632 Pemilih di Papua Nugini Coblos Pilpres Sabtu

Dalam pencoblosan besok, petugas Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) akan mendatangi kamp-kamp di hutan yang dihuni oleh WNI.

oleh Katharina Janur diperbarui 04 Jul 2014, 18:24 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2014, 18:24 WIB
Pemilih di Luar negeri Lebih Antusias Nyoblos Pilpres Tahun Ini
Surat suara Pilpres. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jayapura - Sebanyak 632 pemilih di Vanimo, Papua Nugini akan mencoblos Pilpres pada Sabtu 5 Juli 2014. Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan mencoblos ini sebagian besar bekerja di perusahaan kayu di tempat itu.

Konsulat RI di Vanimo, Jahar Gultom menyebutkan ada 361 warga Indonesia di kamp-kamp perusahaan kayu yang letaknya di hutan. Dalam pencoblosan besok, petugas Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) akan mendatangi kamp-kamp tersebut.

"Sementara ada 271 pemilih yang dijadwalkan akan datang langsung ke tempat pemungutan suara yang lokasinya di Konsulat RI di Vanimo," kata Jahar dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com di Jayapura, Papua, Jumat (4/7/2014)

Jahar melanjutkan, PPLN sejak tanggal 2 dan 3 Juli telah bergerak menuju tiga lokasi kamp, tempat warga Indonesia bekerja.

"Hari ini bahkan ada beberapa warga Indonesia yang telah melakukan pencoblosan di Konsulat untuk memberikan hak suaranya. Sebab mereka tak bisa hadir pada pencoblosan resmi yang akan dilakukan esok hari," ujarnya.

Bahkan pihak konsulat telah menyurati Pemda Sandaun dan kepolisian setempat untuk memberikan perlindungan agar pelaksanaan pemungutan suara, baik di kamp yang terdapat di hutan maupun di konsulat, dapat berlangsung dengan baik.

"Kami mendapatkan surat suara sebanyak 644 lembar, sementara daftar pemilih tetap adalah 632 pemilih," jelasnya.

Konsulat RI di Vanimo juga mengklaim tak ada pengamanan tambahan dari aparat keamanan di lokasi pencoblosan. Mengingat adanya ancaman kerawanan yang akhir-akhir ini terjadi, seperti beberapa kali penembakan di daerah Skow Wutung, perbatasan Papua dan Papua Nugini.

"Sejauh ini kami tetap lakukan koordinasi dengan pihak keamanan di perbatasan, baik dengan TNI maupun aparat keamanan Papua Nugini yang berjaga di pos perbatasan Papua Nugini. Hingga kini situasi kondusif," jelasnya.

Aparat kepolisian dan TNI sebelumnya mengklaim daerah perbatasan Papua dan Papua Nugini adalah salah satu daerah rawan gangguan keamanan jelang Pilpres. Ini dikarenakan beberapa kali teror penembakan terjadi di wilayah itu.

"Penembakan sengaja dilakukan oleh kelompok kriminal di sana untuk mengganggu situasi jelang Pilpres. Namun kami telah siap untuk antisipasi hal ini tidak lagi terjadi, salah satunya adanya melakukan pergeseran personel ke lokasi tersebut," kata Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua beberapa waktu lalu. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya