LSI: Kampanye Negatif Lebih Berpengaruh ke Prabowo

Kampanye Pilpres 2014 akan diwarnai oleh masifnya kampanye negatif pada 2 pasangan capres Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Mei 2014, 16:17 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 16:17 WIB
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan survei terkait pertarungan pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta pada Pilpres 9 Juli mendatang. Peneliti LSI Ardian Sopa memprediksi, kampanye pilpres akan diwarnai oleh masifnya kampanye negatif pada 2 pasangan capres tersebut.

Namun, bila dibandingkan antara Jokowi dan Prabowo, LSI menilai isu negatif akan lebih berefek pada Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.
 
"Pengaruh isu negatif terhadap keinginan pemilih dalam memilih Prabowo lebih besar dibanding Jokowi. Mereka yang percaya isu negatif Prabowo ada potensi pada penurunan suara Prabowo sebesar 40-51 persen," jelas Ardian di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Untuk Jokowi, Ardian menerangkan ada 4 isu negatif yang melekat, yaitu Jokowi kerap diibaratkan capres boneka, berbohong dan tidak menepati janjinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama 5 tahun, terlibat dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta, serta lebih membela kelompok minoritas dan mengabaikan kepentingan mayoritas muslim.

"Dari 4 isu negatif Jokowi, 9-39 persen publik menyatakan pernah mendengar atau tahu. Namun dari mereka yang tahu atau pernah mendengar, hanya 20-28 persen yang menyatakan percaya dengan isu negatif itu," kata Ardian.

Sementara Prabowo juga diterpa 4 isu negatif, yakni keterlibatan dalam penculikan aktivis tahun 1998, tidak harmonis dengan keluarga, temperamental dan suka menggunakan kekerasan, serta tidak sukses dalam bisnis.

"Dari mereka yang mendengar isu negatif Prabowo, 51-72 persen menyatakan percaya pada isu tersebut," paparnya.

Namun dari segi kepantasan, Ardian mengungkapkan kedua capres tersebut dinilai pantas jadi presiden oleh publik. "Sebesar 72,2 persen publik menilai Jokowi pantas jadi presiden. Sementara 71,9 persen menyatakan Prabowo pantas jadi presiden," pungkas Ardian.

Survei ini dilakukan di 33 provinsi dengan metode multistage random sampling pada 1-9 Mei 2014. Jumlah responden survei 2.400 orang dengan margin of error 2 persen. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya