7 Kebiasaan Buruk yang Bisa Sebabkan Kenaikan Berat Badan saat Puasa

Jauhi kebiasaan buruk ini saat puasa agar tidak mengalami kenaikan berat badan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Mei 2020, 07:40 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 07:40 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan buruk yang bisa sebabkan kenaikan berat badan saat puasa perlu dihindari. Puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi tiap umat Muslim. Tak hanya memperoleh berkah luar biasa dari Allah SWT, berpuasa juga baik untuk kesehatan.

Dalam sejumlah penelitian, puasa dapat meningkatkan metabolisme dan membantu serta lemak tubuh. Tapi, jika tidak dilakukan dengan benar, puasa malah menjadi alasan kenaikan berat badan. Ada sejumlah kebiasaan buruk yang bisa sebabkan kenaikan berat badan saat puasa.

Kebiasaan buruk yang bisa sebabkan kenaikan berat badan meliputi pola makan, tidur, hingga olahraga. Kebiasaan buruk yang bisa sebabkan kenaikan berat badan ini sebenarnya bisa dihindari. Dengan menjalankan pola hidup sehat dan memahami hakikat puasa yang sesungguhnya, Anda akan senantiasa terhindari dari kebiasaan-kebiasaan buruk ini.

Berikut 7 kebiasaan buruk yang bisa sebabkan kenaikan berat badan saat puasa, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(5/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Langsung tidur setelah sahur

Ilustrasi/copyrightshutterstock/GP Studio
Ilustrasi/copyrightshutterstock/GP Studio

Tidur setelah makan memang sudah terbukti buruk bagi kesehatan. Salah satu dampak buruknya adalah resiko obesitas. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidur usai makan berat dapat meningkatkan risiko obesitas. Saat langsung tidur usai makan sahur, kalori yang masuk akan tertimbun dan sulit dicerna.

Akibatnya lemak akan menumpuk dan menimbulkan obesitas. Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga membuat berat badan di atas normal. Secara umum, penyebab utama dari obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi.

Jika merasa sangat mengantuk usai makan sahur, usahakan untuk tidur 2 jam setelah makan sahur. Jeda yang cukup akan memberi kesempatan tubuh mencerna makanan yang baru dikonsumsi.


Melewatkan sahur

Ilustrasi sahur
Ilustrasi sahur (sumber: iStock)

Ketika melewatkan sahur, tubuh bisa merasa sangat lapar. Akibatnya saat berbuka, seseorang bisa makan dalam jumlah besar. Makan sahur merupakan cara yang baik untuk mengisi hari dengan nutrisi dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Semakin tinggi tingkat kelaparan, semakin banyak jumlah asupan makanan yang dibutuhkan. Makanan yang dikonsumsi saat sedang lapar juga biasanya merupakan makanan manis dan berkalori tinggi. Semua ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.


Makan berlebihan saat berbuka

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Saat berbuka puasa, seseorang bisa makan berlebihan untuk memuaskan rasa laparnya. Tak jarang orang makan berlebihan dengan dalih mengisi kembali energi yang hilang saat berpuasa. Padahal, makan berlebihan merupakan kebiasaan buruk yang harus dihindari saat puasa.

Makan berlebihan merupakan penyebab utama kenaikan berat badan. Beberapa cara sederhana untuk menghindari makan berlebihan termasuk dengan makan penuh perhatian, konsumsi makanan tinggi serat, protein tinggi yang kaya akan makanan nabati, dan banyak minum air putih.


Terlalu banyak makan makanan manis

Makanan Manis
Ilustrasi Makanan Manis Credit: pexels.com/Igor

Selama bulan puasa, konsumsi makanan dan minuman manis bisa meningkat. Makanan dan minuman manis berlebihan saat berbuka juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan saat puasa. Makanan dan minuman dengan gula cenderung tinggi kalori yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Makanan dan minuman tinggi gula juga berkontribusi terhadap peningkatan gula darah, resistensi insulin, dan resistensi leptin yang berkepanjangan. Ini semuanya terkait dengan kenaikan berat badan dan kelebihan lemak tubuh. Banyak penelitian mengaitkan asupan gula tidak hanya dengan penambahan berat badan tetapi juga peningkatan risiko kondisi kesehatan kronis, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.


Konsumsi makanan instan dan cepat saji

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Konsumsi makanan instan dan cepat saji juga bisa menjadi penyebab kenaikan berat badan saat puasa. Makanan instan seperti mi, sereal, atau daging olahan bisa mengandung tambahan gula, pengawet, dan lemak tidak sehat. Makanan seperti junk food juga cenderung menyebabkan ketagihan dan konsumsi berlebih.

Sebaiknya, hindari makanan-makanan ini selama sahur dan berbuka. Sebagai gantinya, konsumsi makanan utuh yang padat nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, telur, dan biji-bijian.


Kurang olahraga

Malas
Ilustrasi bermalas-malasan (iStockphoto)

Saat berpuasa tubuh bisa terasa lemas yang kemudian memicu rasa malas. Ini bisa membuat tubuh kurang aktif yang berbahaya bagi kesehatan. Ketidakaktifan merupakan faktor umum penambahan berat badan dan penyakit kronis. Pastikan untuk tetap berolahraga di sore hari.

Latihan kardio atau aerobik seperti jogging, bersepeda, dan berenang bisa menjadi pilihan olahraga di sore hari. Latihan ini dapat meningkatkan detak jantung dan sangat efektif untuk membakar lemak perut.


Kurang tidur

Banyak Begadang
Ilustrasi Kekurangan Tidur Credit: pexels.com/KhaRuxury

Saat puasa, jam tidur bisa berubah karena adanya makan sahur. Ini bisa membuat seseorang tidak memiliki jam tidur yang cukup. Kurang tidur dapat memicu kenaikan berat badan. Kurang tidur menyebabkan perubahan pada hormon yang mengatur rasa lapar dan nafsu makan. Kurang tidur bisa mengurangi hormon leptin yang menahan nafsu makan dan meningkatkan hormon ghrelin yang memicu perasaan lapar. Kondisi ini bisa membuat seseorang makan berlebihan saat berbuka dan sahur.

Untuk mensiasatinya, cobalah untuk tidur lebih awal setelah beribadah di tarawih. Tidur siang juga sangat bermanfaat untuk mengatasi kurang tidur.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya