Liputan6.com, Jakarta Perayaan Imlek di Indonesia telah menjadi bagian dari budaya yang kaya dan beragam, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus doa untuk keberuntungan. Setiap tradisi memiliki cerita yang unik dan mencerminkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, seperti harmoni, kebahagiaan, dan kemakmuran.
Selain menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, Imlek juga menjadi waktu untuk merenungkan harapan-harapan baru di tahun yang akan datang. Dari kegiatan bersih-bersih rumah hingga berbagi angpao, setiap tradisi memiliki filosofi yang mendalam. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa menjaga tradisi ini dapat membawa kebahagiaan dan keberuntungan di masa depan.
Baca Juga
Sebagai salah satu negara dengan populasi Tionghoa yang signifikan, Indonesia merayakan Imlek dengan cara yang khas. Berikut adalah 17 tradisi Imlek yang masih lestari di Indonesia, dirangkum Liputan6, Minggu (19/1).
Advertisement
Tradisi Rumah: Membersihkan, Mendekorasi, dan Menyambut Keberuntungan
Bersih-Bersih Rumah Sebelum Imlek
Sebelum perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa melakukan ritual membersihkan rumah untuk mengusir energi negatif dan membawa keberuntungan baru. Selama hari Imlek, membersihkan rumah dilarang karena dipercaya dapat menyapu keberuntungan yang telah datang.
Mendekorasi Rumah dengan Nuansa Merah
Setelah bersih-bersih, rumah dihias dengan pernak-pernik khas Imlek, seperti lampion merah, kaligrafi, dan simbol keberuntungan. Warna merah dipilih karena melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran.
Menggantung Gambar Dewa Pintu
Masyarakat Tionghoa memasang gambar ‘dewa pintu’ atau mén shén di pintu masuk rumah untuk melindungi keluarga dari roh jahat. Tradisi ini sudah ada sejak Dinasti Tang dan tetap dilakukan hingga sekarang.
Menyediakan Kudapan Khas Imlek
Beragam kudapan khas seperti kue keranjang, jeruk, dan mie panjang umur disajikan sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan dalam perayaan ini.
Advertisement
Kebersamaan Keluarga: Simbol Harmoni dan Doa Bersama
Berkumpul Bersama Keluarga
Keluarga besar biasanya berkumpul untuk makan malam bersama pada malam sebelum Imlek. Ini adalah momen penting untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan mendoakan kebahagiaan bersama.
Tradisi Yu Sheng
Tradisi ini melibatkan makanan khas berupa campuran sayuran segar dan irisan ikan yang diaduk bersama menggunakan sumpit. Semakin tinggi adukan, semakin besar harapan terkabulnya doa.
Berbagi Angpao
Angpao yang berisi uang diberikan oleh mereka yang sudah menikah kepada anak-anak atau kerabat yang belum menikah sebagai simbol keberuntungan dan berkah.
Tidak Membalik Ikan Saat Makan
Dalam tradisi Tionghoa, ikan yang disajikan di meja tidak boleh dibalik. Hal ini melambangkan keberlanjutan rezeki tanpa gangguan di tahun yang akan datang.
Hiburan Meriah: Barongsai, Petasan, dan Suara Bising
Pertunjukan Barongsai
Barongsai menjadi atraksi yang ditunggu-tunggu setiap Imlek. Selain menghibur, barongsai dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.
Menyalakan Petasan dan Kembang Api
Suara keras dari petasan dipercaya dapat mengusir roh jahat dan nasib buruk. Petasan juga menciptakan suasana meriah selama perayaan Imlek.
Membuat Suara Bising
Tradisi membuat suara bising berasal dari cerita rakyat tentang mengusir monster Nian yang menyerang desa. Hingga kini, suara bising dianggap mampu mengusir energi negatif.
Mengharapkan Turunnya Hujan
Hujan saat Imlek diyakini membawa berkah dan rezeki yang melimpah. Banyak keluarga Tionghoa yang berharap hujan turun saat perayaan berlangsung.
Advertisement
Ritual Keagamaan dan Atraksi Budaya
Sembahyang untuk Leluhur
Masyarakat Tionghoa melakukan sembahyang di rumah atau kelenteng untuk menghormati leluhur, biasanya sehari sebelum Imlek dengan membakar dupa dan menyajikan persembahan makanan.
Pawai Tatung di Singkawang
Singkawang terkenal dengan pawai Tatung yang menjadi daya tarik wisata dunia. Atraksi ini melibatkan roh leluhur yang memasuki tubuh peserta untuk melindungi komunitas mereka.
Tradisi Ketuk Pintu di Semarang
Merujuk ANTARA, di Pecinan Semarang, tradisi ketuk pintu diadakan dengan prosesi doa lintas agama yang melibatkan komunitas lokal untuk memperingati kebersamaan di Tahun Baru Imlek.
Tradisi Pao Oen
Melepas burung pipit dan menebar benih ikan dilakukan di Solo sebagai simbol penyucian diri dan wujud harmoni dengan alam.
Membaca Ramalan Shio
Membaca ramalan shio jadi tradisi yang cukup penting dalam tradisi Imlek masyarakat Tionghoa di Indonesia. Shio diketahui merupakan ramalan kepercayaan orang Tionghoa setiap tahunnya. Hasil dari Shio biasanya diasosiasikan dengan keberuntungan, rezeki, kesehatan hingga jodoh.
Keunikan Perayaan Imlek di Indonesia
Sebagai negara dengan keragaman budaya, Indonesia merayakan Imlek dengan sentuhan khas lokal yang tidak ditemukan di tempat lain. Tradisi seperti pawai Tatung di Singkawang atau ketuk pintu di Semarang menjadi contoh bagaimana budaya Tionghoa berbaur dengan budaya setempat.
Imlek tidak hanya menjadi perayaan keluarga, tetapi juga momen untuk menunjukkan keunikan budaya Indonesia kepada dunia. Wisatawan dari berbagai negara sering kali berkunjung untuk menyaksikan keunikan tradisi ini.
Dalam setiap perayaan, terlihat bagaimana masyarakat Indonesia tetap melestarikan tradisi Imlek sambil merangkul nilai-nilai lokal. Inilah yang membuat perayaan Imlek di Indonesia begitu istimewa dan berbeda.
Advertisement
FAQ (People Also Ask): Apa tujuan tradisi bersih-bersih sebelum Imlek?
Bersih-bersih rumah sebelum Imlek bertujuan untuk mengusir energi negatif dan membawa keberuntungan di tahun baru.
Kenapa warna merah dominan saat Imlek?
Warna merah melambangkan kebahagiaan, kemakmuran, dan keberuntungan menurut kepercayaan Tionghoa.
Advertisement
Apa makna angpao dalam tradisi Imlek?
Angpao melambangkan doa dan harapan untuk rezeki dan kebahagiaan yang diberikan kepada anak-anak atau kerabat.
Apa yang membuat pawai Tatung di Singkawang unik?
Pawai Tatung melibatkan roh leluhur yang diyakini memberikan perlindungan dan menjadi atraksi budaya yang memukau wisatawan.
Â
Â
Â
Advertisement