Liputan6.com, Jakarta - Hubungan antara Pangeran Harry dan Raja Charles III tampaknya semakin memburuk, dengan laporan terbaru mengungkapkan bahwa keduanya tidak berbicara selama berbulan-bulan. Menurut pakar kerajaan, Charles menolak untuk menjawab panggilan telepon dari putranya, Pangeran Harry.
Mengutip dari laman The Sun, Senin (21/4/2025), hal ini terjadi di tengah perselisihan yang sedang berlangsung mengenai keamanan Harry setelah ia meninggalkan Keluarga Kerajaan. Duke of Sussex, yang baru saja kembali ke Inggris untuk memperjuangkan keamanan yang didanai pembayar pajak, menghadapi tantangan hukum setelah Kementerian Dalam Negeri menolak untuk mendanai pengawalnya.
Baca Juga
Penghormatan Terakhir Raja Charles III pada Paus Fransiskus yang Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun
Raja Charles dan Ratu Camilla Tampil Serasi dengan Tartan Saat Rayakan Ultah Pernikahan di Skotlandia
Top 3 Berita Hari Ini: Drama Sidang Banding Pangeran Harry di Inggris, Dikawal Keluar Ruang di Tengah Persidangan
Dalam acara Royal Exclusive milik The Sun, Koresponden Kerajaan Sarah Hewson menyatakan bahwa Raja tidak ingin terlibat dalam kasus ini, mengingat potensi implikasi hukum yang bisa muncul dari percakapan mereka. Sementara Koresponden Kerajaan GB News, Cameron Walker, menjelaskan bahwa ada alasan mendasar di balik keputusan Raja Charles untuk tidak berkomunikasi dengan Pangeran Harry.
Advertisement
"Raja benar-benar menganggap tugasnya sebagai kepala negara adalah tidak boleh terlibat dengan sistem peradilan," kata Cameron.
Ia menambahkan, "Dan saya pikir ia mungkin telah dinasihati bahwa ia mungkin tidak boleh menerima telepon putranya jika kasus pengadilan ini diangkat, jika ia dipaksa mengatakan sesuatu kepada Pangeran Harry."
Sebagai kepala negara, Raja merasa bahwa keterlibatan dalam kasus hukum putranya dapat menimbulkan masalah konstitusional yang serius. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa percakapan pribadi antara Harry dan anggota keluarga kerajaan dapat bocor ke media atau diterbitkan dalam buku. Â
Perseteruan Keluarga yang Berkepanjangan
"Saya pikir itulah yang membuat keluarga kerajaan dan orang-orang yang dekat dengan mereka paranoid untuk berbicara dengan Pangeran Harry, khususnya tentang [apa] yang bisa menjadi masalah konstitusional mendasar seperti ini," sambung Cameron.
Keputusan untuk mencabut keamanan Harry telah menimbulkan kekecewaan mendalam bagi sang Pangeran. Dia merasa bahwa langkah ini adalah strategi untuk memaksanya dan Meghan kembali ke Keluarga Kerajaan. Setelah sidang di Pengadilan Tinggi, Harry mengungkapkan ketidakpuasannya kepada media.
Selain ketegangan dengan ayahnya, hubungan Harry dengan saudaranya, Pangeran William, juga memburuk. Sejak dirilisnya memoar kontroversial Harry, Spare, pada Januari 2023, kedua saudara ini tidak berkomunikasi secara langsung.
Interaksi terakhir mereka yang tercatat adalah saat pemakaman nenek mereka, Ratu Elizabeth II, namun percakapan tersebut dilaporkan sangat singkat. Perseteruan ini berakar dari keputusan Harry dan Meghan untuk meninggalkan tugas kerajaan pada 2020 dan memulai kehidupan baru di Amerika Serikat.
Sejak saat itu, Harry dan Meghan kerap melontarkan sindiran terhadap Keluarga Kerajaan, memperburuk hubungan dengan keluarganya di Inggris. Dengan keputusan pengadilan yang akan datang, masa depan hubungan antara Pangeran Harry dan keluarganya masih belum pasti.
Â
Advertisement
Pangeran Harry Klaim Diancam Dibunuh Al-Qaeda
Sebelumnya diberitakan bahwa pengacara Pangeran Harry, Shaheed Fatima mengklaim kliennya telah mendapat ancaman pembunuhan dari kelompok Al-Qaeda. Sang pengacara mengecam keputusan penurunan perlindungan polisi Inggris untuk putra bungsu Raja Charles III tersebut.
Dilansir dari People, Jumat, 18 April 2025, hal itu disampaikan kepada pengadilan London usai Harry berpisah dengan keluarga Kerajaan Inggris pada 2020 lalu dan pindah ke Amerika Serikat (AS) bersama istrinya, Meghan Markle. Pemerintah Inggris kemudian memutuskan bahwa perlindungan keamanannya selama kunjungan ke Inggris akan diputuskan berdasarkan kasus per kasus.
Harry mengunjungi London untuk tahap terakhir dari masalah hukum yang telah berlangsung lama, yaitu permintaan untuk mendapatkan pengawalan tingkat tinggi seperti saat dirinya masih menjadi anggota senior kerajaan Inggris. Hal itu dilakukan setelah ia memutuskan pindah ke AS.
Tetapi, permintaannya itu tak kunjung disetujui pihak keluarga kerajaan sehingga membuatnya enggan kembali ke Inggris terutama bila harus membawa istri dan kedua anaknya. Pemerintah Inggris memutuskan bahwa dia tidak bisa menerima "tingkat perlindungan yang sama" yang didanai publik saat berada di Inggris.
Gugatan ke Kementerian Dalam Negeri
Harry menggugat Kementerian Dalam Negeri pada 2021 dan setelah kasus awalnya ditolak tahun lalu, dia mengajukan gugatan ke Pengadilan Banding. Harry yang datang di persidangan pada 9 April 2025, tampak memakai setelan jas gelap dengan dasi bermotif biru, dia melihat ke ruang sidang, sesekali berbisik kepada pengacaranya dan menulis di buku catatan.
Fatima mengungkapkan kepada pengadilan bahwa pangeran telah "dikecualikan untuk perlakuan yang berbeda, tidak dapat dibenarkan, dan lebih rendah." Dalam pernyataan tertulis, pengacara tersebut menyoroti ancaman yang dibuat terhadap pria berusia 40 tahun itu.
"Al-Qaeda baru-baru ini menyerukan agar (Harry) dibunuh," katanya saat sidang. "Dia dan Meghan terlibat dalam pengejaran mobil yang berbahaya dengan paparazzi di New York City pada Mei 2023," sambungnya tanpa memberikan rincian lengkap.
Dugaan ancaman dari Al-Qaeda itu kemungkinan terjadi lantaran buku otobiografi Harry yaitu "Spare"yang banyak mendapat kritikan. Dalam buku itu dia mengeklaim telah membunuh 25 orang di Afghanistan, yang memicu kemarahan Taliban.
Advertisement
