Liputan6.com, Jakarta -Â Angka partisipasi wanita Indonesia dalam bidang kewirausahaan termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini terungkap dalam survei bertajuk "Advancing Women in Entrepreneurship" yang dilakukan oleh Google-Kantar terhadap 990 wanita dan 510 laki-laki di 12 negara pada Januari--Februari 2020.
Penelitian tersebut menemukan bahwa 49 persen wanita menyatakan diri sebagai pewirausaha dengan bisnis yang mereka jalankan sendiri, sementara 45 persen mengaku baru ingin berwirausaha. Artinya, jumlah wanita yang ingin terjun ke dunia usaha terbilang cukup tinggi.
Setidaknya delapan dari 10 wanita yang sudah atau ingin berwirausaha di Indonesia mengungkap bahwa mereka ingin meningkatkan keterampilan dalam menjalankan bisnis. Misalnya, keterampilan berbisnis, pengelolaan uang, keterampilan digital, dan lain sebagainya.
Advertisement
Baca Juga
"Sebanyak 83 persen wanita Indonesia menyatakan bersedia mengikuti pelatihan online, dan ini adalah angka tertinggi yang tercatat di Asia Tenggara. Ada peluang memanfaatkan pelatihan online untuk menambah keterampilan sehingga mendukung kesuksesan pewirausaha perempuan tersebut," ungkap Veronica Utami, Marketing Director Google Indonesia, dalam webinar tentang Woman Founders, Kamis, 26 November 2020.
Di kawasan ini, pengguna internet wanita menyebut, mereka menghabiskan rata-rata 5,5 jam sehari untuk online, dengan 85 persen menggunakan ponsel untuk mengakses internet. Walau angka partisipasi wanita dalam bidang kewirausahaan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia Tenggara, mereka masih terganjal sejumlah stigma dan stereotip.
Wanita masih dianggap seharusnya berfokus untuk mengurus rumah tangga, dengan rendahnya penerimaan secara budaya terhadap ibu yang bekerja purna waktu, termasuk saat mereka memutuskan terjun ke bidang kewirausahaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengasuh Anak dan Pekerjaan Rumah Tangga
Padahal, 52 persen wanita percaya bahwa mereka seharusnya boleh bekerja purna waktu setelah jadi ibu, sementara laki-laki yang setuju hanyalah 41 persen.
Tanggung jawab untuk mengasuh anak masih diberikan pada wanita. Tapi, jumlah wanita yang merasa bahwa tugas itu hanya tanggung jawab mereka saja telah turun jadi 60 persen, dari 80 persen pada 2017.
Laki-laki pun telah menunjukkan perkembangan, dengan 21 persen dari mereka memikul tanggung jawab pengasuhan anak, dibanding 6 persen pada 2017.Â
Ketimpangan terlihat lebih jelas dalam hal pekerjaan rumah tangga, dengan 67 persen wanita berkata mereka memikul tanggung jawab utama. Sementara, hanya ada 24 persen laki-laki yang mengatakan pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab mereka.
Wanita menghabiskan 3,1 jam per hari untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dibandingkan 2,5 jam untuk laki-laki. Dengan kata lain, ada selisih sebesar 24 persen.
Advertisement