Media Belanda Soroti Kritik Pedas dari Penggemar Timnas Indonesia terhadap Patrick Kluivert

Berita tentang Patrick Kluivert menjadi pelatih Timnas Indonesia mengejutkan Indonesia dan juga menimbulkan kehebohan di Belanda.

oleh Fardi Rizal diperbarui 07 Jan 2025, 15:53 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 15:52 WIB
Media Belanda Soroti Kritik Pedas dari Penggemar Timnas Indonesia terhadap Patrick Kluivert
Media Belanda Soroti Kritik Pedas dari Penggemar Timnas Indonesia terhadap Patrick Kluivert

Berita tentang penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia tidak hanya mengguncang masyarakat Indonesia, tetapi juga menarik perhatian besar di Belanda. Antusiasme serupa menyebar dengan cepat di kalangan pecinta sepak bola di Negeri Kincir Angin tersebut.

Patrick Kluivert disebut-sebut sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan posisi Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia setelah PSSI memutuskan untuk memberhentikan pelatih tersebut. Informasi mengenai pemecatan ini diumumkan secara resmi oleh Erick Thohir pada hari Senin, 7 Januari 2025, di siang hari waktu Indonesia Barat.

Dalam kesempatan itu, Erick Thohir memang tidak secara langsung menyebutkan siapa yang akan menjadi pengganti Shin Tae-yong. Namun, beberapa jam setelah konferensi pers tersebut, Fabrizio Romano, seorang pakar transfer terkenal, menyatakan bahwa pada tanggal 12 Januari 2025, Kluivert akan secara resmi mengambil alih posisi sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Pendukung Timnas Indonesia yang merasa kecewa dengan pemecatan Shin Tae-yong segera mengungkapkan kekecewaan mereka. Terlebih lagi, mereka merasa bahwa Patrick Kluivert mungkin bukan pilihan yang tepat untuk memimpin Timnas Indonesia.

Media Belanda

Media asal Belanda, Voetbal Primeur, menyoroti reaksi netizen Indonesia terhadap berita tentang Patrick Kluivert. Mereka terkejut melihat betapa banyak orang yang merasa kecewa dengan keputusan ini. Dalam pandangan mereka, penunjukan Kluivert sebagai pelatih nasional Indonesia telah memicu skeptisisme yang cukup besar di kalangan masyarakat Asia. Kritik pun banyak bermunculan di platform media sosial.

"Penunjukan Patrick Kluivert yang akan datang sebagai pelatih nasional Indonesia disambut dengan banyak skeptisisme di negara Asia. Sudah banyak kritik di media sosial," tulis Voetbal Primeur.

Di Indonesia, yang dikenal akan kecintaannya pada sepakbola, kabar mengenai Kluivert menciptakan kehebohan yang cukup besar. Namun, sayangnya tidak dalam konteks yang positif. Dalam berbagai reaksi terhadap unggahan Instagram dari VoetbalPrimeur, banyak komentar negatif yang muncul.

Penunjukan ini dianggap sebagai sebuah langkah ke belakang dan masa lalu pribadi Kluivert sering kali menjadi sorotan yang tidak menyenangkan.

Umpan Balik Buruk

Seperti yang telah diketahui, pada tahun sebelumnya, Kluivert menjadi korban pemerasan oleh kelompok perjudian. Mantan pemain internasional Belanda ini dilaporkan memiliki hutang lebih dari satu juta euro. Situasi ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.

Salah satu komentar menyatakan, "Seorang penjudi dengan utang yang bekerja di negara di mana orang-orang sangat menyukai perjudian: kombinasi yang mematikan." Selain itu, ada yang menyebutnya sebagai "Pilihan buruk," dan mempertanyakan, "Ini bukan kandidat yang meyakinkan. Berdasarkan apa Kluivert dipilih?"

Berdasarkan laporan dari surat kabar Belanda De Volkskrant, hutang tersebut menumpuk pada tahun 2011 dan 2012 ketika Kluivert menjabat sebagai pelatih tim cadangan di FC Twente. Pada masa itu, tidak ada larangan untuk berjudi pada pertandingan klub sendiri.

Meskipun demikian, mantan pemain internasional Belanda ini tidak sedang diselidiki terkait pengaturan pertandingan, dan sebagian besar hutangnya telah dilunasi. Pengacaranya, Gerard Spong, menegaskan bahwa penyelidikan yang berlangsung berfokus pada geng kriminal tersebut, bukan Kluivert. Spong menyebut kliennya sebagai "korban."

Gambaran Karier Kluivert

Kluivert, yang merupakan bagian dari Generasi Emas Ajax, mendapatkan popularitas pada tahun 1995 saat ia mencetak gol penentu kemenangan di final Liga Champions pada usia 18 tahun. Selama kariernya, ia bermain cemerlang untuk Barcelona dan juga pernah memperkuat tim seperti AC Milan serta Newcastle United. Kluivert mengakhiri karier bermainnya pada tahun 2008 dan segera beralih ke dunia pelatihan, dimulai sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar.

Sejak tahun 2016, pria yang kini berusia 40 tahun tersebut bergabung dengan PSG, di mana ia berperan sebagai salah satu juru bicara utama klub di media. Anaknya, Justin Kluivert, tetap berada di Belanda dan saat ini dianggap sebagai talenta muda yang menjanjikan di Ajax.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya