Menko Polhukam Benarkan Pernyataan SBY Soal Capres Bujuk Jenderal

Namun, Menko Polhukam enggan menyebutkan siapa jenderal yang dikabarkan mendapatkan tawaran dukungan kepada pasangan capres tertentu.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 02 Jun 2014, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2014, 21:00 WIB
Djoko Suyanto_20140407

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait adanya pihak yang berupaya menarik beberapa perwira tinggi untuk memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres tertentu, dibenarkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto.

"Kalau Presiden (SBY) sudah sampaikan itu di media massa, sampaikan ke publik, berarti info itu sudah dikonfirmasi dan diklarifikasi. Kita anggap beliau sampaikan sesuatu yang benar," ujar Djoko ‎di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (2/6/2014).

Kendati begitu, Djoko enggan menyebutkan siapa jenderal yang dikabarkan mendapatkan tawaran dan diduga memberikan dukungan terhadap pasangan capres-cawapres itu.

"Kalau ada, sangat berpeluang kepada presiden. Saya nggak tahu apa yang ditindaklanjuti presiden, karena ia tidak harus minta pertimbangan ke saya. ‎Jadi silakan tanya langsung kepada Pak Presiden," ucap Djoko.

‎Djoko juga enggan berkomentar saat ditanya adanya dukungan yang diberikan para jenderal kepada capres tertentu, termasuk dalam kategori pelanggaran berat.

Menurut Djoko, yang terpenting berdasarkan arahan Presiden SBY kepada 200 lebih perwira tinggi TNI/Polri, dua instansi tersebut harus bersikap netral dan tidak mendukung kelompok politik tertentu.

"Saya tidak usah sampai ke situ, yang penting isi ceramah beliau tadi gimana TNI menempatkan dan memposisikan diri dalam kehidupan patriotik, berbangsa sesuai amanat reformasi TNI, yaitu tidak lakukan politik praktis," tandasnya.

"Kalau anggota TNI mau jadi pemimpin nasional, ada catatannya. Mekanismenya ada. Itu yang harus diberikan presiden. Karena pada dasarnya, perwira TNI melalui tahap pembekalan yang cukup," pungkas Djoko.

Presiden SBY sebelumnya mengatakan, ‎ada sejumlah pihak yang berupaya merayu para perwira aktif TNI maupun Polri, untuk mendukung pasangan capres-cawapres. Takut informasi itu menimbulkan fitnah, SBY pun meminta agar kabar itu segera diklarifikasi kebenarannya.

"‎Ketika saya mendapatkan info itu, saya minta dikonfirmasi, jangan-jangan itu fitnah saja. Saya anti-fitnah, banyak di negeri ini yang melakukan fitnah," ujar SBY saat memberikan pengarahan kepada para perwira tinggi TNI di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin 2 Juni.

SBY bahkan mengatakan, informasi yang diterimanya itu ada upaya politik uang dari pihak-pihak tertentu untuk menarik sejumlah perwira tinggi itu. Pihak-pihak itu membujuk para perwira itu untuk mengabaikan arahan SBY.

SBY pun menyayangkan adanya tindakan tersebut. Menurutnya, ajakan untuk menarik para perwira ke dalam politik praktis itu sama saja mengajari untuk melanggar Sumpah Prajurit yang selalu diucapkan berulang-ulang selama menjadi anggota TNI maupun Polri.

Karena itu, SBY meminta para perwira TNI untuk berhati-hati, jangan sampai ada satu pun yang terbujuk untuk masuk ke jalur politik mendukung salah satu pasangan capres-cawapres pada pilpres tahun ini. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya