Liputan6.com, Jakarta Setelah dunia berakhir dan seluruh makhluk dibangkitkan dari kuburnya, manusia akan dikumpulkan di satu tempat yang disebut Padang Mahsyar. Inilah momen awal menuju pengadilan Allah yang agung, di mana setiap jiwa menanti giliran untuk dihisab. Namun, sebelum penghitungan amal dimulai, manusia harus melalui masa penantian yang tidak mudah—panjang, melelahkan, dan penuh rasa cemas.
Banyak yang bertanya-tanya: berapa lama manusia harus menunggu di Padang Mahsyar? Apakah hitungan waktu di akhirat sama dengan di dunia? Dalam berbagai riwayat dan tafsir, disebutkan bahwa masa penantian ini bisa terasa sangat panjang, bahkan seperti ribuan tahun, tergantung dari tingkat keimanan dan amal seseorang selama hidupnya. Sebagian akan merasa sekejap, sebagian lainnya merasakan seakan-akan tidak berujung.
Advertisement
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang lamanya waktu yang dialami manusia di Padang Mahsyar menurut perspektif Islam, termasuk perbedaan kondisi yang dirasakan oleh orang-orang beriman dan yang ingkar. Simak penjelasannya untuk menambah pemahaman dan menyadari pentingnya mempersiapkan diri sejak sekarang, sebelum hari yang pasti itu datang.
Advertisement
Lamanya Penantian di Padang Mahsyar
Mengutip laman eramuslim.com, di Padang Mahsyar, seluruh manusia menunggu giliran diperiksa dan diadili. Sebuah proses panjang dan lama serta rangkaian episode harus dilalui sebelum akhirnya tahu apakah ia bakal senang selamanya di akhirat dalam surga Allah ataukah sengsara berkepanjangan di dalam api neraka.
Proses panjang tersebut akan berlangsung lima puluh ribu tahun sebelum jelas bertempat tinggal abadi di surga atau neraka. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ صَاحِبِ كَنْزٍ لَا يُؤَدِّي حَقَّهُ إِلَّا جُعِلَ صَفَائِحَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جَبْهَتُهُ وَجَنْبُهُ وَظَهْرُهُ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بَيْنَ عِبَادِهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ ثُمَّ يُرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ (أحمد)
Abu Hurairah r.a.berkata bahwa, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak seorang pun pemilik simpanan yang tidak menunaikan haknya (mengeluarkan hak harta tersebut untuk dizakatkan) kecuali Allah akan menjadikannya lempengan-lempengan timah yang dipanaskan di neraka jahanam, kemudian kening dan dahi serta punggungnya disetrika dengannya hingga Allah SWT berkenan menetapkan keputusan di antara hamba-hambaNya pada hari yang lamanya mencapai lima puluh ribu tahun yang kalian perhitungkan (berdasarkan tahun dunia). (Baru) setelah itu ia akan melihat jalannya, mungkin ke surga dan mungkin juga ke neraka.” (HR Ahmad 15/288)
Advertisement
Kondisi di Padang Mahsyar
Mengacu pada kanal Islami Liputan6.com, berikut adalah gambaran kondisi manusia saat berada di Padang Mahsyar setelah kiamat:
1. Telanjang dan Tidak Beralas Kaki
Di padang Mahsyar, manusia tidak mengenakan sehelai kain pun, tidak beralas kaki dan dalam keadaan belum dikhitan. Dalam kondisi semacam ini, tidak mungkin bisa saling melihat satu sama lain sebab semuanya sibuk dengan urusan-urusannya masing-masing.
عن عائشةَ، رضي اللَّه عنها، قَالَتْ: سمعتُ رَسُول اللَّه ﷺ، يقول: يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا قُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ،؟ قَالَ: يَا عَائِشَةُ الأَمرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُم ذلكَ.
"Aisyah berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan dikumpulkan pada Hari Kiamat dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa pakaian, dan tanpa disunat. Lantas, aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apa laki-laki dan perempuan memandang satu sama lain?" Rasulullah menjawab, "Wahai Aisyah, masalah yang akan dihadapi lebih penting dari sekadar melihat satu dengan yang lain" (muttafaq 'alaih).
2. Merasakan Teriknya Matahari karena Sangat Dekat
Di Padang Mahsyar, jarak antara manusia dan matahari sangat dekat. Oleh karena teriknya mentari, keringat bercucuran dengan amat deras sehingga merendam sebagian atau bahkan seluruh tubuh mereka. Hal ini sesuai dengan amal mereka sewaktu di dunia. Nabi Muhammad SAW bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَومَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيل فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهمْ في العَرَقِ“
Pada Hari Kiamat, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk hingga berjarak satu mil di atas kepala mereka, lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia.” (HR Muslim).
3. Merasakan Waktu yang Sangat Lama
Masa tunggu ini akan sangat menyiksa bagi orang-orang kafir. Namun, tidak demikian bagi mereka yang dikehendaki-Nya. Setiap orang menunggu giliran untuk dipanggil, diadili dan menunggu keputusan Allah, padahal satu hari di akhirat adalah sama dengan 1000 tahun di dunia. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
وَيَسۡتَعۡجِلُوۡنَكَ بِالۡعَذَابِ وَلَنۡ يُّخۡلِفَ اللّٰهُ وَعۡدَهٗ ؕ وَاِنَّ يَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّكَ كَاَ لۡفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. Al-Hajj: 47)
