-nilai masyarakat dan cara pandang terhadap keberagaman, khususnya dalam hal konsep gender. Gen Z terlihat lebih progresif dalam mendukung kebebasan berekspresi gender dan merangkul perubahan dalam industri produk yang semakin inklusif dan netral gender. Perbedaan ini menciptakan peluang untuk inovasi dan pengembangan produk yang lebih sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat modern.

Millennial vs Gen Z: Pengaruh Perkembangan Teknologi

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Dilansir dari greekreporter.com, generasi Milennial yang lahir antara tahun 1982 dan 2000 merupakan saksi perubahan teknologi yang signifikan. Mereka mengalami ledakan teknologi, termasuk komersialisasi internet, pengenalan laptop, iPhone, dan iPod, serta munculnya platform media sosial awal seperti Facebook dan MySpace. Pada saat Milennial mencapai usia empat puluh tahun, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.

Di sisi lain Gen Z yang lahir setelahnya, memiliki latar belakang teknologi yang berbeda. Mereka tidak mengalami kehidupan sebelum internet atau media sosial meledak, dan pengalaman mereka terdefinisi oleh perpecahan dunia, ketidakstabilan sosial, pandemi global, kejatuhan pasar, dan dominasi platform seperti TikTok.

Perbedaan latar belakang ini menciptakan dua kelompok yang beradaptasi dengan teknologi dalam cara yang berbeda. Milennial mengalami evolusi teknologi, sementara Gen Z dikenal sebagai "Tech Natives" karena mereka tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya terjalin dengan teknologi.

Keterampilan teknologi yang dimiliki Gen Z membuat mereka mampu mengoperasikannya tanpa banyak bimbingan. Tapi di sisi lain, mereka juga menghadapi tantangan konsentrasi akibat pengaruh smartphone dan tren media sosial. Kehadiran teknologi sejak lahir menciptakan tingkat ketergantungan yang tinggi pada perangkat elektronik, memengaruhi cara mereka berinteraksi, belajar, dan berkomunikasi.

Millennial mungkin lebih terbiasa dengan adaptasi terhadap perubahan teknologi karena mereka telah menyaksikan transformasi ini sepanjang hidup mereka. Mereka dapat memiliki keunggulan dalam memahami perkembangan teknologi secara lebih mendalam dan fleksibel dalam beradaptasi dengan inovasi baru.

Millennial vs Gen Z: Pandangan Hidup

Ilustrasi kehidupan
Ilustrasi kehidupan. (Photo by David Salamanca on Unsplash)

Masih dari greekreporter.com, Gen Z terlihat lebih realistis dalam pandangan hidup mereka dibandingkan dengan generasi Milennial. Milennial cenderung optimis berkat dorongan dari orang tua Baby Boomer yang mendukung, serta karena mereka lahir dan dibesarkan dalam kemakmuran dan peluang yang lebih besar. Sebaliknya, Gen Z cenderung lebih realistis terutama karena mereka tumbuh dalam keadaan yang relatif tidak stabil.

Harapan yang lebih tinggi juga menjadi ciri khas Gen Z. Milennial lahir di dunia di mana kehidupan sehari-hari mereka ditandai oleh internet dial-up dan penggunaan telepon yang hanya dapat menelepon dan mengirim pesan. Di sisi lain, Gen Z lahir di dunia yang dibanjiri teknologi. Teknologi yang pada awalnya dianggap menginspirasi dan inovatif oleh Milennial sekarang dianggap biasa oleh Gen Z.

Akibatnya, Gen Z memiliki harapan yang lebih tinggi dan tuntutan yang lebih besar terhadap dunia sekitarnya. Mereka mengharapkan segalanya berjalan cepat, dan jika tidak, mereka mungkin menganggap ada sesuatu yang salah. Mereka menginginkan bisnis, merek, dan pengecer untuk setia pada mereka, dan jika tidak merasa dihargai, mereka akan beralih ke opsi lain. Loyalitas mereka lebih terfokus pada bagaimana bisnis bersikap pada mereka daripada sebaliknya.

Privasi juga menjadi nilai yang penting bagi Gen Z. Mereka cenderung lebih selektif dalam membagikan informasi pribadi online mereka, berbeda dengan Milennial yang tumbuh pada saat teknologi digital baru muncul dan menjadikan hampir setiap aspek kehidupan mereka menjadi publik.

Identitas dan stabilitas hidup juga menjadi perbedaan yang signifikan antara kedua generasi ini. Milennial tumbuh dalam lingkungan yang lebih stabil dan didorong untuk mengetahui apa yang mereka inginkan dalam hidup. Mereka menyelesaikan studi, menetap di satu tempat, membeli rumah, menikah dengan teman sekolah menengah mereka, dan memiliki anak-anak.

Di sisi lain, Gen Z menghadapi kebingungan identitas. Tumbuh dalam era dominasi digital, ketidakstabilan sosial, dan pandemi global, Gen Z cenderung merasa bingung sosial. Mereka melewati banyak fase, dan sebagian besar dari mereka bingung tentang bagaimana masa depan mereka mungkin atau seharusnya terlihat. Beberapa dari mereka bahkan tidak tahu apakah mereka memiliki masa depan yang aman.

Millennial vs Gen Z: Pola Komunikasi

Ilustrasi komunikasi, dialog, ngobrol, bicara, hubungan sosial
Ilustrasi komunikasi, dialog, ngobrol, bicara, hubungan sosial. (Image by pch.vector on Freepik)

Dilansir dari blackbear.global, Milenial adalah generasi pertama yang merasakan internet, mereka menjadi generasi pertama yang dapat dengan mudah terhubung secara global. Generasi Z, yang lahir setelahnya, belum pernah hidup tanpa internet dan selalu ingin tahu alasan di balik segala hal. Kedua generasi ini kecanduan perangkat digital, meskipun Milenial dalam tingkat yang lebih rendah. Ketika muncul pertanyaan mengapa Generasi Z selalu menggunakan ponsel mereka, itu karena mereka belum pernah hidup tanpanya.

Keduanya suka menggunakan perangkat digital, terutama ponsel. Generasi Z terlihat selalu menggunakan ponsel karena itu adalah bagian biasa dari hidup mereka. Bisa dibilang,  Milenial adalah generasi penipu dunai digital. Mereka terbiasa dengan komunikasi online dan media sosial. Mereka senang menyampaikan ide melalui teks, gambar, dan video online.

Generasi Z justru lebih suka berkomunikasi langsung. Meskipun mereka juga menggunakan perangkat digital, mereka lebih suka bicara secara langsung untuk lebih memahami satu sama lain.

Meskipun keduanya terbiasa dengan komunikasi digital, perbedaan ini menunjukkan bahwa kedua generasi ini tetap menghargai interaksi langsung. Sementara Milenial lebih terlatih dalam mendengarkan melalui media digital, Generasi Z lebih suka mengungkapkan diri secara langsung. Perbedaan ini mencerminkan cara pandang dan pengalaman yang berbeda dalam menghadapi perkembangan teknologi, tetapi juga menunjukkan bahwa kebutuhan dasar untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial tetap menjadi hal yang penting bagi kedua generasi.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya