Mengintip Kehidupan Abu Bakar Usai Didapuk sebagai Khalifah

Kisah kerendahan hati khalilfah Abu Bakar juga disampaikan Umar bin Khattab. Cerita ini berisi tentang persaingannya dengan Abu Bakar dalam membantu orang tua yang buta.

oleh Muhammad Ali diperbarui 01 Mei 2020, 03:30 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2020, 03:30 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Di balik kerasnya hati Abu Bakar dalam berbagai peristiwa dan keteguhannya membela yang haq, sejatinya hati Abu Bakar sangatlah lembut dan penyayang. Jabatannya sebagai khalifah tidak mengubah kepribadian dan cara hidupnya.

Dia tetap rendah hati meski telah memperoleh banyak kemenangan dalam berbagai penaklukan. Dia pun tidak merasa lebih tinggi derajatnya daripada yang lain bahkan dia tetap berbaur dengan rakyat biasa.

Seperti dikutip dari buku 10 Shahabat yang dijamin masuk surga, karya Abdus Sattar Asy-Syaikh, seorang perempuan pernah menuturkan, Abu Bakar pernah mampir ke tempat kami tiga tahun sebelum dia diangkat sebagai khalifah. Lalu dia mampir lagi setahun kemudian, setelah menjadi khalifah. Di dua kesempatan itu, para pelayan di sekitar datang membawa kambing-kambing, lalu Abu Bakar memerahkan susu kambing untuk mereka.

Ketika salah seorang pelayan berkata, "sekarang tentu dia tidak akan bersedia memerahkan susu kambing untuk kami." Mendengar itu, Abu Bakar segera menyanggahnya, "demi Allah, aku pasti akan tetap melakukannya untuk kalian. Aku sangat berharap posisi yang ditempati sekarang tidak mengubah diriku dan sikapku yang dulu."

Kisah kerendahan hati khalilfah Abu Bakar juga diceritakan Umar bin Khattab. Kisah ini tentang persaingannya dengan Abu Bakar dalam membantu orang tua yang buta.

Waktu itu, Umar memiliki jadwal membantu seorang perempuan tua buta yang tinggal di salah satu sudut kota Madinah. Dia membawakannya makanan, membantu membersihkan dan membereskan pekerjaan rumahnya. Hingga suatu ketika, saat sampai di sana, Umar mendapatkan orang lain yang telah lebih dulu melakukan pekerjaan itu. Dia pun mencoba datang lebih awal agar tidak didahului orang tersebut.

Lalu Umar mengintai untuk mencari tahu siapa orang itu. Ternyata orang itu adalah Abu Bakar. Umar pun berkata kepadanya, "ternyata engkau orangnya."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cara Abu Bakar Selesaikan Persoalan

Abu Bakar juga kerap menjadi hakim yang menyelesaikan perkara di antara masyarakat. Ia menjelaskan dengan pikiran cerdas dari sisi kebenaran perkara yang diperselisihkan. Pernah suatu kali datang seorang laki-laki kepadanya. Sang laki itu mengadu kalau ayahnya hendak mengambil seluruh harta.

Abu Bakar lalu menjelaskan pada sang ayah, "silakan kau ambil sebanyak yang dapat mencukupi kebutuhanmu saja." Si ayah berusaha mengelak, wahai khalifah bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda engkau dan hartamu milik ayahmu. Abu Bakar menjawab betul, tapi yang dimaksud adalah persoalan nafkah.

Jika dihadapkan persoalan yang tidak diketahui solusinya, Abu Bakar tidak segan-segan bertanya pada para sahabat apakah mereka pernah mendengar Rasulullah mengatakan sesuatu terkait persoalan tersebut. Jika ada yang memberitahukannya, dia akan menggunakannya sebagai solusi.

Hal ini terjadi saat seorang nenek menanyakan terkait warisan. Qobidhah bin Dzu'aib menceritakan, seorang nenek datang menemui Abu Bakar As Siddiq mempertanyakan warisan hartanya. Abu Bakar berkata, "engkau tidak mendapat bagian baik dalam Alquran maupun sunnah Rasulullah, kembalilah esok hari agar aku tanyakan dulu persoalan ini pada orang-orang."

Abu Bakar pun menanyakan persoalan itu kepada para sahabat lain. Mughirah bin Syu'bah mengatakan, aku hadir saat Rasulullah memberi seperenam untuk seorang nenek. Abu Bakar bertanya kepadanya, apakah ada orang lain bersamamu saat itu? Muhammad bin maslamah lantas berdiri dan mengatakan hal yang sama. Abu Bakar pun langsung menetapkan bagian untuk sang nenek tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya