800 Ribu Ton Sampah Plastik Diproyeksi Mengalir ke Laut Indonesia di 2025, Ada Solusi?

Data dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menunjukkan aliran sampah plastik ke lautan Indonesia diproyeksikan akan meningkat 30% menjadi sekitar 800.000 ton pada tahun 2025.

oleh Septian Deny Diperbarui 15 Mar 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2025, 03:00 WIB
Bagai Gurun, Sampah Plastik Banjiri Pantai Kedonganan Bali
Sejumlah sukarelawan dan wisatawan turun tangan untuk membersihkan Pantai Kedonganan, Bali dari ceceran sampah. (SONNY TUMBELAKA/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Permasalahan sampah plastik dan pengelolaannya masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menunjukkan aliran sampah plastik ke lautan Indonesia diproyeksikan akan meningkat 30% menjadi sekitar 800.000 ton pada tahun 2025. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, produsen, dan masyarakat.

Melalui "Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen Kementerian Lingkungan Hidup," pemerintah menargetkan pengurangan sampah produsen sebesar 30% dari total timbulan sampah pada 2029. Hal ini mendorong industri untuk berinovasi dalam menciptakan solusi berkelanjutan, seperti kemasan ramah lingkungan dan sistem daur ulang yang efsien.

Senior Public Afairs and Sustainability Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, sejak 2018, AQUA telah berkomitmen untuk membangun model ekonomi sirkular dan menjadi bagian dari solusi terhadap permasalahan sampah di Indonesia melalui inisiatif #BijakBerplastik.

Inisiatif ini berfokus pada tiga aspek utama untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu pengumpulan sampah, pelaksanaan kampanye edukasi tentang pentingnya tanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan kepada konsumen dan anak-anak, serta inovasi dalam pengembangan kemasan yang lebih berkelanjutan.

“AQUA telah menjalankan berbagai inisiatif #BijakBerplastik di Indonesia, termasuk wilayah Pulau Jawa dan Bali. Di Pulau Jawa, AQUA bersama dengan Danone Ecosystem, dan Veolia Services Indonesia serta diimplementasikan oleh Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) mengembangkan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), program ini bertujuan untuk menciptakan siklus hidup kedua dari botol plastik paska konsumsi," kata Karyanto dikutip Jumat (14/3/2025).

"Program IRI dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dengan melibatkan 4 Tempat Pengolahan Sampah – Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Jatim, Jateng, DIY, serta 10 Mitra Pengumpulan di Jatim, Jateng, DIY, dan Sulteng," lanjut dia. 

AQUA bersama PT Khazanah Hijau Indonesia (Rekosistem) menjalin kerjasama untuk mengelola 1.400 metrik ton sampah kemasan dan botol plastik di Gresik, Jawa Timur. Kolaborasi AQUA dan Rekosistem ini adalah implementasi konkret dari Extended Producer Responsibility (EPR) yang menjadi alternatif solusi untuk mengurangi beban yang menumpuk di Surabaya dan kota-kota penyangganya.

Bersama Rekosistem, AQUA juga mendirikan 2 Waste Station di Yogyakarta dan Solo untuk masyarakat bisa menyetor sampah pilahan dan mendapatkan insentif Rekopoints sebagai insentif dari aplikasi Rekosistem.

 

 

Promosi 1

Komitmen Capai Target Pengurangan Sampah 30% di 2029

Pengelolaan sampah
Salah satu karyawan Recycling Business Unit (RBU) AQUA Tangerang Selatan sedang melakukan proses daur ulang sampah plastik. RBU merupakan model sosial bisnis daur ulang yang dibangun oleh AQUA untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik yang merupakan bahan baku produk daur ulang. Dalam perjalanannya, kegiatan operasional RBU terus bertumbuh. Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, sejumlah RBU telah memiliki satelit atau tempat pengumpulan sementara di Bekasi, Sukabumi dan Tangerang Selatan.... Selengkapnya

 Sustainable Packaging Circularity Senior Manager AQUA, Jefri Ricardo mengatakan salah satu fokus utama AQUA dalam mengelola kemasan paska konsumsi adalah mengembangkan ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan inklusif serta mengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan tingkat pengumpulan dan daur ulang sampah plastik.

Untuk itu, hingga saat ini, AQUA telah mengembangkan 11 bank sampah induk, 10 unit recycling business unit (RBU) dan 11 collection center di seluruh Indonesia, melibatkan lebih dari 25.000 pemulung dan 433 karyawan. Selain itu, AQUA juga aktif melakukan pendampingan kepada 32 TPS3R, 2 TPST, serta lebih dari 60 unit bank sampah.

Jefri mengungkapkan AQUA berkomitmen mengumpulkan kembali lebih banyak plastik dari yang digunakan. "Untuk itu, kami terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah melalui unit bisnis daur ulang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), dan bank sampah. Ini bertujuan memaksimalkan manfaat ekonomi sirkular bagi lingkungan, masyarakat dan juga kelangsungan usaha AQUA," kata Jefri.

Untuk memperluas cakupan pengumpulan ke luar Jawa, AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia (POPSEA) mengembangkan fasilitas daur ulang di Samarinda untuk meningkatkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Kalimantan dan area di luar Pulau Jawa dengan kapasitas pengumpulan hingga 9.600 metrik ton plastik jenis PET. AQUA juga mengembangkan dan mendampingi 10 collection center di destinasi wisata prioritas seperti Bali, Likupang, Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, dan Labuan Bajo.

Melalui berbagai inisiatif tersebut, hingga saat ini AQUA telah berhasil mengumpulkan lebih dari 26.000 ton sampah plastik per tahunnya dengan berbagai pihak yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.

 

Kolaborasi dan Peran Seluruh Pihak untuk Keberlanjutan Lingkungan

Reaksi Danone AQUA Diminta Sungai Watch Berhenti Produksi Air Minum Kemasan Gelas yang Cemari Sungai-Sungai di Bali
Proses penyortiran sampah-sampah anorganik di sungai-sungai Bali. (dok. Instagram @sungaiwatch/https://www.instagram.com/p/C3SUlSMxTEs/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

AQUA terus berinovasi menghadirkan kemasan ramah lingkungan yang 100% dapat didaur ulang, digunakan kembali, dan dikomposkan. Inovasi AQUA termasuk galon guna ulang, botol rPET, botol kaca guna ulang, dan AQUA Cube tanpa label dan sedotan. AQUA juga mengurangi penggunaan plastik dengan menghilangkan segel plastik dan mengurangi berat botol. Lebih dari 90% kemasan AQUA dapat didaur ulang dan mengandung hingga 25% material daur ulang.

Meski demikian, Karyanto menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan seperti produsen, pemerintah, LSM, dan masyarakat untuk menciptakan pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan. “Diperlukan dukungan dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan komitmen ini dapat berjalan dengan berkelanjutan,” ujar Karyanto.

Fakta ini sekaligus membantah Brand Audit Report 2024 yang dikeluarkan oleh organisasi lingkungan berbasis di Bali, Sungai Watch. Dalam laporan ini, Sungai Watch mengumpulkan sebanyak 623.021 sampah kemasan plastik di Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur pada area tertentu di mana pembatas sungai mereka dipasang. Meskipun data tersebut memberikan gambaran, namun data tersebut tidak sepenuhnya mewakili kondisi sampah yang lebih luas di Indonesia. Laporan tersebut hanya menampilkan sampah kemasan yang berasal dari produk bermerek popular. Sementara seperti yang kita ketahui, sebagian besar sampah terdiri dari kantong plastik, pembalut wanita, dan popok.

Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah
Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya