Liputan6.com, Jakarta - Busana dengan sentuhan dan detail wastra Nusantara, seperti tenun Ikat memiliki keunikan dan daya pikat tersendiri. Untuk mempertahankan keawetannya, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.
Tips mudah dan simpel tersebut disampaikan oleh Co-Founder dan Creative Director Copa de Flores, sebuah brand fesyen lokal, Dyandrastra Mairavida.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk lebih awet, cuci pakai tangan. Bisa pakai sabun khusus batik atau sampo bayi," kata Dyandra di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Agustus 2019.
Selain cara di atas, alternatif lain juga disampaikan oleh founder Copa de Flores, Maria Gabriella Isabella. "Untuk perawatan baju, kita menyarankan untuk dry clean. Kalau mau hemat pakai sampo apa saja," ungkap Bella, beberapa waktu lalu.
Setelah mencuci, tahap selanjutnya yang juga wajib untuk diterapkan demi keawetan busana tenun Ikat adalah proses pengeringan. "Dikeringkan di bawah sinar matahari," lanjut Bella.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tenun Ikat
Copa de Flores mengedepankan desain busana yang dipadukan dengan Tenun Ikat khas Nusa Tenggara Timur. Dalam pewarnaan, mereka menggunakan bahan-bahan alami.
"Bahan alami tenun pakai benang-benang kapas dari perwarnaan alami seperti biru dari indogo, merah dan coklat dari akar-akar," kata Dyandra.
Sementara, setiap koleksi tenun Ikat memiliki cerita dan tema besar. Copa de Flores ingin memperkenalkan tenun ke generasi muda. "Tenun per motif memiliki makna yang berbeda di setiap koleksi," jelas Dyandra.
"Pertama mengenalkan tenun ke anak muda yang menceritakan proses kapauta tenun ini bahan utama kapas, cara pembuatan, ada juga koleksi pahlawan perempuan," lanjutnya.
Ada pula motif tenun Sikka seperti motif mawarani yang jadi representasi bunga-bunga, motif patola yakni alkulturasi motif dari India pattern seperti akar, merepresentasikan pohon kehidupan.
Advertisement