Sempat Tolak Jokowi, Guruh: Mencari Pemimpin Harus Kritis

Guruh mengatakan sikapnya yang menolak pencapresan Jokowi sebelumnya tidak lebih dari upaya untuk mengkritisi langkah PDIP.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 01 Jun 2014, 13:26 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2014, 13:26 WIB
 Guruh Tolak Jokowi  - Liputan6 pagi
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat menolak keputusan PDIP yang menjadikan Joko Widodo sebagai calon presiden, putra bungsu mantan Presiden Sukarno, Guruh Soekarnoputra kini berubah sikap. Ia mengaku mendukung pasangan Jokowi-JK untuk maju pada Pilpres 2014.

"Saya nggak perlu ngomong secara eksplisit, datangnya saya ke sini saja sudah bisa dilihat kan," ujar Guruh usai bertemu dengan Jokowi di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014).

Guruh tak menampik kalau dirinya selama ini memang menolak keputusan partai yang dipimpin kakaknya Megawati Soekarnoputri itu. Namun, menurut Guruh penolakan itu tidak lebih dari upaya untuk mengkritisi langkah PDIP.

"Untuk mencari pemimpin bangsa, saya termasuk paling kritis. Ya memang harus kritis dalam mencari pemimpin," ucap Guruh.

Sebagai bentuk dukungan, Guruh mengungkapkan dirinya ikut turun langsung ke lapangan untuk mengorganisasi tim relawan dari kalangan seniman dan komunitas-komunitas pecinta seni.

"Saya ke sini untuk organisir relawan dari seniman dan komunitas-komunitas. Ya memang tugasnya itu, dari seniman, komunitas-komunitas seni. Kita sama-sama menyukseskan Pak Jokowi, ngurus relawanlah," ucapnya.

Guruh yakin, pada Pilpres 2014 pasangan capres-cawapres yang diusung koalisi pimpinan PDIP itu akan menang total. "Ya insya Allah menang dan menjadi pemimpin bangsa," kata Guruh.

Sebelumnya, Guruh secara mengejutkan mengaku tidak setuju dengan pencapresan Jokowi. Saat berada di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu 19 Maret lalu, sebagai pribadi dan sebagai rakyat Indonesia, Guruh menegaskan menolak langkah PDIP tersebut.

Penolakan pribadi ini terkait tugas Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang belum selesai dan kemampuan diplomasi internasional yang menurutnya harus dimiliki seorang presiden belum dipunyai Jokowi. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya