6 Fakta Unik Maroko, Negara Islam Berjuluk Singa Atlas yang Penuh Kejutan

Liputan6.com, Cilacap - Morocco dan Croatia akan bertemu dalam laga yang memperebutkan tempat ketiga usai keduanya kalah dalam partai semi final Piala Dunia 2022.

Sebagaimana diberitakan, skuad Morocco harus bertekuk lutut atas skuad Prancis dengan skor 0-2. Hal yang sama juga dialami Croatia yang harus mengakui keunggulan Argentina dengan skor 0-3.

Atas kekalahan ini, Maroko dan kroasia akan bertemu dalam laga yang akan memperebutkan tempat ketiga yang akan dilaksanakan di Stadion Internsional Khalifah, Qatar, pada hari Sabtu 17 Desember, mulai pukul 22.00 WIB.

Bertemunya Marocco dan Croasia ini sebenarnya merupakan kesempatan menunjukkan jati diri meraka. Sebab sebenarnya, Marocco dan Croatia sebelumnya sudah pernah bertemu dalam ajang penyisihan grup F  dan mereka harus puas bermain imbang tanpa gol.

Meskipun harus menelan pil pahit atas kekalahan ini, ada fenomena menarik yang dilakukan para pemain negara yang berjuluk ‘Singa Atlas' ini, yakni mereka tetap melakukan sujud syukur. Tak pelak lagi aksi ini menuai pujian banyak orang.

Selain fenomena menarik yang dipertontonkan oleh para pemain Marocco ini, ternyata Marocco merupakan negara yang menyimpan banyak fakta menarik yang jarang diketahui.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini Liputan6.com ulas seputar 6 fakta unik negara Morocco ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:

1.  Memiliki 2 Ibu Kota

Maroko merupakan negara Islam yang memiliki dua ibukota negara yaitu Rabat sebagai ibukota administrasi dan Casablanca sebagai ibukota industri.

Secara geografis Marocco merupakan negara yang berada di Afrika Utara dan berbatasan langsung dengan Spanyol yang hanya dipisahkan oleh selat Gibraltar. 

2. Memiliki Julukan The Atlas Lion

The Atlas Lion  atau Singa Atlas merupakan julukan negara Marocco. Julukan ini bermula sebab Marocco merupakan negara yang memiliki hewan langka yakni singa luar biasa yang dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Barbary atau Atlas.

Hewan ini di masa lalu berkeliaran bebas di gurun dan pegunungan Afrika Utara, mulai dari Maroko hingga Mesir, jauh di utara kerabat sub-Sahara mereka.

Singa in merupakan salah satu dari spesies singa terbesar yang memiliki ukuran fantastis dan rambut surainya yang berwarna gelap dan menjadi satwa peliharaan para bangsawan Maroko dan negara-negara Afrika Utara lainnya.

Sebagai informasi, singa berber terakhir yang sempat terekam di alam lepas sama sekali adalah pada tahun 1992 di Pegunungan Atlas. Sisa singa berber yang tersisa hanya mampu ditemui di kebun binatang dan sirkus.

Singa berber sering diasumsikan sebagai sub spesies singa terbesar dan terberat, dengan perkiran berat dari jantan adalah 180 sampai 270 kilogram dan sebagai betina adalah 120 sampai 180 kilogram. 

3. Negara Tertua di Afrika

Maroko merupakan negara tertua di afrika. Deklarasi kedaulatan pertama di Maroko terjadi pada tahun 78.

Penduduk Maroko awalnya berimigrasi dan mencoba melarikan diri dari daerah Sahara karena kekurangan air. Perjalanan mereka mengarah ke Pegunungan Atlas dan kemudian daerah pesisir.

4. Sumber Angin Terbesar di Afrika

Sumber angin terbesar di Afrika terletak di barat daya Maroko, yakni di sepanjang pantai Atlantik. Ladangan angin tersebut mulai menghasilkan listrik pada 2014, untuk menyediakan listrik yang andal sebagai sumber terbarukan.

Penyebab negara ini memiliki sumber angin terbesar karena garis pantainya yang luas, Maroko memiliki potensi produksi tenaga angin yang besar. Hingga tahun 2021, Tarfaya Wind Farm adalah ladang angin terbesar di benua ini.

5. Memiliki Puncak Tertinggi di Afrika

Pegunungan Atlas Maroko adalah pegunungan tertinggi di Afrika Utara. Puncak tertinggi, Jebel Toubkal menjulang setinggi 4.165 meter (13.665 kaki).

Puncak ini juga merupakan puncak tertinggi di negara Arab. Orang Berber menyebutnya "Idraren Draren" yang artinya adalah pegunungan.

 6. Memiliki Universitas Tertua di Dunia

Universitas Karueein merupakan lembaga pendidikan tertua yang dimiliki negara ini. Meskipun didirikan pada tahun 859 M, lembaga pendidikan ini tetap beroperasi hingga kini.

Penulis: Khazim Mahrur