Agama Bukan Hanya soal Iman dan Ibadah, UAH Beberkan Implementasinya dalam Kehidupan

Menurut UAH, kejujuran adalah contoh konkret dari penerapan nilai agama. Ia menjelaskan bahwa dahulu, seseorang yang dikenal jujur merasa bangga dengan sikapnya bukan hanya karena sifat jujurnya, tetapi karena ia adalah seorang Muslim.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 22:30 WIB
uah 222
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Beragama tidak cukup hanya dengan percaya, beriman, dan beribadah, tetapi juga harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Keimanan yang benar akan tercermin dari perilaku yang jujur, amanah, dan penuh tanggung jawab dalam berinteraksi dengan orang lain.

Seperti yang diajarkan dalam Islam, ibadah tidak hanya tentang ritual, tetapi juga bagaimana kita membawa nilai-nilai agama dalam tindakan kita, seperti menjaga kejujuran, berbuat baik, dan menjaga hubungan dengan sesama. Inilah wujud nyata dari keimanan yang utuh.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) seperti dikutip dari kanal Youtube @AdiHidayatOfficial menekankan bahwa beragama tidak hanya berarti memiliki keyakinan, iman, dan ibadah, tetapi juga mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pandangannya, ciri utama umat beragama sejati adalah bagaimana mereka menerapkan nilai-nilai agama dalam interaksi mereka sehari-hari.

Menurut UAH, kejujuran adalah contoh konkret dari penerapan nilai agama. Ia menjelaskan bahwa dahulu, seseorang yang dikenal jujur merasa bangga dengan sikapnya bukan hanya karena sifat jujurnya, tetapi karena ia adalah seorang Muslim. Kejujuran, dalam hal ini, adalah bentuk manifestasi dari iman yang mendalam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Kejujuran Kebenaran adalah Sikap Orang Beragama

Ilustrasi kejujuran
Ilustrasi kejujuran. (Image by storyset on Freepik)

UAH menceritakan sebuah kisah sejarah Islam untuk mengilustrasikan pentingnya kejujuran. Kisah tersebut melibatkan seorang penggembala di Sahara yang diuji oleh Khalifah Umar Bin Khattab.

Saat kambing penggembala tersebut diajak untuk berbohong jual kambing dengan cara berkata kepada pemilik kambing bahwa piarannya hilang. Jika penggembala itu ditanya mengenai nasib kambingnya. Meskipun kambingnya dijual, ia diminta menjelaskan bahwa kambing tersebut dimakan oleh serigala.

"Penggembala tersebut tidak mau mengatakan tersebut. ini adalah contoh kejujuran yang mendalam. Ini tidak hanya mengungkapkan kebenaran tetapi juga mencerminkan kepercayaannya kepada Allah," jelas UAH.

Menurut UAH, kebenaran yang diungkapkan dengan kejujuran adalah implementasi nyata dari nilai agama.

"Kejujuran dalam situasi sulit merupakan bentuk dari nilai-nilai agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.

Kejujuran dalam tindakan ini merupakan indikasi bahwa seseorang benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran agama.

 


Beragama, Sikap Jujur Utama

Para politisi terlihat berkata jujur, namun sebenarnya menyimpan banyak kebohongan.
Ilustrasi Sindiran (Sumber: brightside.me)

UAH menggarisbawahi bahwa dalam beragama, sikap jujur harus menjadi bagian integral dari perilaku seseorang. Dengan kata lain, nilai agama tidak hanya terletak pada keyakinan dan ibadah, tetapi juga dalam cara seseorang bertindak dan berinteraksi.

"Kejujuran adalah bagian dari identitas seorang Muslim, dan itu menunjukkan bahwa nilai-nilai agama telah memengaruhi perilaku dan tindakan kita," ujar UAH.

Ia menekankan bahwa penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari adalah cerminan dari iman yang sesungguhnya.

Melalui cerita dan pengajaran ini, UAH berharap agar umat Muslim dapat lebih memahami pentingnya mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan.

"Implementasi nilai-nilai agama yang baik adalah kunci untuk menunjukkan keimanan yang tulus dan mendalam," tutupnya.

UAH juga mengajak umat untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam bertindak dan berinteraksi dengan orang lain.

"Mari kita jadikan kejujuran dan nilai-nilai agama lainnya sebagai bagian dari identitas kita sebagai umat beragama," ujarnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya