Liputan6.com, Semarang - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Kendal untuk menyelesaikan keluhan para pedagang pasar relokasi di Terminal Bahurekso Kendal yang merasa sepi pembeli. Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD Jawa Tengah, Muhammad Ngainirrichardl saat ditemui secara langsung oleh Liputan6 di ruang Komisi B DPRD Jateng, Senin (28/3/2022).
Dia menyampaikan, pihaknya sempat berdialog bersama pedagang pasar yang tergabung dalam aliansi pedagang Pasar Weleri.
"Jadi tadi Komisi B menerima audiensi dari teman-teman aliansi pedagang Pasar Weleri, jadi dari temen-temen pedagang menjadi korban dari terbakarnya Pasar Weleri tahun 2020," kata Sekretaris Komisi B DPRD Jateng.
Advertisement
Setelah melalui audiensi yang cukup panjang, Ngainirrichardl mengatakakan kewenangan mengelola Pasar Weleri berada di pemerintah daerah. Sehingga pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk bisa segara memberikan solusi kepada para pedagang.
"Jadi pasar weleri ini kan sesuai dengan peraturan Menteri Perdagangan bahwa ini menjadi kewenangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, maka tadi juga ada perwakilan dari Dinas Perdagangan Provinsi Jateng. Maka kita akan lakukan koordinasi dengan pihak Pemkab Kendal, Dinas Pasar, dalam hal ini dimungkinkan atau tidak tuntutan teman-teman aliansi pedagang pasar ini bisa direalisasikan," ujarnya.
Dia juga meminta para pedagang untuk bisa bersabar untuk bisa mengetahui hasil keputusan dari Pemkab Kendal, setelah DPRD Jateng melakukan koordinasi.
"Jadi kita akan koordinasi itu, insyaallah 2 sampai 3 hari mendatang kita mendapatkan informasi itu, termasuk sikap kita seperti apa," ucapnya.
Â
Â
4 Poin Masalah
Anggota fraksi PPP juga menyampaikan tuntutan para pedagang yang sekarang menempati pasar relokasi yang berada di dekat Terminal Bahurekso, yang merasa keberatan saat dipindah di sana.
"Mereka menyampaikan, merasa keberatan atas tempat relokasi pasar saat ini yang ada di Terminal Bahurekso Kendal, karena ada beberapa alasan yang mereka sampaikan," tuturnya.
Pertama, dia mengatakan, para pedagang relokasi merasa sepi pembeli karena lokasi pasar saat ini tidak mudah dijangkau masyarakat, karena terletak di jalur cepat. Kedua, lanjutnya, masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait pindahnya para pedagang Pasar Weleri yang sempat terbakar.
Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan alasan berikutnya. "Ketiga, kondisi infrastruktur tempat relokasi, bagaimana masih terdapat jalan yang becek kemudian tempat pedagang yang tidak bagus. Keempat masalah transportasi, secara transportasi dari pasar ataupun menuju pasar tidak memadai, sehingga masyarakat enggan untuk datang ke pasar relokasi," imbuhnya.
Dari beberapa tuntutan para pedagang, ia mengatakan, sebenarnya para pedagang meminta kepada pemerintah setempat untuk bisa tetap berjualan di Pasar Weleri yang sempat terbakar. Sembari menunggu kepastian pembagunan pasar tersebut.
"Apa yang dikeluhkan pedagang ini, kita maklumi karena melihat kondisinya kasihan. Sudah kebakaran, tetapi sudah dipindahkan tetapi tempat tidak memungkinkan untuk berjualan, sepi. Mereka mendapatkan penghasilan dari mana," ujarnya.
Sementara, ketua aliansi pedagang Pasar Weleri, Ahmad Zamzuri mengatakan, kondisi pasar yang ditempati beberapa pedagang saat ini sangat mengenaskan karena masih sepi pengunjung.
"Untuk kondisi saat ini sangat mengerikan, karena tidak ada sama sekali pengunjung yang datang ke sana. Sehingga buat para pedagang yang memiliki bahan dagangan yang tidak bisa tahan lama seperti sayuran dan makanan, membuat (mereka) secara terpaksa harus membuang. Sehingga para pedagang harus mengalami kerugian dan bisa memperburuk keadaan para pedagang," tuturnya.
Â
Â
Advertisement