Usung Monumen Plataran Jadi Ikon, IKAM Yogya Dorong Paket Wisata

Acara ini bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta.

oleh hidya anindyati diperbarui 31 Jul 2017, 12:50 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 12:50 WIB
Acara ini bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta
Acara ini bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta

Liputan6.com, Jakarta Berbagai lini dijalani Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam mempromosikan destinasi-destinasi unggulan tanah air. Tidak terkecuali yang masuk ke dalam 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kemenpar atau biasa disebut dengan 10 Bali Baru.

Buktinya, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menggelar promosi 10 destinasi prioritas melalui event perjalanan insentif di Provinsi Jawa Tengah pada pengenalan destinasi wisata prioritas. Acara ini bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta, Sabtu (29/7).

”Dengan acara insentif ini, segera mungkin kita membuat paket wisata yang menawarkan destinasi-destinasi sejarah, terutama kaitannya dengan sejarah kemerdekaan dan perjuangan IKAM. Ini menopang salah satu destinasi prioritas Borobudur, jadi selain ke Candi Borobudur, wisatawan juga disiapkan paket untuk mengenal sejarah dan berwisata ke museum-museum sejarah maupun monumen yang kita miliki di Yogyakarta,” ujar Kepala Dinas Sejarah TNI AD, Brigjen Djashar Djamil.

Djamil menjabarkan, banyak lokasi sejarah yang menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari rentetan perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia di Yogyakarta. Sebut saja, Monumen Plataran, Benteng Vreidenberg, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, SMPN 2 Kalasan, Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Akademi Militer Magelang, serta ke Monumen Perjuangan Taruna di Plataran-Kalasan.

”Itu semua punya arti, jika kita pelajari menjadi daya tarik sendiri, dan menjadi daya tarik pariwisata. Apalagi ini masuk ke dalam 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan pemerintah,” ujar Djashar.

Sementara itu, salah satu pemerhati sejarah dan juga penggagas acara ini, Indroyono Soesilo, mengatakan Monumen Perjuangan Taruna atau yang lebih dikenal dengan Monumen Plataran memiliki potensi besar untuk ditetapkan sebagai destinasi wisata.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar itu menambahkan, monumen yang berlokasi di di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan itu menyimpan sejarah perjuangan kemerdekaan. Di situ, pada 24 Pebruari 1949, para perwira alumni Akademi Militer Yogya dan taruna MA-Yogya bertempur menghadapi Pasukan Tentara Belanda. Beberapa dari mereka gugur.

"Sejarahnya sangat dalam, dan punya banyak cerita perjuangan kemerdekaan. Bahkan salah satu Alumni MA Yogya gugur saat melindungi pasukannya yang tengah mengadakan gerakan mundur," ujar pria yang pernah menjabat Menkomaritim itu.

Indroyono mengajak kepada seluruh stakeholder terkait untuk memberikan dukungan perhatian pada wisata sejarah Monumen Perjuangan ini, dan dapat diintegrasikan dengan objek wisata di Kecamatan Kalasan. Seperti Candi Sambisari, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Kedulan dan juga dengan kompleks Candi Prambanan ” Ini akan memberikan dampak bagus ke masyarakat dan 10 destinasi prioritas, jika Monumen Plataran dan rentetan wisata sejarah dapat berkembang bagus dan pesat,” ujar Indroyono.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Kemenpar Hendri Karnoza mengucapkan terima kasih kepada IKAM yang perduli mengemas wisata sejarah menjadi bagian percepatan 10 Bali Baru yang telah ditetapkan Kemenpar yang salah satunya Borobudur.

Apalagi, imbuh Esthy, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah meluncurkan Badan Otorita Pariwisata (BOP), beberapa waktu lalu. Launching dilakukan di Kompleks Taman Candi Prambanan, persisnya di panggung tertutup candi di tepian sungai Opak itu.

Seperti diketahui, pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017 tentang Pembentukan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur yang sudah disahkan presiden 11 April lalu dan diundangkan pada 12 April 2017 lalu.

Kata Esthy, BOP ini akan menjadikan Destinasi Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan yang mampu menarik 2.000.000 wisatawan mancanegara pada tahun 2019.

"Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui sebagai UNESCO World Cultural Heritage. Pengembangannya nanti akan difokuskan pada elemen 3A yaitu atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Nah, wisata sejarah yang menjadi bagian dari IKAM ini menjadi bagian penting pengembangan Borobudur ke depan," ujar Esthy yang juga diamini Hendri.

Hendri menambahkan , BOP Borobudur nantinya akan terus melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur.

"Critical success factornya ada di akses! Dan itu sudah ada jawabannya, Bandara New Jogjakarta International Airport di Kulonprogo akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Yogyakarta, jadi kami yakin, Wisata Sejarah di Yogyakarta akan menjadi bagian dalam mendukung 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019 mendatang," kata Hendri.


(*)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya