Liputan6.com, Jakarta Ramadan menjadi salah satu momen yang paling dinanti bagi umat Muslim di dunia, dianggap sebagai bulan penuh berkah. Sama seperti orang beragama Islam lainnya, RAN yang terdiri dari Asta, Nino dan Rayi menyebutkan bulan Puasa menjadi waktu tak terlupakan.
Rayi, Asta dan Nino mengungkapkan pengalaman saat menjalankan bulan puasa ketika kecil. Saat diwawancarai Liputan6.com, RAN Menyebutkan keseruan dan kenakalan di masa lalu.
"Kami itu sekolah di sekolah Islam. Setiap Ramadan kami ikut pesantren kilat. Kami suka diberikan buku yang harus diisi selama puasa," ujar Nino memulai ceritanya.
Advertisement
Nino menambahkan, "selama kegiatan puasa harus dicatat. Kalau puasa setengah hari dikasih tahu, kalau enggak puasa sama sekali juga harus ditulis."
Baca Juga
Nino mengakui ketika kecil banyak sekali bolos puasa. Jadi, ia terpaksa bohong di buku yang ia tulis. "Buku itu berkaitan dengan nilai. Jadi, aku terpaksa bohong. Nilai memang bagus, tapi secara akhlak nilai aku jadi nol. Aku ingin minta maaf untuk guru aku waktu di sekolah dasar. Aku sangat nakal."
Rayi dan Asta pun tertawa mendengar pengakuan Nino. Rayi menyebutkan, "aku enggak seperti dia. Kalau aku disuruh untuk menghapal surat Alquran. Jadi, aku harus hapal."
Asta menyebutkan, dirinya punya pengalaman yang tak beda jauh dari rekan-rekannya. Saat puasa, Asta lebih memilih berenang untuk menghilangkan panas. "Kalau aku sih suka berenang pas bulan puasa. Kan enak tuh menghilangkan panas, jadi tubuh segar. Dulu, aku enggak tahu kalau renang tidak diperbolehkan," sebut Asta.
Rayi dan Nino pun meledek `dosa masa lalu` Asta. Sambil membelas diri, Asta mengatakan, "jika sekarang sih, aku sudah tahu. Aku tidak akan melakukannya lagi."
Kini, pengalaman itu hanya akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Bulan puasa digunakan personel RAN untuk memperbaiki diri menjadi orang yang lebih baik, terutama spiritual. (Des/fei)