3 Langkah Nyata dan Terukur Ini Jadi Solusi Masalah Sampah Plastik

Sebanyak 120 ton sampah plastik berhasil diturunkan pada 2018.

oleh stella maris pada 14 Agu 2019, 18:56 WIB
Diperbarui 25 Sep 2019, 16:14 WIB
Sampah plastik
Buku tabungan bank sampah.

Liputan6.com, Jakarta Sampah plastik menjadi masalah yang tak selesai solusinya bukan hanya di dunia, tapi juga di Indonesia. Menyoal sampah plastik, tak cukup hanya sekadar membahas teori, tapi butuh aksi atau tindakan nyata.

Salah satu komitmen mengatasi masalah sampah plastik di Indonesia dilakukan oleh Unilever. Melalui langkah nyata dan terukur, terutama berkaitan dengan sampah kemasan plastik sekali pakai yang umum digunakan di industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Maka dari itu dalam rangka mengurangi sampah plastik serta mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan, Unilever membuat tiga inisiatif rencana kerja, yaitu:

Rantai Hulu atau Saat Mendesain Kemasan

Mengurangi penggunaan kemasan plastik secara optimal dilakukan Unilever secara global. Unilever memiliki komitmen besar secara global untuk lebih bijak dalam hal penggunaan kemasan plastik, yaitu:

  • Pada tahun 2025, 100 persen kemasan plastik produk kami akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau dapat terubah menjadi kompos.
  • Pada tahun 2025, minimal 25 persen dari plastik yang kami gunakan terbuat dari plastik daur ulang

Untuk mencapai target ini, Unilever menerapkan tiga kerangka kerja, yakni Less Plastics (mengurangi plastik), Better Plastic (plastik yang lebih baik)dan No Plastics (tanpa plastik).

Pada kemasan sachet Rinso misalnya, Unilever berhasil menurunkan sebanyak 120 ton jumlah plastik pada 2018. Termasuk mengurangi penggunaan plastik untuk kemasan seperrti seperti Sunsilk, Lux, Clear Shampoo, Rexona/Dove Roll On, Pond's Moisturizer, Molto, Sunlight, Superpell, Wipol dan Molto Sachet 10 ml.  

Rantai Tengah atau Edukasi dan Pengumpulan

Di bagian ini, Unilever mengedukasi masyarakat dengan dua cara. Pertama edukasi tentang bijak menggunakan plastik di 12 ribu sekolah serta pemilahan sampah di level rumah tangga. Kedua mengenalkan Program Bank Sampah berbasis komunitas. Hingga saat ini Unilever telah membina sekitar tiga ribu bank sampah di seluruh Indonesia, dan mengurangi 7.779 ton sampah non-organik.

Rantai Hilir atau saat kemasan produk kami selesai digunakan

Paling hilir atau downstream ini merupakan bagian proses daur ulang. Produk yang dibuang dimanfaatkan kembali menjadi kemasan baru. Caranya dengan mengandalkan inovasi Teknologi CreaSolv, teknologi pertama di dunia mendaur ulang sampah kemasan plastik yang berlapis-lapis (sachet dan pouch) menjadi kemasan baru.

Melalui inisiatif ini, diharapkan rangkaian kerja tersebut dapat berjalan efektif. Apalagi jika seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai sampah dari hulu ke hilir saling bekerja sama, dan mengoptimalkan perannya.

Namun bukan hanya semua pemangku kepentingan saja. Masyarakat juga punya andil mengoptimalkan perannya sebagai konsumen, yaitu dengan menggunakan produk yang lebih bijak plastik. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pemilahan sampah dan pengumpulan ke bank sampah.

(Adv)

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya