Mengenal Penyebab dan Tanda-Tanda Kadar Kortisol Tinggi yang Sering Diabaikan

Tingginya kadar kortisol dapat memengaruhi metabolisme tubuh.

oleh Miranti diperbarui 12 Okt 2024, 07:29 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2024, 07:29 WIB
tanda - Vania
Ilustrasi Stres/https://www.freepik.com/diana.grytsku 

Liputan6.com, Jakarta Menurut informasi dari Cleveland Clinic, kortisol adalah hormon steroid yang dihasilkan dan dilepaskan oleh kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal. Hormon berfungsi sebagai bahan kimia yang mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh dengan mengirimkan pesan melalui aliran darah ke organ, kulit, otot, dan jaringan lainnya.

Pesan-pesan ini memberi tahu tubuh tentang tindakan yang perlu dilakukan. Kortisol merupakan hormon yang sangat penting karena memainkan peran utama dalam berbagai organ dan jaringan tubuh, seperti mengatur respons tubuh terhadap stres, membantu mengelola penggunaan lemak, protein, dan karbohidrat, serta mengendalikan tekanan darah.

Umumnya, kadar kortisol dalam darah, urin, dan air liur cenderung meningkat pada pagi hari dan menurun seiring waktu hingga mencapai titik terendah pada tengah malam. Namun, pola ini dapat berubah jika kita memiliki pola tidur yang berbeda.

Kadar kortisol yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan kadar kortisol dalam tubuh. Berdasarkan informasi yang dilansir Liputan6.com pada Sabtu (12/10/2024) dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa alasan mengapa kadar kortisol dalam tubuh bisa meningkat:

Penyebab tingginya kadar kortisol

ilustrasi stres
Stres dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol dalam tubuh. (Foto: Pexels/Anna Shvets)

1. Stres

Stres dapat memicu berbagai sinyal dalam tubuh, termasuk yang berasal dari hormon dan saraf. Sinyal-sinyal ini membuat kelenjar adrenal melepaskan hormon-hormon seperti adrenalin dan kortisol. Pelepasan hormon-hormon tersebut meningkatkan detak jantung dan energi, sebagai bagian dari respons fight-or-flight. Ini adalah cara tubuh mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi berbahaya.

Paparan kortisol dan hormon stres lainnya dalam jangka panjang bisa berdampak buruk pada fungsi tubuh. Jika terpapar dalam waktu lama, risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, gangguan paru-paru, obesitas, depresi, dan lainnya dapat meningkat.

2. Efek samping pengobatan

Beberapa obat dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh. Corticosteroid sering digunakan untuk mengobati asma, artritis, beberapa jenis kanker, dan kondisi medis lainnya, dan dapat meningkatkan kadar kortisol jika diminum dalam dosis tinggi atau untuk waktu yang lama.

3. Tumor kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal. Tumor pada kelenjar adrenal bisa bersifat jinak atau ganas, dan ukurannya bervariasi. Kedua jenis tumor ini dapat memproduksi hormon dalam jumlah tinggi, termasuk kortisol. Jika tumor cukup besar dan menekan organ di sekitarnya, bisa menimbulkan rasa nyeri di perut.

Tanda-tanda kadar kortisol tinggi

ilustrasi menimbang berat badan
Bertambahnya berat badan bisa jadi tanda tingginya kadar kortisol. (Foto: Pexels/SHVETS production)

Kadar kortisol yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai gejala. Gejala-gejala ini sangat bergantung pada penyebab dari peningkatan kadar kortisol tersebut. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum dari kelebihan kortisol:

  • Peningkatan berat badan, terutama di area perut dan punggung atas
  • Peningkatan berat badan dan wajah yang menjadi lebih bulat
  • Kemunculan jerawat
  • Kulit menjadi lebih tipis
  • Lebih mudah mengalami luka
  • Kemerahan pada wajah
  • Lambatnya proses penyembuhan luka
  • Kelemahan otot
  • Kelelahan yang sangat berat
  • Menjadi lebih mudah marah
  • Kesulitan untuk fokus
  • Tekanan darah yang meningkat
  • Sakit kepala

Jika kadar kortisol Anda tinggi, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mendiagnosis penyebab gejala-gejala tersebut dan memberikan pengobatan yang tepat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya