Piala Thomas-Uber Berbarengan Ramadan, Pebulu Tangkis Indonesia Sulit Berpuasa

Piala Thomas dan Uber bergulir di bulan Ramadan.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 15 Mei 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 07:00 WIB
Peringati HUT ke-67, PBSI Lepas Tim Thomas-Uber Cup 2018
Piala Thomas dan Uber bergulir di bulan ramadan.. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kejuaraan beregu bulu tangkis paling bergengsi di dunia, Piala Thomas dan Uber 2018 bakal bergulir di Bangkok, Thailand, pada 20-27 Mei 2018. Turnamen ini berlangsung di tengah bulan Ramadan.

Tim Indonesia berkekuatan 20 atlet ke Piala Thomas dan Uber. Rinciannya, 10 atlet untuk beregu putra dan sisanya putri.

Bertanding di waktu puasa selama bulan Ramadan menjadi kesulitan sendiri untuk pebulu tangkis Indonesia. Bagi Della Destiara Haris, misalnya. Pebulu tangkis ganda putri tersebut mengaku belum dapat memastikan apakah akan berpuasa atau tidak.

"Lihat situasi saja. Kita tidak bisa mastikan bisa puasa atau tidak (di bulan Ramadan). Saya pribadi kalau dekat-dekat pertandingan, sepertinya tidak," ucap Della.

"Tergantung kekuatan fisik masing-masing. Orang ada yang puasa walaupun latihan berat. Balik ke diri masing-masing," katanya terkait bulan puasa di bulan Ramadan.

Puasa di Latihan

Imam Nahrawi bersama Tim Bulutangkis Indonesia untuk Piala Thomas dan Piala Uber 2018
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, berharap Tim Bulutangkis Indonesia bisa meraih kesuksesan di Piala Thomas dan Piala Uber 2018. (dok. Kemenpora)

Menurut Della, berpuasa atau tidak di bulan Ramadan itu kondisional. Yang pasti, pasangan Rizki Amelia Pradipta ini tetap berniat untuk berpuasa.

"Selama ini, pas bulan puasa, kalau ada pertandingan tidak. Pas latihan baru puasa," imbuh Della.

Kebijakan PBSI

Terkait kebijakan di Piala Thomas dan Uber untuk atletnya, Manajer Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia, Susy Susanti angkat bicara. Susy tidak dapat memaksakan pebulu tangkis Indonesia untuk berpuasa.

"Masing-masing atlet seharusnya sudah bisa mengukur kemampuan mereka sendiri. Setiap tahun hal itu sudah berjalan, saya tidak bisa memaksakan apakah seorang atlet harus puasa atau tidak," imbuh Susy.

"Pemain sudah profesional kok. Mereka sudah tahu kapasitas dan tanggung jawab masing-masing. Saya sih membebaskan," kata Susy.

"Kalau itu masing-masing atlet seharusnya sudah bisa mengukur kemampuan mereka sendiri," tuturnya mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya