Liputan6.com, Jakarta Kista ovarium adalah kondisi yang umum terjadi pada wanita, di mana terbentuk benjolan berupa kantung yang berisi cairan di dalam indung telur. Indung telur, yang merupakan organ reproduksi wanita, terletak di kedua sisi rahim dan memiliki peran penting dalam pembentukan sel telur serta produksi hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron.
Kista ovarium umumnya bersifat jinak, yang berarti tidak bersifat kanker. Kondisi ini dapat menyerang wanita di berbagai kelompok usia, terutama pada masa reproduksi dan menarche, yaitu periode permulaan menstruasi. Gejala kista ovarium bervariasi, tergantung pada ukuran dan jenisnya. Kista kecil seringkali tidak menimbulkan gejala yang signifikan, sehingga banyak penderita tidak menyadari keberadaannya.
Meskipun sebagian besar kista ovarium bersifat jinak, beberapa kasus dapat menyebabkan gejala seperti nyeri panggul, perubahan siklus menstruasi, hingga mempengaruhi kesuburan. Tapi benarkah kista ovarium dapat menyebabkan kemandulan? Berikut ulasan lebih lanjut tentang kita ovarium yang liputan6.com kumpulkan dari berbagai sumber, Rabu (41/1/2023).
Advertisement
Kista Memengaruhi Sistem Reproduksi
Kista ovarium dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kesulitan wanita untuk hamil dan memiliki keturunan. Meskipun demikian, tidak semua wanita yang menderita kista ovarium akan mengalami kemandulan. Kemungkinan kemandulan tergantung pada jenis kista tersebut. Jika kista bersifat non-ganas, kemungkinan untuk diobati ada.
Dari beberapa kasus, banyak wanita hamil yang juga mengidap kista ovarium. Fertilitas atau kemampuan untuk hamil tidak hanya bergantung pada kondisi indung telur, dan keberhasilan kehamilan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya.
Kista memang dapat memengaruhi peluang hamil karena dapat menurunkan cadangan sel telur. Jika kista tidak diobati, cadangan sel telur dapat berkurang, bahkan habis. Ketika kista diangkat, sebagian indung telur mungkin juga ikut diangkat, dan ini dapat mempengaruhi fungsi ovulasi serta produksi hormon. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, jika hanya sebagian kecil indung telur yang terkena dampak, masih ada peluang untuk hamil.
Jenis Kista Ovarium
Kista ovarium memang seringkali menjadi sumber kekhawatiran bagi wanita terkait dengan kemungkinan kesulitan hamil. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tidak semua jenis kista ovarium mempengaruhi kesuburan. Berikut jenis-jenis kista yang tidak memengaruhi dan memengaruhi kesuburan.
Kista ovarium memang seringkali menjadi sumber kekhawatiran bagi wanita terkait dengan kemungkinan kesulitan hamil. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tidak semua jenis kista ovarium mempengaruhi kesuburan. Berikut jenis-jenis kista yang tidak memengaruhi dan memengaruhi kesuburan.
Kista yang Tidak Memengaruhi Kesuburan
1. Kista Fungsional
Kista ini umumnya berkembang selama siklus menstruasi normal. Kista fungsional iasanya muncul pada folikel atau korpus luteum dan sifatnya tidak berbahaya. Kista fungsional sering menghilang dengan sendirinya. Keberadaan kista jenis ini justru menunjukkan bahwa seorang wanita sedang subur.
2. Kistadenoma
Kistadenoma tumbuh pada ovarium dari permukaan ovarium. Meskipun dapat berkembang cukup besar, umumnya tidak memengaruhi kesuburan.
3. Kista Dermoid
Berbeda dari jenis kista lainnya karena berisi jaringan seperti kulit dan rambut, bukan cairan. Kista jenis ini juga tidak memengaruhi kesuburan.
Kista yang Dapat Memengaruhi Kesuburan
1. Endometrioma
Endometrioma disebabkan oleh endometriosis, di mana jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Kista ini dapat mempengaruhi kesuburan karena keterkaitannya dengan endometriosis.
2. Kista Ovarium Akibat Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Polycystic ovary syndrome atau PCOS merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan banyaknya kista kecil yang timbul pada ovarium. Kondisi ini juga menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi dan peningkatan hormon tertentu yang dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Advertisement
Penyebab dan Faktor Resiko Kista Ovarium
Secara umum penyebab kista ovarium dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu kista fungsional yang terkait dengan siklus menstruasi dan kista yang tidak memiliki hubungan dengan siklus menstruasi. Kista fungsional, termasuk kista folikel dan kista korpus luteum, merupakan jenis kista yang terbentuk sebagai bagian dari siklus menstruasi. Kista ini umumnya tidak berbahaya dan dapat menghilang setelah beberapa siklus menstruasi. Mekanisme pembentukannya terkait dengan perubahan hormon dalam siklus ovarium normal.
Sedangkan, kista yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi melibatkan jenis-jenis seperti kista dermoid, kistadenoma, dan endometrioma. Kista-kista ini dapat muncul tanpa kaitan langsung dengan siklus menstruasi dan dapat memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya kista ovarium meliputi,
1. Kehamilan
Kista ovarium dapat terbentuk selama kehamilan, terutama saat kadar hCG (human chorionic gonadotropin) mencapai puncaknya, umumnya pada trimester kedua.
2. Pengobatan Infertilitas
Sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium yang dapat disebabkan oleh agen-agen dalam pengobatan infertilitas.
3. Hipotiroidisme
Gangguan kelenjar tiroid ini dapat menjadi faktor risiko untuk pembentukan kista ovarium.
4. Merokok
Merokok juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kista ovarium.
5. Penggunaan Tamoksifen
Obat tamoksifen yang digunakan dalam pengobatan kanker payudara juga dapat berkontribusi pada risiko pembentukan kista ovarium.
Gejala Kista Ovarium
Sebagian besar wanita mungkin tidak menyadari keberadaan kista ovarium dalam tubuh mereka. Namun ada beberapa gejala yang mungkin muncul, berikut diantaranya.
Gejala Umum Kista Ovarium
- Menstruasi tidak teratur, abnormal, dan rapat secara periode.
- Masa absen menstruasi, yang biasanya terjadi setelah satu atau lebih masa menstruasi normal.
- Timbul jerawat yang parah dan mengganggu.
- Ukuran payudara mengalami penyusutan.
Perkembangan karakteristik lelaki (virilization), seperti pertumbuhan rambut di seluruh tubuh dan wajah, perubahan suara menjadi keras dan dalam, serta pembesaran klitoris.
Gejala yang Memerlukan Perhatian Medis
Selain itu, terdapat gejala-gejala yang memerlukan bantuan medis ketika seseorang didiagnosis dengan kista ovarium, berikut diantaranya.
- Nyeri yang disertai demam dan muntah.
- Sakit perut yang tiba-tiba dan parah.
- Pingsan, pusing, atau kelemahan.
- Pernapasan cepat.
Gejala-gejala ini dapat menandakan bahwa kista telah pecah, menyebabkan pendarahan hebat. Pencarian bantuan medis segera sangat penting dalam situasi ini untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Kesadaran akan gejala-gejala ini dapat membantu wanita untuk lebih waspada terhadap kondisi kesehatan reproduksi mereka dan segera mencari pertolongan medis jika diperlukan.
Diagnosis dan Pengobatan Kista Ovarium
Diagnosis kista ovarium umumnya dilakukan melalui pemeriksaan USG panggul, yang memungkinkan visualisasi struktur ovarium. Selain itu, tes kehamilan juga disarankan untuk memastikan bahwa kondisi pengidap tidak sedang hamil. Pemeriksaan darah, termasuk tes kadar hormon dan CA 125, juga dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan hormonal atau indikasi keganasan. Pada masa menopause, pemeriksaan CA 125 dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko kanker ovarium.
Jika diperlukan penelitian lebih lanjut, dokter dapat melakukan laparoskopi, suatu prosedur yang melibatkan pemasangan alat khusus dengan kamera pada bagian ujungnya melalui sayatan kecil di dinding perut, untuk memeriksa kista ovarium secara mendetail.
Pengobatan kista ovarium dapat bervariasi tergantung pada jenis kista, ukuran, dan usia pengidap. Berikut beberapa opsi pengobatannya.
1. Pemantauan Secara Berkala
Pemantauan dilakukan jika kista masih kecil dan tidak menimbulkan gejala. USG berkala membantu menilai perkembangan kista dan apakah perlu tindakan lebih lanjut.
2. Mengonsumsi Pil KB
Resep pil KB dapat diberikan untuk mencegah kista muncul kembali. Tidak dapat mengecilkan ukuran kista yang sudah ada.
3. Prosedur Operasi
Tindakan pembedahan dipertimbangkan jika kista terus membesar, tidak hilang setelah beberapa siklus menstruasi, atau menyebabkan nyeri. Laparoskopi digunakan untuk kista kecil, sedangkan kista besar atau ganas mungkin memerlukan pembedahan perut terbuka atau laparotomi.
Pengelolaan kista ovarium perlu disesuaikan dengan kondisi individual dan kebutuhan pengidap. Diskusi terbuka dengan dokter membantu menentukan opsi pengobatan yang paling sesuai, meminimalkan risiko, dan memastikan perawatan yang efektif. Kesadaran akan gejala yang memerlukan perhatian medis segera juga penting untuk mengidentifikasi komplikasi dan meminimalkan risiko kesehatan.
Advertisement