Liputan6.com, Jakarta - Hidup di dunia hanyalah sementara. Manusia diciptakan ke dunia ini agar mengumpulkan amal untuk bekal di akhirat kelak.
Amal baik akan mendapatkan hadiah berupa surga dan seisinya. Sedangkan orang yang beramal buruk akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Umat Islam wajib percaya akan adanya hari kiamat, karena itu termasuk dari rukun iman, yaitu percaya pada hari kiamat.
Advertisement
Baca Juga
Setelah terjadi kiamat, dari berbagai riwayat, manusia akan dibangkitan lalu dikumpulkan di Padang Mahsyar, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah berikut.
عن عائشةَ، رضي اللَّه عنها، قَالَتْ: سمعتُ رَسُول اللَّه ﷺ، يقول: يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا قُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ،؟ قَالَ: يَا عَائِشَةُ الأَمرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُم ذلكَ.
Artinya: "Aisyah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Manusia akan dikumpulkan pada Hari Kiamat dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa pakaian, dan tanpa disunat’
"Lantas, aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa laki-laki dan perempuan memandang satu sama lain?’ Rasulullah menjawab, ‘Wahai Aisyah, masalah yang akan dihadapi lebih penting dari sekadar melihat satu dengan yang lain’." (Muttafaq 'alaih).
Banyak ulama menggambarkan kondisi ketika manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar. Salah satunya ialah Ustadz Abdul Somad alias UAS.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menemui Nabi-Nabi untuk Diberi Syafaat
Mengutip YouTube Jejak Islam, UAS menjelaskan bahwa ketika di Padang Mahsyar matahari berada sejengkal di atas kepala manusia, dan manusia berbondong bondong mencari orang yang bisa memberikan pertolongan agar segera diberikan keadilan.
"Setiap kamu akan bernaung di bawah naungan sedekah, sampai pengadilan ditegakkan, berapa lama kita akan berada di bawah panas terik itu? Selama orang mencari cari siapa orang yang bisa menolong memberi syafa'at,” kata UAS dikutip Jumat (9/8/2024).
UAS mengatakan bahwa manusia meminta pertolongan kepada Nabi Adam. Namun Adam tidak sanggup memenuhi permintaan umat manusia.
Kemudian manusia menghadap Nabi Nuh agar memohon kepada Allah SWT supaya segera ditegakkan keadilan karena sudah tidak tahan dengan panas terik matahari. Lagi-lagi Nabi Nuh pun tidak berani menghadap Allah SWT.
Advertisement
Doa Nabi Muhammad Disimpan untuk Syafaat di Hari Kiamat
Lalu manusia berbondong menghadap Nabi Musa. Nabi musa juga tidak sanggup menghadap Allah SWT. Begitu pun Nabi Isya yang lebih menyarankan umat manusia meminta syafaat kepada Nabi Muhammad SAW.
"Datang mereka (manusia) menghadap Nabi Muhammad, dialah (Nabi Muhammad) yang berani menghadap Allah SWT, kenapa? Likulli nabiyyiin da'watun mustajaabah, setiap nabi punya doa maqbul, doa (Nabi) Musa sudah dipakainya, doa (Nabi) Nuh sudah dipakai, tapi (Nabi) Muhammad tuh doanya dia simpan,” kata UAS.
“Ketika giginya retak, ketika pelipisnya berdarah, ketika dia sudah terancam akan mati dikepung kafir musyrik, berteriak sahabat yang menjaga keliling. 'Ya Rasulallah, inilah masanya doa kepada Allah supaya turun hukuman. Kata nabi, 'Tidak, biarlah kusimpan satu doa ini untuk syafaat umatku di hari kiamat," tutur UAS.