Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 dirasakan oleh seluruh sektor perekonomian, tidak terkecuali koperasi, dan tantangan itu tidak ringan. Pertana, menurunnya omset usaha akibat permintaan turun terlebih dengan adanya kebijakan pemerintah terapkan physical distancing mempengaruhi banyak sektor kegiatan, termasuk usaha koperasi.
Namun di lain pihak transaksi berbasis digital justru mengalami peningkatan selama pandemi. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi koperasi untuk bisa memanfaatkan teknologi internasional melalui digitalisasi koperasi. Oleh karena itu koperasi juga harus melengkapi diri dengan modal ecommerce, sebagai keniscayaan tuntutan zaman untuk menjaga kelangsungan usaha koperasi.
Oleh karena itu, Ralali bersama Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) sepakat merangkul pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk dapat lebih eksis di dunia digital. Sebagai salah satu platform B2B marketplace terbesar di Indonesia, Ralali berkomitmen bukan hanya mendorong para pelaku UMKM untuk bergabung di marketplace online.
Advertisement
Baca Juga
Ralali juga mewadahi para pelaku UMKM untuk dapat terhubung di dalam suatu komunitas melalui Konekto. Layanan berbasis aplikasi ini akan menjadi sarana interaksi bagi pelaku UMKM untuk melek digital serta saling memberi inspirasi dengan berbagi informasi setelah bergabung di dalam group yang diminati.
Wakil Ketua Umum AMKI Tommy Priyanto mengatakan bahwa inilah bukti nyata bahwa koperasi merupakan lembaga usaha yang dapat mengikuti perubahan zaman. Pemanfaatan teknologi digital pastinya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan bisnis koperasi serta meningkatkan mutu pelayanan anggota.
Tommy menambahkan bahwa prinsip dan jatidiri koperasi di mana anggota sebagai modal sosial yang wajib dikembangkan menjadi kekuatan yang efektif, produktif, dan untuk kesejahteraan bersama juga pasti terberdayakan melalui digitalisasi. Langkah ini pun diyakini akan menjawab tantangan kecukupan modal imbas dari pandemi yang tidak hanya berdampak pada koperasi selaku wadah yang menaungi anggota, tapi berdampak pula terhadap usaha anggota.
“Banyak anggota koperasi yang kesulitan membayar angsuran pinjaman,maupun membayar simpanan keanggotaan yang merupakan modal dasar koperasi hingga berimbaa kekurangan modal, yang pasti mempengaruhi eksistensi usaha koperasi,” jelas Tommy yang juga Ketua I Koperasi Simpan Pinjam Kodanua.
Transformasi Digital Komunitas Bersama AMKI Melalui Konekto
Seiring dengan adanya transformasi digital yang dilakukan pemerintah dengan peluncuran portal idxcoop.kemenkopukm, Ralali memberikan respons positif dengan turut serta membuat platform komunitas dalam bentuk aplikasi yang lebih mudah untuk diakses.
Dengan begitu, para pelaku UMKM diharapkan untuk dapat saling bersinergi dengan lebih mudah naik kelas melalui up-skilling dan up-scaling sesuai harapan Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki dalam Seminar Outlook Koperasi 2021 yang diadakan Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI).
Frans Meroga Panggabean, Ketua Umum AMKI pada kegiatan Seminar Outlook tersebut turut mengungkapkan bahwa AMKI menekankan visi dan misi untuk dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional dengan optimalkan koperasi sebagai arus utamanya.
Frans juga menambahkan bahwa AMKI ingin dapat mendorong koperasi menjadi modern, keren, dan kekinian sehingga disukai oleh generasi muda sehingga perannya sebagai badan usaha dapat menjadi signifikan bagi masyarakat dan sejajar dengan badan usaha lainnya.
Pada 2 Februari 2021, AMKI melakukan perjanjian kerja sama dengan Ralali.com untuk berkolaborasi dan mendorong lebih banyak pelaku UMKM yang terhubung dalam Konekto. Kerja sama ini diharapkan mampu membantu mempermudah digitalisasi bagi para pelaku UMKM.
Penandatanganan perjanjian kerjasama ini juga turut dihadiri oleh beberapa rekanan yang juga merupakan anggota dari AMKI seperti KSP Kodanua, BusinessFirst Academy, PT. Network Data Sistem, JCB Consulting, Koperasi Jasa Nasari Artha, PT. Namalo Persada, PT. Media Ravel Teknologi, KSP Nasari, Sarung Tiga Kendi, dan RFP Lawfirm.
Dalam Seminar Outlook Koperasi dan UMKM pada Desember silam tersebut, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Joshua Simanjuntak juga mengatakan bahwa Kemenparekraf mendorong UMKM untuk naik kelas melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang fokus untuk mentransformasikan produk lokal sebagai produk pariwisata dengan daya saing yang tidak kalah dengan produk impor.
Kemudahan Ekonomi Digital di Masa Pandemi untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Tantangan usaha pada semua sektor industri di masa pandemi adalah membuat inovasi bisnis yang mampu bertahan dengan meminimalisasi interaksi langsung selama masa pandemi. Tidak hanya untuk interaksi dengan para konsumen, berbagai aktivitas usaha juga perlu dikurangi sehingga para pelaku usaha didorong untuk dapat melakukan komunikasi dan transaksi online.
Head of Platforms Ralali.com, Ronald Sipahutar mengatakan bahwa Konekto dibuat untuk memudahkan para pelaku usaha dalam membangun reputasi bisnis dan mengembangkan jaringan di era digital. Tidak hanya bisa mendapatkan platform komunikasi digital, para pelaku usaha juga akan mendapatkan kelengkapan identitas bisnis seperti kartu nama digital dan digital storefront.
Head of Business Development Ralali.com Zebedeus Rizal menambahkan bahwa penjanjian kerjasama dengan AMKI ini adalah langkah konkrit tindak lanjut Seminar Outlook Koperasi desember lalu. Konekto juga memberi akses ekonomi digital dan pengembangan bisnis melalui infrastruktur dan konektivitas. Tidak terbatas bergabung melalui e-commerce, tapi juga kemudahan melakukan payment, infrastruktur gudang, dan logistik.
Setiap pelaku UMKM yang tergabung di dalam komunitas bisnis digital juga dapat mengoptimalkan kesempatan membangun relasi. Selain dapat berinteraksi dengan sesama pelaku bisnis di industri yang sama, Konekto juga diharapkan mampu menjadi platform infrastruktur bisnis yang dapat mengoptimalkan interaksi digital selama masa pandemi.
Menutup acara tersebut, Sekretaris Umum AMKI Bayu Endro Winarko mengatakan bahwa kemampuan sumber daya manusia dalam koperasi pun harus ditingkatkan. Koperasi dituntut mampu menjadi badan usaha yang inspiratif bagi kreatifitas para anggota serta digitalisasi akan menarik minat kaum millenial yang mempunyai karakteristik cepat dalam mengambil keputusan tak terbatas ruang dan waktu.
“Preferensi generasi milenial yang suka berhubungan sosial juga diyakini menjadi daya tarik untuk bergabung / mendirikan koperasi dengan melakukan rebranding koperasi bagi generasi millenial. Koperasi harus jadi tempat hangout yang keren bagi anak muda yang punya kepentingan sama, juga sebagai co-working place bagi generasi millenial,” tutup Bayu Winarko yang juga CEO BusinessFirst Academy.