Kisah Pengakuan Pengarang Simthudduror Akan Kewalian Syaikhona Kholil Bangkalan

Syaikhona Kholil Bangkalan adalah seorang wali Allah yang berasal dari Madura. Ia dikenal sebagai mahaguru para ulama di Tanah Air. Banyak santri yang pernah berguru kepadanya menjadi ulama yang sangat berpengaruh di daerahnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 22 Agu 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2023, 00:30 WIB
Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)
Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)

Liputan6.com, Jakarta - Syaikhona Kholil Bangkalan adalah seorang wali Allah yang berasal dari Madura. Ia dikenal sebagai mahaguru para ulama di Tanah Air. Banyak santri yang pernah berguru kepadanya menjadi ulama yang sangat berpengaruh di daerahnya.

Salah satu santrinya, Habib Umar menceritakan bahwa Mbah Kholil hidupnya semasa dengan pengarang kitab Simthudduror, Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsy. 

Suatu ketika, Mbah Kholil bersilaturahmi ke Habib Ali Al-Habsyi. Mereka saling merangkul satu sama lain, meskipun tidak saling mengenal di dunia.

Kemudian Habib Ali mengenalkan Mbah Kholil kepada santrinya. "Ini adalah seorang waliyullah dari Indonesia," ucapnya dikutip dari syaichona.net, Ahad (13/8/2023).

Keduanya sempat berbincang-bincang. Anehnya, mereka berbicara menggunakan bahasa Madura. Padahal Habib Ali yang berasal dari Hadramaut tidak mengetahui bahasa Madura.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Bertemu di Alam Malakut

KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)

Pertemuan tersebut menimbulkan satu pertanyaan dari salah satu murid Habib Ali. Setelah Mbah Kholil pulang, seorang murid Habib Ali bertanya, "Apa guru mengenal orang tadi?".

Habib Ali menjelaskan bahwa ia dengan Mbah Kholil memang tidak pernah bertemu di alam dunia sebelumnya. Keduanya dipertemukan di alam malakut.

"Saya bertemu dengan Syaikhona Kholil di tempat alam malakut. Saya di sana bertemu dengan dua orang dan yang satunya itu KH Hasan Genggong yang merupakan santrinya Syaikhona Kholil," ujarnya.

Cerita tersebut hingga saat ini masih masyhur di Kota Tarim. Masya Allah. Kewalian Mbah Kholil diakui oleh Habib Ali Al-Habsyi, pengarang Simtudhuror yang kitabnya selalu dibaca oleh masyarakat Indonesia.

Kisah ini disarikan dari situs Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan. Semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya. Aamiin. Wallahu'alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya