Liputan6.com, Jakarta Pernah nggak sih, kamu mendengar seseorang berkata, “Ah, LDR pasti ujung-ujungnya putus!”? Bagi banyak orang, hubungan jarak jauh alias LDR memang sering kali dipandang sebelah mata dan dianggap tidak akan berhasil.
Stereotip ini sudah lama melekat di benak masyarakat, dan tidak jarang membuat orang yang menjalani LDR merasa pesimis dengan hubungan mereka. Kurangnya interaksi fisik dan komunikasi ysering kali menjadi kendala utama yang membuat pasangan LDR merasa terasing dan kesulitan dalam membangun kedekatan emosional.
Baca Juga
Tapi, sebenarnya, kenapa sih, secara umum banyak orang berpikir kalau LDR pasti berakhir dengan perpisahan? Yuk, membahas bersama beberapa alasan di balik stereotip soal LDR rentan putus sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (22/8/2024).
Advertisement
1. Sulit Menjaga Komunikasi yang Baik
Setiap hubungan, terutama yang terjalin jarak jauh, sangat bergantung pada komunikasi yang efektif. Namun, mempertahankan komunikasi yang baik dalam hubungan jarak jauh (LDR) bukanlah tugas yang sederhana.
Berbagai faktor seperti perbedaan waktu, kesibukan masing-masing, dan masalah teknis seperti koneksi yang tidak stabil dapat menjadi tantangan. Ketika komunikasi mulai terganggu, munculnya kesalahpahaman dan rasa cemas menjadi hal yang umum. Situasi ini seringkali membuat orang merasa bahwa hubungan LDR lebih mudah berakhir.
Advertisement
2. Ketidakpastian Masa Depan
Hubungan jarak jauh seringkali menghadirkan rasa tidak pasti, terutama terkait dengan masa depan. Apakah kalian akan terus menjalani LDR selamanya? Kapan kalian bisa bersatu dan tinggal bersama? Ketidakpastian ini bisa memberikan tekanan tersendiri dalam hubungan. Banyak orang merasa kesulitan untuk menjalani hubungan tanpa adanya kepastian, dan hal ini membuat mereka beranggapan bahwa LDR tidak memiliki masa depan yang jelas.
3. Godaan yang Lebih Besar
Kamu perlu mengakui bahwa tantangan dalam hubungan jarak jauh (LDR) memang lebih besar. Saat pasanganmu berada jauh, baik kamu maupun dia mungkin lebih rentan terhadap perasaan kesepian atau godaan dari orang-orang di sekitar. Ini bukan karena kurangnya cinta, melainkan tantangan untuk tetap setia di tengah godaan yang lebih jelas. Banyak orang percaya bahwa godaan ini bisa merusak hubungan LDR pada akhirnya.
Advertisement
4. Rasa Cemas dan Tidak Aman
Hubungan jarak jauh (LDR) sering kali memicu ketidaknyamanan dan kecemasan, terutama ketika salah satu pasangan merasa kurang percaya diri atau meragukan pasangannya. Kecemasan ini dapat menimbulkan perasaan posesif atau curiga, yang dapat merusak hubungan itu sendiri. Saat kepercayaan mulai terguncang, banyak orang yang akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan tersebut.
5. Kurangnya Dukungan Sosial
Pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh (LDR) sering kali merasakan kurangnya dukungan dari orang-orang di sekitar mereka. Teman-teman atau anggota keluarga sering kali lebih fokus pada pandangan negatif terkait LDR, yang pada gilirannya dapat memengaruhi cara berpikir pasangan tersebut. Jika lingkungan sekitar terus menerus menyampaikan bahwa hubungan LDR sulit untuk berhasil, pasangan tersebut mungkin mulai merasa ragu dan mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan mereka.
Advertisement
6. Pengalaman Pribadi atau Orang Terdekat
Stereotip bahwa hubungan jarak jauh (LDR) sering kali berakhir dengan perpisahan biasanya berasal dari pengalaman pribadi atau cerita yang dibagikan oleh orang-orang terdekat. Ketika seseorang pernah mengalami kegagalan dalam LDR atau menyaksikan teman-teman mereka mengalami hal serupa, mereka cenderung mengembangkan pandangan negatif terhadap hubungan jarak jauh. Pengalaman-pengalaman negatif ini kemudian membentuk pandangan umum di masyarakat.
7. Kurangnya Interaksi Fisik
Salah satu alasan utama mengapa banyak orang pesimis dengan LDR adalah karena minimnya interaksi fisik. Dalam hubungan, kedekatan fisik seperti berpegangan tangan, memeluk, atau sekadar bertatap muka secara langsung memiliki peran besar dalam mempererat ikatan emosional. Ketika pasangan tidak bisa sering bertemu, mereka mungkin merasa ada kekosongan yang sulit diisi dengan komunikasi jarak jauh, dan hal ini sering kali dianggap sebagai pemicu renggangnya hubungan.
Advertisement
8. Kurangnya Dukungan Langsung
Ketidakmampuan untuk memberikan dukungan langsung dalam situasi sulit dapat membuat salah satu pasangan merasa terabaikan dan kurang diperhatikan. Hal ini berpeluang besar dapat mengurangi kekuatan hubungan.
Meskipun stereotip ini cukup kuat, bukan berarti LDR tidak bisa berhasil. Banyak pasangan yang justru berhasil membuktikan bahwa cinta bisa tumbuh meski jarak memisahkan. Kuncinya ada pada komunikasi yang baik, komitmen yang kuat, dan kepercayaan yang selalu dijaga.
Jika kamu dan pasangan bisa melewati tantangan-tantangan tersebut, LDR bukanlah halangan untuk meraih kebahagiaan. Jadi, tetap semangat dan percaya pada cinta yang kalian miliki, ya! LDR memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin.