Kisah Perang Tabuk, Tatkala 1 Unta Ditunggangi 10 Sahabat Nabi

Perang Tabuk merupakan perang antara kaum muslimin dan Romawi. Rasulullah SAW langsung memimpin pasukan sebesar 30 ribu personel

oleh Putry Damayanty diperbarui 24 Jan 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2023, 22:30 WIB
Ilustrasi unta
Ilustrasi muslim. Image by Free-Photos from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah SAW. Perang ini dimulai pada bulan Rajab tahun 9 Hijriyah dan berakhir pada 26 Ramadhan dengan memperoleh sejumlah kesuksesan.

Peristiwa Perang Tabuk terjadi di sebuah kota yang terletak di antara lembah al-Qura dan Syam, jarak antara Tabuk dan Madinah mencapai 778 kilometer. 

Pada perang tersebut, kaum Muslimin melawan pasukan kaum Romawi. Sebagai perang besar yang dipimpin langsung oleh Rasul. 

Banyak versi mengenai latar belakang munculnya perang ini. Satu di antaranya karena Rasulullah SAW mengetahui Raja Romawi mempersiapkan pasukan yang besar untuk melawan umat, untuk membalas kematian Ja'far bin Abu Thalib, serta adanya tantangan dari orang Yahudi dengan tujuan ingin menipu kaum Muslimin agar celaka. 

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Awal Mulai Terjadinya Perang

Mendengar kabar, Nabi Muhammad SAW langsung mempersiapkan diri begitupun dengan kaum Muslimin lainnya. 

Rasulullah SAW juga menyarankan pengumpulan dana. Hingga akhirnya, Abu Bakar mengorbankan seluruh hartanya. 

Umar RA juga mengorbankan setengah harta dan Utsman RA mengorbankan perlengkapan perang untuk sepertiga pasukan. Sahabat lainnya pun juga menginfakkan lebih dari kemampuan mereka.

Setelah semua persiapan selesai, Rasulullah SAW memimpin 30 ribu kaum Muslimin secara langsung. Mereka berangkat untuk menghadang pasukan Romawi.

Kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW dan pasukan ini lantas dianggap sebelah mata oleh Heraklius. Ia yakin kaum Muslim tak akan mampu melewati padang pasir dan mendatangi mereka lantaran cuaca saat itu sangat panas.

Ujian Berat bagi Kaum Muslimin

Panasnya cuaca saat itu, bukan menjadi satu-satunya tantangan dalam Perang Tabuk. Kaum Muslim juga harus memperjuangkan keimanan mereka yakni dengan keterbatasan bahan makanan.

Lantaran, kebun-kebun di Madinah sedang musim panen. Sebagian besar penduduk Madinah mendapat penghasilan dari bertanam kurma Dapat dikatakan musim panen itu adalah rezeki mereka selama setahun. Kendati demikian, kaum Muslim tetap bertakwa kepada Allah SWT.

Mereka dengan ikhlas mengorbankan rezeki itu dan berangkat untuk menghadang pasukan Romawi. 

Perjalanan pasukan kaum Muslimin menuju Tabuk memakan waktu hingga 20 hari. Medan ditempuh pun amatlah sulit.

Perang ini bahkan di juluki "Pasukan Jaisyul Usrah" yang artinya pasukan yang dalam keadaan sulit. Keadaan para sahabat pun sedang susah hingga membuat seekor unta harus dikendarai oleh 10 orang sahabat secara bergantian.

Mundurnya Pasukan Romawi

Setelah pasukan Muslim sampai di Tabuk, tak disangka pasukan Romawi justru mundur dan justru bersembunyi di benteng-benteng mereka. Mereka gentar terhadap kaum Muslim yang kuat. 

Panglima Khalid bin Walid sempat meminta izin untuk mengejar Heraklius berikut pasukannya. Namun, niat itu dilarang oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau mengatakan jika tujuan kedatangan kaum Muslim adalah untuk merebut wilayah Arab yang sempat ditaklukkan pasukan Romawi.

Perang ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kaum Muslim saat itu tentang pentingnya kejujuran iman dan bertahan dalam kesulitan yang ada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya