Apa Itu Kista, Penyebab, Bahaya, dan Cara Mencegah Agar Tidak Membesar

Kista adalah tumor jinak yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Mar 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2024, 13:30 WIB
Ilustrasi Dokter
Para tenaga medis sedang melakukan tindakan di ruang operasi. (Pixabay/sasint)

Liputan6.com, Jakarta - Kista adalah tumor jinak yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti tulang, otot, atau organ dalam tubuh manusia. Dalam kondisi tertentu, kista dapat menjadi sangat berbahaya, terutama jika terjadi infeksi, pertumbuhan yang tidak terkendali, atau jika kista tumbuh di area yang vital bagi tubuh.

Kista dapat muncul pada siapa saja, baik pria maupun wanita, tanpa memandang usia. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami gejala, penyebab, dan bahaya yang terkait dengan apa itu kista. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang apa itu kista, seseorang dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini.

Pencegahan menjadi kunci dalam mengatasi bahaya yang terkait dengan kista. Langkah-langkah sederhana seperti menjaga pola makan yang sehat, menghindari stres berlebihan, dan rutin melakukan pemeriksaan medis dapat membantu mengurangi risiko kista membesar dan menghindari komplikasi yang mungkin timbul.

Ketika seseorang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa itu kista, mereka nantinya dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apa itu kista, penyebab, hingga bahayanya, Senin (11/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kista Cairan Berbentuk Benjolan

Kista merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya benjolan yang terbentuk dari jaringan membran dan berisi berbagai jenis zat, seperti cairan, zat semisolid, nanah, udara, atau rambut. Kista umumnya muncul di bawah permukaan kulit atau di dalam tubuh.

Gejala utama kista adalah munculnya benjolan pada berbagai bagian tubuh, seperti kulit kepala, wajah, leher, telapak tangan, dada, punggung, dan pergelangan kaki. Selain itu, gejala umum yang terkait dengan kista meliputi:

  1. kesemutan atau kaku pada bagian tubuh yang terdapat kista,
  2. ruam kemerahan di sekitar kista,
  3. nyeri akibat infeksi, serta
  4. keluarnya nanah yang berbau tidak sedap atau darah dari benjolan.

Kista ovarium merupakan salah satu jenis kista yang berkembang di dalam ovarium wanita. Gejalanya bisa mencakup demam, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri saat menstruasi atau berhubungan intim, nyeri pada bagian bawah perut, serta perasaan penuh di perut bagian bawah.

Kista ovarium dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan reproduksi wanita, sehingga penting untuk memahami gejalanya dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

Menurut jurnal Medical Profession Fakultas Kedokteran UNTAD (UNIVERSITAS TADULAKO), kista adalah suatu tumor berbentuk kantong yang abnormal dan berisi cairan. Kista dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk lengan, lutut, leher, wajah, dan punggung.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko tumbuhnya kista antara lain memiliki riwayat keluarga dengan kista, mengalami cedera atau kelainan pada organ tubuh tertentu, menderita infeksi, menderita tumor atau kanker, serta mengalami penyumbatan pada saluran dalam tubuh. Pemahaman mengenai gejala dan faktor risiko kista sangat penting dalam upaya deteksi dini dan pengelolaan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.


Bahaya Kista dan Komplikasinya

Ilustrasi sakit, rumah sakit
Wanita berbaring di keranjang kamar rumah sakit. (Photo by Andrea Piacquadio from Pexels)

Kista, menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), adalah tumor jinak yang terbungkus selaput jaringan dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk tulang atau otot. Namun, salah satu bentuk kista yang paling berbahaya adalah kista pada saraf tulang belakang, yang lebih dikenal dengan nama siringomielia. Kista pada saraf tulang belakang dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang mengancam kesehatan seseorang.

Melansir dari jurnal publikasi UNAIR (Universitas Airlangga) dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta, kista dapat menjadi sangat berbahaya jika mengalami infeksi, bertambah besar, menekan saraf dan pembuluh darah, atau tumbuh di organ-organ tertentu.

Komplikasi yang ditimbulkan oleh kista bisa sangat serius. Misalnya, kista berisiko besar terkena kanker endometrial, kanker payudara, dan kanker ovarium. Kondisi ini memerlukan penanganan medis yang intensif dan penilaian yang cermat dari tim medis yang terlatih.

Selain itu, kista juga dapat menyebabkan perdarahan ke dalam kista, yang dapat mengakibatkan tekanan tambahan pada organ sekitarnya dan meningkatkan risiko komplikasi yang serius.

Infeksi kista ovarium juga merupakan bahaya serius yang harus diwaspadai. Infeksi ini dapat terjadi jika kista pecah atau terinfeksi oleh bakteri dari saluran reproduksi. Infeksi kista ovarium dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, demam, dan bahkan memerlukan intervensi medis segera untuk mencegah penyebaran infeksi ke organ lain dalam tubuh.

Bahkan, komplikasi yang terjadi dapat berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Pendarahan dan infeksi merupakan komplikasi lain yang dapat disebabkan oleh kista. Pendarahan dapat terjadi jika kista mengalami robekan dinding atau jika kista menekan pembuluh darah di sekitarnya. Infeksi, seperti disebutkan sebelumnya, dapat terjadi jika kista pecah atau terinfeksi oleh bakteri. Keduanya merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan perhatian segera dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.


Cara Mencegah Kista Membesar

Menurut penelitian yang dilaporkan dalam jurnal kedokteran UNILA (Universitas Lampung) dan jurnal tentang analisis pencegahan dan penanganan kista ovarium publikasi OSF (Open Science Framework), ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kista membesar.

1. Terapkan Pola Makan Sehat

Pertama, pola makan yang sehat sangat penting untuk memengaruhi kesehatan alat reproduksi wanita. Makan makanan yang sehat, rendah lemak, dan kaya serat seperti biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran dapat membantu menjaga keseimbangan hormonal dan mengurangi risiko perkembangan kista.

2. Berolahraga Teratur

Selain itu, olahraga teratur juga merupakan faktor penting dalam pencegahan kista. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengatur berat badan dan mengurangi stres, yang merupakan faktor risiko untuk pertumbuhan kista.

3. Melakukan Pemeriksaan Medis Rutin

Melakukan pemeriksaan medis rutin juga dianjurkan, karena pemeriksaan yang teratur dapat membantu mendeteksi kista secara dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

4. Mengurangi Stres

Mengurangi stres juga merupakan langkah penting dalam mencegah kista membesar. Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan alat reproduksi. Selain itu, menghindari kelebihan kalori dan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko perkembangan kista.

5. Mencukupi Kebutuhan Konsumsi Protein dan Omega-3

Selain itu, konsumsi jumlah protein yang sehat untuk tubuh dan makanan kaya asam lemak omega-3, seperti ikan berlemak, biji rami, dan biji chia, juga dapat membantu menjaga kesehatan alat reproduksi wanita.

6. Konsumsi Vitamin

Terakhir, mengonsumsi sirsak yang mengandung beberapa senyawa kimia seperti polifenol, flavonoid, asetogenin, vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan tanin sebagai antioksidan dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan mencegah pertumbuhan kista yang tidak diinginkan.


Cara Mencegah Kista Kambuh

Selain langkah-langkah yang telah disebutkan sebelumnya, melansir dari Apollo 247, terdapat beberapa cara tambahan agar kista tidak tumbuh lagi.

  1. Pertama, menghindari konsumsi kopi, teh, soda, dan minuman bersoda lainnya merupakan langkah penting. Minuman-minuman ini dapat mengandung kafein dan gula yang berpotensi mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu pertumbuhan kista.
  2. Selain itu, menghindari konsumsi daging merah seperti daging sapi, domba, kambing, atau babi juga disarankan. Daging merah memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko peradangan dan pertumbuhan kista.
  3. Pengurangan konsumsi daging merah dan penggantian dengan sumber protein nabati atau protein hewani rendah lemak dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh dan mengurangi risiko pertumbuhan kista yang tidak diinginkan.

Menggabungkan langkah-langkah tersebut dengan pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan pemeriksaan medis rutin dapat membantu dalam upaya pencegahan dan pengelolaan kista dengan lebih efektif. Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin memiliki kebutuhan dan respons yang berbeda terhadap berbagai faktor pencegahan, oleh karena itu, berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi adalah langkah yang bijaksana.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya