Liputan6.com, Semarang - Konflik sosial yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, memancing reaksi keras dari Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid, putri sulung presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid.
Melalui tweet-nya, tokoh perempuan Nahdlatul Ulama ini menyampaikan,
"Atas nama @GUSDURians, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gub Jateng pak @ganjarpranowo untuk menunda pengukuran dll sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat negara.
Advertisement
Atas nama @GUSDURians, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gub Jateng pak @ganjarpranowo untuk menunda pengukuran dll sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat Negara. https://t.co/smK69nJSpj
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) February 8, 2022
Video Alissa Wahid Geram Lihat Pria Tendang Sesajen
Alissa juga berpendapat, jika rakyat tetap berhak berpendapat
Alissa juga berpendapat, jika rakyat tetap berhak berpendapat dan bertindak atas tanah airnya sebagai proses 'nembung' harus sampai di titik temu yang setara.
"Tidak boleh dikorbankan. Kaidahnya : kebijakan pemimpin haruslah ditujukan untuk kemaslahatan rakyatnya," ujarnya dalam tweet lanjutan kasus Wadas.
Sosok lulusan Fakultas Psikologi UGM ini juga menuliskan tweet menyentuh yang mempertanyakan, "Berapa banyak rakyat kecil yang sudah dikorbankan atas nama pembangunan?" Alissa pun mempertanyakan akan sampai kapan kasus-kasus serupa terus berulang.
Â
Advertisement
Ketegangan di Wadas
Sebelummya, proses pengukuran lahan untuk penambangan batu andesit yang akan digunakan untuk pembuatan Waduk Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo oleh Badan Pertanahan Nasional, Selasa (8/2/2022) memicu ketegangan.
Dalam sebuah video yang tengah viral di media sosial, ribuan petugas gabungan, TNI, Polri dan Satpol PP Kabupaten Purworejo nampak melakukan penjagaan di lokasi sekitar pengukuran.
Dikabarkan, saat pengukuran lahan sempat terjadi ketegangan antara warga yang menolak dan mendukung proyek tersebut.