Alasan Kuliner Indonesia Sulit Bersaing di Luar Negeri

Kuliner Indonesia sudah banyak dikenal, tapi kenapa penjualannya sulit bersaing di luar negeri?

oleh Henry Hens diperbarui 07 Sep 2019, 07:02 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2019, 07:02 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kaya akan beragam macam kuliner yang lezat dank has. Makanan Indonesia banyak digemari, bahkan rendang termasuk dalam daftar teratas makanan terenak di dunia.

Sayangnya, makanan Indonesia belum begitu terkenal secara internasional, bahkan dibandingkan dengan makanan khas Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Vietnam. Apa penyebabnya?

"Memang benar kuliner Indonesia sangat laku dan disukai, tapi belum terkenal. Beda dengan makanan khas Korea, Jepang atau Thailand dan bahkan Vietnam," ucap Chef Degan Septoadji pada Liputan6.com di Almond Zucchini, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Menurut pria yang pernah menjadi juri Masterchef ini, hal itu terjadi karena kurangnya promosi skala internasional. Masakan dari negara lain begitu ternama juga karena komunitasnya yang besar di luar negari.

"Kalau dibandingkan dengan makanan Vietnam, China atau Jepang, di negara tertentu sudah ada komunitas besarnya. Misalnya, masakan khas Vietnam di Australia komunitasnya besar banget. Apalagi Chinese, mereka sudah mendunia sekali, karena China Town ada di berbagai negara," tuturnya.

Komunitas tersebut juga telah terbentuk sejak lama. Dengan begitu, impor bahan-bahan masakan khas negara tertentu bisa lebih mudah dilakukan.  Vietnam mempunyai banyak komunitas karena banyak pengungsi sewaktu perang di negara mereka yang cukup banyak dan bisa sukses di negara tempat mereka mengungsi, termasuk di Amerika.

"Mereka bisa impor barang-barangnya. Jadi kalau saya ke Australia mau masak masakan Vietnam, bahan aslinya bisa dibeli di sana. Kalau Indonesia belum ada," ujar Chef Degan. Sedikitnya bahan baku untuk membuat kudapan khas Indonesia menyiratkan bahwa komunitasnya paling sedikit di antara lainnya.

Kalau ingin masak masakan khas Indonesia, biasanya harus membeli bahan di toko yang menjual bahan makanan Thailand atau Vietnam. Bahan pun harus disesuaikan dengan yang ada.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Restoran Indonesia Kurang Konsisten

Chef Degan
Chef Degan di acara jumpa pers keju Kraft. (Liputan6.com/Henry)

"Kalau bikin terasi biasanya dari toko Thailand. Santan khas Indonesia saja belum banyak. Paling yang ada kecap manis, tapi dari Indonesia juga masih terbatas," sambungnya.

Hal senada pernah diutarakan pakar kuliner William Wongso dalam sebuah acara di kantor Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu. Hal-hal seperti itu membuat mereka yang menyukai masakan Indonesia menjadi kecewa karena sejumlah restoran masakan Indonesia di luar negeri terkesan kurang konsisten.

Makanan yang banyak disukai bisa saja tidak tersedia dalam waktu lama karena sulit mendapatkan bahan pembuatannya. Situasi tersebut membuat sejumlah orang beralih ke masakan Asia lainnya seperti Thailand, Vietnam atau Jepang.

Menjamurnya restoran khas Thailand, Vietnam, Singapura maupun Malaysia membuat makanan dari negara tersebut lebih dikenal. Hal ini membuat makanan Indonesia kalah populer.

Bahkan ada yang menganggap nasi goreng dari Singapura karena restoran Indonesia di luar negeri kesulitan mendapatkan bahan pembuatannya.

"Untuk itu, distribusi bahan makanan seperti rempah itu penting supaya kita bisa dapat bahannya. Kita berharap masalah ini jadi perhatian semua pihak termasuk pihak-pihak yang berkepentingan," pungkas Chef Degan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya