Liputan6.com, Jakarta - Melalui surat keputusan resmi, Ketua umum PPP Suryadharma Ali memecat 4 ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan satu wakil ketua umumnya. Pemecatan itu menimbulkan pro dan kotra pada internal partai berlambang kabah tersebut.
Wasekjen PPP Syaifullah Tamliha yang menandatangani surat pemecatan itu menilai pemecatan tersebut dilakukan karena lima kader partai melanggar keputusan yang ditetapkan. Ia pun menceritakan alasan 5 kader tersebut dipecat dari jabatannya dan keanggotaannya sebagai kader PPP.
"Jadi sebelum pemilihan umum, Suharso (Monoarfa, Wakil Ketua Umum) menghadap Sekjen, sepakat temui ketua umum dan meminta untuk merapat ke salah satu capres. Dari situ saja, itu tanda-tanda keputusan mukernas, setelah Pileg sudah mulai dilanggar," ujar Syaifullah saat ditemui di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Kamis, (17/4/2014).
"Kemudian ada pertemuan oleh ketua-ketua DPW di Bogor. Padahal tanggal 13 itu penghitungan suara belum rampung, kan tidak lazim para saksi sedang berjuang di sana, panglimanya malah berada di luar medan pertempuran. Masih hitung suara saja sudah buat gerakan makar," lanjut Syaifullah.
Selain itu, lanjut dia, Suharso yang juga menjabat sebagai Lajnah Pemenangan Pemilu DPP PPP itu juga dianggap tidak menunjukkan kinerja cukup baik dalam memenangkan PPP selama masa kampanye pemilu legislatif berlangsung.
"Tidak ada upaya apapun dilakukan oleh dia. Belum ada satu angka pun, eh dia dan para ketua DPW itu justru lakukan pertemuan. Pak Suharso juga malah concern di Dapilnya. Pak Suharso lupa, Indonesia ini luas. Tasik dan Garut itu hanya bagian kecil saja," jelas dia.
Karena itu, bila Suharso dan 4 ketua DPW PPP yang dipecat itu memprotes keputusan tersebut, Syaifullah meminta mereka sadar dengan apa yang dilakukan selama ini. Menurutnya, pemecatan yang dilakukan sudah sesuai aturan yang berlaku di PPP.
"Suharso juga harus sadar diri, jangan sampai ribut-ribut, Sementara kewajiban anggota partai adalah laksanakan anggaran dasar urumah tangga, kewajiban anggota PPP menjunjung tinggi martabat PPP, ribut gini kader jadi resah," terang dia
Konflik pada tubuh PPP muncul pertama kali ketika 26 Ketua DPW berkumpul di Sentul, Bogor, Jawa Barat beberapa hari lalu. Mereka membuat mosi tak percaya kepada Ketua Umum Suryadharma Ali (SDA) lantaran dianggap menyalahi aturan partai terkait kehadiran dan orasinya pada kampanye Partai Gerindra 23 Maret 2014.
Mereka menuntut pengurus DPP untuk menggelar rapat pleno guna membahas perilaku SDA tadi. Namun DPP malah menanggapi tuntutan itu dengan memecat sejumlah kader yang dianggap berusaha melakukan pemakzulan terhadap SDA.
Melalui SK yang ditandatangani Ketum DPP PPP Suryadharma Ali dan Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha tertanggal 16 April 2014 itu, DPP memberhentikan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan 4 Ketua DPW. Mereka adalah Ketua DPW PPP Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW PPP Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Jawa Timur Musyafa' Noer, dan Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan Amir Uskara. (Yus)
Wasekjen PPP: Kader Dipecat Sadar Diri, Jangan Bikin Resah
Ada 3 alasan yang membuat 5 kader tersebut dipecat dari jabatannya dan keanggotannya sebagai kader PPP. Apa saja?
Diperbarui 17 Apr 2014, 15:18 WIBDiterbitkan 17 Apr 2014, 15:18 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Energi & TambangJakarta Gelap Satu Jam Hari Ini: Aksi Hemat Energi untuk Bumi
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Setangkai Mawar Putih di Atas Makam Batu Paus Fransiskus
Banyak WNI Bekerja di Silicon Valley, Indonesia Bisa jadi Pemain Teknologi AI
Mengenal Sosok Dewi Agustiningsih, Lulusan Doktor Termuda dan Tercepat di UGM
14 Inspirasi Outfit Korean Style Hijab Terbaru 2025, Chic dan Trendy
Kebiasaan Rasulullah saat Bangun Tidur, Baca 11 Ayat Terakhir Surah Ali Imran, Begini Fadhilahnya
7 Rekomendasi Drama China yang Bikin Nangis Diam-Diam di Kamar
Hasil Piala Sudirman 2025: Ana/Tiwi Bawa Indonesia Unggul 2-0 atas Inggris
5 Rekomendasi Sepatu Running dr. Tirta, Apa Saja?
Penjualan Lesu, Hyundai Kembali Setop Sementara Produksi EV
Kecelakaan di Jalan Metro Pondok Indah, Pemotor dan Pejalan Kaki Tewas
Mantan Pemain Bass Slank Bongky Marcel Sebut Bunda Iffet Menjadi Pengganti Sosok Ibunya
Pegatron Operasikan Pabrik Cerdas Berbasis AI dengan 5G Telkomsel di Batam