Liputan6.com, Jakarta - Pecinta film horor Korea Selatan, bersiaplah! Film Dark Nuns, yang tayang serentak di Indonesia dan Korea Selatan pada 24 Januari 2025, hadir dengan berbagai kejutan. Bukan hanya menyajikan kisah eksorsisme menegangkan, film ini juga menandai comeback aktris kenamaan Song Hye-kyo ke layar lebar setelah 10 tahun vakum.
Dark Nuns bukanlah film horor biasa. Ia merupakan spin-off sekaligus sekuel dari film sukses The Priests (2015), meskipun disutradarai oleh orang yang berbeda, yaitu Kwon Hyeok-jae. Koneksi dengan film sebelumnya menambah daya tarik tersendiri dan membuat plot cerita semakin kompleks. Film ini juga menampilkan aktor-aktor ternama seperti Jeon Yeo-bin, Lee Jin-wook, dan Moon Woo-jin.
Baca Juga
Kehadiran Song Hye-kyo sebagai daya tarik utama tentu tidak bisa diabaikan. Perannya sebagai Suster Junia, seorang biarawati yang terlibat dalam upaya pengusir setan, sangat dinantikan. Ini merupakan sebuah tantangan baru baginya, jauh berbeda dari peran-peran romantis yang biasa ia perankan. Kolaborasinya dengan Jeon Yeo-bin sebagai Suster Mikaela, yang berlatar belakang psikiater, semakin menambah daya tarik film ini.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Senin (27/1/2025).
1. Comeback Song Hye-kyo Setelah Satu Dekade
Film Dark Nuns menandai kembalinya Song Hye-kyo ke layar lebar setelah absen selama sepuluh tahun. Terakhir kali ia membintangi film layar lebar pada tahun 2015. Kehadirannya sebagai Suster Junia, yang memiliki sisi gelap dan emosional yang kuat, sudah cukup menjadi daya tarik utama film ini.
Penampilannya pun menuai banyak pujian, dengan banyak kritikus menyebut aktingnya di film ini sebagai comeback yang apik, meskipun tidak sampai taraf fenomenal. Song Hye-kyo berhasil meresapi karakteristik Pastor Kim dalam The Priests, bahkan dianggap sebagai versi perempuan dari tokoh tersebut.
Peran ini menjadi tantangan besar bagi Song Hye-kyo yang dikenal dengan peran-peran romantisnya. Namun, berkat pengalamannya dalam drama The Glory (2022-2023) yang bergenre thriller psikologis, ia mampu menampilkan performa yang meyakinkan. Ia berhasil mengendalikan dan memandu pertunjukan psikis dari Suster Junia dengan luwes. Hal ini menunjukkan perkembangan positif dalam kemampuan aktingnya.
Tentu saja, peran ini tidak akan mudah bagi Song Hye-kyo. Kepada media, Song Hye-kyo sendiri mengakui bahwa ia tidak akan bisa menampilkan akting seluwes itu tanpa bantuan Jeon Yeo-been sebagai lawan mainnya.
2. Spin-off dan Sekuel The Priests
Dark Nuns merupakan film lanjutan (sekuel) sekaligus cabang cerita (spin-off) dari film The Priests (2015). Meskipun sutradaranya berbeda, kisahnya masih terhubung erat dengan film sebelumnya. Beberapa elemen dan tokoh yang familiar dari The Priests kembali muncul, menciptakan sebuah ikatan yang menarik antara kedua film tersebut. Hal ini juga yang kemudian menambah kompleksitas alur cerita dari film ini.
Koneksi dengan The Priests bukan hanya sekedar nostalgia. Dark Nuns mengembangkan beberapa elemen cerita yang ada di film sebelumnya. Beberapa karakter penting dari The Priests, seperti Pastor Kim dan kelompok Rosicrucian, juga disinggung dalam Dark Nuns. Ini menambah kedalaman dan kompleksitas plot cerita, memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh bagi penonton yang telah menonton The Priests.
Adanya kaitan ini, penonton yang belum menonton The Priests mungkin akan sedikit kesulitan memahami beberapa bagian dari Dark Nuns, karena beberapa plot dan karakter dijelaskan secara singkat.
3. Eksorsisme dan Konflik Pendekatan
Dark Nuns bergenre horor supranatural yang berfokus pada upaya dua biarawati dalam mengusir roh jahat yang merasuki seorang anak laki-laki. Konflik menarik muncul dari perbedaan pendekatan yang dianut kedua biarawati tersebut. Suster Junia lebih mengandalkan pendekatan spiritual (eksorsisme), sedangkan Suster Mikaela memilih pendekatan ilmiah (psikiatris).
Perbedaan pendekatan ini menciptakan ketegangan dan konflik internal yang menambah kompleksitas cerita. Film ini tidak hanya menampilkan aksi pengusiran setan yang menegangkan, tetapi juga eksplorasi mengenai kepercayaan, iman, dan sains dalam menghadapi kekuatan supranatural. Konflik tersebut pun diutarakan secara halus namun tetap memberikan dampak yang cukup kuat dalam cerita.
Perbedaan pendekatan ini juga menghadirkan sisi realistis pada film bergenre supranatural. Film ini tidak hanya menampilkan kekuatan supranatural namun juga bagaimana manusia menghadapi permasalahan tersebut dengan beragam sudut pandang.
Advertisement
4. Kolaborasi Song Hye-kyo dan Jeon Yeo-bin
Dark Nuns menjadi kolaborasi pertama antara Song Hye-kyo dan Jeon Yeo-bin, dua aktris ternama Korea Selatan. Chemistry di antara keduanya sangat dinantikan, apalagi peran mereka sebagai biarawati yang memiliki misi berbahaya dan memiliki sudut pandang yang berbeda, akan menjadi daya tarik tersendiri.
Kolaborasi ini menghadirkan dinamika baru dan menarik dalam film. Kedua aktris tersebut memiliki kemampuan akting yang mumpuni, dan diharapkan dapat menghasilkan chemistry yang kuat. Hal ini yang kemudian akan memberikan kedalaman dan kekuatan emosional pada cerita.
Tidak hanya sekedar akting, interaksi antara Song Hye-kyo dan Jeon Yeo-bin di luar layar juga mendapatkan sorotan. Jeon Yeo-bin bahkan menyebut Song Hye-kyo sebagai penyelamatnya dalam menghadapi adegan-adegan intens dalam film ini.
5. Tantangan Baru bagi Song Hye-kyo
Peran sebagai Suster Junia memberikan tantangan baru bagi Song Hye-kyo. Ia harus menampilkan sisi gelap dan emosional yang berbeda dari peran-peran sebelumnya. Hal ini merupakan perubahan genre yang signifikan baginya.
Berbeda dari peran-peran romantis yang biasa ia perankan, Song Hye-kyo di sini dituntut untuk menampilkan sisi yang lebih gelap dan kompleks. Ia harus mampu menyampaikan emosi yang mendalam, kekuatan batin, dan juga keraguan dalam dirinya.
Tantangan ini membuktikan kemampuan akting Song Hye-kyo yang terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai peran. Peran ini tentu memberikan warna baru dalam kariernya dan sekaligus menjadi bukti versatilitasnya sebagai seorang aktris.
6. Tayang Serentak di Indonesia dan Korea Selatan
Dark Nuns dirilis di bioskop Indonesia dan Korea Selatan pada tanggal yang sama, yaitu 24 Januari 2025. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap film ini, baik di dalam maupun luar negeri.
Penayangan serentak ini menunjukkan kepercayaan diri rumah produksi terhadap kualitas film ini. Dengan rilis serentak, diharapkan film ini dapat meraih kesuksesan besar, baik di pasar domestik maupun internasional.
Kehadiran Dark Nuns di bioskop Indonesia juga menunjukkan semakin berkembangnya industri perfilman Korea Selatan di Indonesia. Film ini diharapkan dapat menarik lebih banyak penonton film Korea dan memperluas jangkauan pasar perfilman Korea Selatan.
7. Penggambaran Dua Pendekatan yang Berbeda
Dark Nuns menampilkan dua pendekatan berbeda dalam menghadapi kerasukan, yaitu pendekatan spiritual (eksorsisme) yang dianut Suster Junia dan pendekatan ilmiah (psikiatris) yang dianut Suster Mikaela. Konflik antara kedua pendekatan ini menambah kompleksitas cerita.
Penggambaran dua pendekatan ini menunjukkan sisi yang lebih realistis dan seimbang dalam menghadapi permasalahan supranatural. Film ini tidak hanya menekankan pada kekuatan gaib, tetapi juga pada usaha manusia untuk memahaminya dari sudut pandang yang berbeda.
Konflik antara dua pendekatan tersebut juga menambah dimensi lain pada cerita. Selain menyajikan adegan-adegan horor yang menegangkan, film ini juga menyajikan pergulatan batin para karakter dalam menentukan pilihan dan menghadapi tantangan yang dihadapi.