IDAI Jateng Siapkan Satgas Antisipasi Penyakit Hepatitis Akut Misterius

Sekretaris IDAI Jateng, Choirul Anam mengatakan pihaknya telah meminta seluruh dokter spesialis anak yang berada di kabupaten/kota agar melacak gejala penularan hepatitis akut.

oleh Tito Isna Utama diperbarui 13 Mei 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 06:00 WIB
Sekretaris IDAI Jateng, Choirul Anam
Sekretaris IDAI Jateng, Choirul Anam (Dok Pribadi)

Liputan6.com, Semarang – Merespons munculnya hepatitis akut misterius, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah (Jateng) akan menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Hepatitis guna menangani penyakit tersebut. Sekretaris IDAI Jateng, Choirul Anam mengatakan pihaknya telah meminta seluruh dokter spesialis anak yang berada di kabupaten/kota agar melacak gejala penularan hepatitis akut. Sebab, penyakit yang menyerang organ hati ini diperkirakan bisa menular pada anak-anak sekolah.  

 "Total ada 420 dokter anak yang dilibatkan untuk deteksi dini. Nantinya, para dokter akan mempelajari kriteria penyakit yang mengarah pada hepatitis akut. Kita pun sudah siapkan Satgas Hepatitis," kata Choirul, Kamis (12/05/2022) 

Pembuatan satgas, kata Choirul, guna mendeteksi dini, dengan menelusuri anak-anak yang mengalami nyeri perut yang disertai mual, muntah dan mengalami penyakit kuning.  Lebih lanjut, Choirul menyampaikan mengenai perbedaan gejala dibanding hepatitis A dan hepatitis yang sekarang ini.

Choirul menyebut untuk penyebabnya belum bisa diketahui secara pasti. Namun, ia menilai hal tersebut tidak ada kaitannya dengan penyakit hepatitis pada umumnya. "Oleh karena itulah, kita sedang tahap investigasi," bebernya.  

Sekali lagi Choirul menegaskan, penyakit hepatitis akut berisiko menular pada anak usia di bawah 19 tahun, seperti anak-anak setingkat SD sampai SMA. Namun untuk penyebabnya sampai saat ini masih misterius.   

"Penyebabnya belum diketahui. Kita lagi tahap investigasi dan deteksi dini untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap daerah," tegas dia.

Choirul menyarankan supaya setiap orangtua mengimunisasi anaknya secara lengkap dan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Yakni dengan menghindari jajan dan makan sembarangan.  

"Harus dikendalikan dulu (jajan dan makan). Karena pola penularannya kayak yang lain. Korovekal atau lewat makanan. Cuma sementara ini belum ada laporan kasusnya di Jateng," tutup dia.

Sementara, untuk saat ini sudah ada beberapa dokter yang telah diarahkan untuk membantu penanganan hepatitis akut misterius. Seperti yang ada di Kota Semarang, Kepala Puskesmas Miroto Semarang, dr. Din Hasanah mengaku tiga dokter umum saat ini diarahkan untuk membantu penanganan hepatitis akut di puskesmasnya.

"Sesuai arahan dari Dinkes kemarin, kan kita ada panduan untuk skrining dan apa saja yang perlu diperhatikan. Karena di Miroto ada tiga dokter umum, maka mereka sudah diinfokan untuk membantu pelayanan di poli KIA dan poli umum. Mereka sudah dibekali form panduan mengingat penyakit hepatitis varian baru ini kan dikhawatirkan lebih banyak menular ke anak-anak. Sebab itulah layanan di poli perlu kita maksimalkan," ujar Din Hasanah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya