Dampak Pandemi Terhadap Resolusi, Termasuk Platform Transaksi Finansial

Penggunaan transaksi non-tunai yang sudah membahana sejak awal pandemi akan berlanjut.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jan 2021, 05:37 WIB
Diterbitkan 29 Des 2020, 04:27 WIB
Dampak Pandemi Terhadap Resolusi, Termasuk Platform Transaksi Finansial
Dampak Pandemi Terhadap Resolusi, Termasuk Platform Transaksi Finansial. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta -  Sepanjang 2020, pekerja dan pemilik usaha golongan menengah merupakan strata yang paling merasakan dampak pandemi. Alhasil, resolusi yang tahun lalu mereka canangkan, tak berbuah hasil alias gagal mencapai target.

Populix, platform market research yang menjadi rujukan pelaku usaha dalam mencari tahu kebutuhan pasar dengan jutaan responden di seluruh Indonesia, melakukan survei terhadap 5922 responden yang terdiri 58% perempuan dan 42% laki-laki.

Survei yang dilakukan selama periode Desember 2020 itu menyebut, sebanyak 43% responden masih bekerja baik full-time, freelance, maupun memiliki usaha. Sisanya, sudah tidak lagi bekerja. Dari 43% responden yang masih bekerja, 89% di antaranya pekerja full-time dan freelance. Sedangkan, 11% lainnya adalah pemilik usaha yang masih survive di masa pandemi ini.

“Ketidakpastian kapan pandemi berakhir dan situasi finansial yang sulit menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang masih bekerja maupun pemilik usaha,” ungkap Jessica Gautama, Head of Marketing Populix dalam keterangan resminya belum lama ini.

Setengah dari responden yang masih bekerja dan memiliki usaha, sambung Jessica, masih bisa menyisihkan 10% dari penghasilannya. Angka tersebut menunjukan masyarakat masih bisa menyiasati kesulitan finansial di masa pandemi ini.

Masyarakat juga optimis bahwa tahun 2021 keadaan ekonomi akan membaik. Populix mencatat, 8 dari 10 orang mengaku optimis bahwa penghasilan dari pekerjaan maupun bisnis mereka akan membaik pada tahun 2021. Keyakinan tersebut terlihat dari 29% responden yang optimis akan memiliki sumber pendapatan lebih dari satu. Sedangkan 26% lainnya yakin bisa mulai berinvestasi.

Optimisme masyarakat tersebut tentunya berpengaruh pada tren transaksi yang akan digunakan pada 2021 dan tahun-tahun berikutnya. Penggunaan transaksi non-tunai yang sudah membahana sejak awal pandemi akan berlanjut.

Pembayaran Digital
Ilustrasi Pembayaran Digital (Photo by Blake Wisz on Unsplash)

E-wallet menjadi platform transaksi finansial yang paling banyak digunakan. Jumlahnya mencapai 47% pilihan responden. Platform lainnya; Mobile Banking, Debit Card dan Internet Banking masing-masing mendapat 28%, 12%, dan 7% pilihan responden.

ShopeePay, meski muncul belakangan, merupakan E-wallet yang paling unggul dibanding kompetitor lain. ShopeePay digunakan oleh 25% responden. Sementara, OVO dan GoPay masing-masing digunakan oleh 23% dan 22% responden.

“E-wallet umumnya digunakan untuk transaksi via e-commerce. 51% responden menggunakan E-wallet untuk belanja keperluan sehari-hari. Sementara, 20% lainnya menggunakan E-wallet untuk membeli pulsa, voucher dan bayar tagihan,” kata Jessica.

Uniknya, masyarakat tidak tergiur oleh promo kartu kredit dan mudahnya pinjaman online yang selama pandemi menjamur. Sebanyak 73% responden mengaku tidak menggunakan kartu kredit. Sementara, 81% responden mengaku tidak memanfaatkan jasa pinjaman online meski terhimpit masalah ekonomi.

Dari data yang dirilis Populix, tentu kamu sudah tahu apa resolusi finansial kamu yang sudah dan belum tercapai. Dan dengan data tersebut, kamu juga bisa mengatur serta memprediksi langkah finansial apa yang akan kamu ambil sepanjang 2021.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya