6 Bangunan Cagar Budaya di Tengah Ingar Bingar Makau

Makau tidak melulu tentang gedung-gedung pencakar langit dan kehidupan malam yang hedonis, kawasan ini ternyata juga punya cagar budaya.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 11 Apr 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 13:30 WIB
Makau
Makau tidak melulu tentang gedung-gedung pencakar langit dan kehidupan malam yang hedonis, kawasan ini ternyata juga punya cagar budaya. Foto: MGTO.

Liputan6.com, Jakarta Makau tidak melulu tentang gedung-gedung pencakar langit dan kehidupan malam yang hedonisme. Kawasan yang punya hubungan sejarah dengan Portugal ini ternyata juga menyimpan banyak bangunan cagar budaya yang dihargai, dipelihara, dan dilestarikan demi kepentingan pariwisata.

Ada lebih dari 20 monumen kuno dan alun-alun dengan desain arsitektur menawan yang ada di jantung kota. Distrik bersejarah ini dikenal dengan nama “Pusat Sejarah Makau” yang telah terdaftar menjadi deretan bangunan cagar budaya warisan dunia pada 2005. Berikut 6 bangunan cagar budaya yang mampu menghilangkan stigma banyak orang tentang Makau yang hedonis.

Moorish Barracks
Dibangun pada 1874, gedung ini awalnya digunakan untuk mengakomodasi resimen India yang ditunjuk untuk memperkuat kepolisian Makau. Saat ini bangunan yang berada di Calcada da Barra ini difungsikan sebagai markas dari Badan Kelautan dan Perairan Makau. Bentuk bangunanya yang bernuansa neo-klasik dengan pengaruh Moghul kerap membuat wisatawan yang berkunjung berdecak kagum saat melihatnya dari dekat.

Mandarin’s House

Dibangun sebelum 1869, rumah ini merupakan hunian sastrawan Tiongkok, Zheng Guanying. Bergaya tradisional, rumah yang terdiri dari beberapa bagian ini menampilkan detail arsitektur campuran antara Tiongkok dan Barat. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan batu bata abu-abu terhadap ornamen melengkung dan jendela kayu Tiongkok yang berkisi-kisi mutiara asal India. Jika ingin berkunjung, Anda perlu mendaftar terlebih dahulu secara online.

Perpustakaan Sir Robert Ho Tung

Dibangun s ekitar 1894, bangunan ini awalnya digunakan sebagai kediaman Dona Caroluna Cunha. Pada 1918, pengusaha Hong Kong bernama Sir Robert Ho Tung membelinya, dan menggunakannya sebagai tempat pengasingan. Sir Robert kemudian meninggal pada 1955 dan pemerintah Makau menjadikan gedung bergaya art deco tersebut sebagai perpustakaan, sesuai dengan permintaan Sir Robert sendiri.

Gedung Leal Senado

Leal Senado merupakan gedung balai kota pertama yang dimiliki Makau dan dipertahankan fungsinya hingga saat ini. Nama “Leal Senando” berasal dari julukan “City of Our Name of God Macau, There is None More Loyal”, yang diberikan raja Portugis, Dom John IV pada 1654. Gedung ini dirancang dengan gaya neo-klasik dan semua dinding asli dan tata letaknya masih dipertahankan, termasuk taman yang ada di halaman belakang.

Benteng Guia

Dibangun antara tahun 1622 – 1638, di dalam benteng ini terdapat Guia Chapel yang dibangun biarawati Klaris. Lukisan rumit pada kapel merepresentasikan percampuran budaya Tiongkok dan Eropa, menampilkan motif agama dan mitologi percampuran dua kebudayaan tersebut. 

Lou Kau Mansion


Sudah berdiri sejak 1889, bangunan ini merupakan rumah bagi Lou Kau, yaitu pengusaha Tiongkok yang memiliki banyak properti. Rumah miliknya menggambarkan “Kota Kristen Tua”, yang dibangun menggunakan batu bata abu-abu dengan karakteristik arsitetur bangunan khas perumahan Xiguan Tiongkok. Dibuka tiap hari mulai pukul 10.00 hingga pukul 18.00, kecuali hari libur, rumah ini kerap menjadi destinasi wisata alternatif bagi mereka yang berkunjung ke Makau.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya