Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang beribu kota juga di Ciamis. Daerah ini biasa disebut sebagai kota manis, salah satunya karena pemandangan di kota ini yang menarik untuk dikunjungi.
Menurut sejarah, di sekitar Kawali (sekarang Kabupaten Ciamis), dulunya ada sebuah pusat kota bernama Kerajaan Galuh. Dalam bahasa Sansekerta, kata “galuh” menunjukkan sejenis batu permata, dan biasa dipergunakan untuk menyebut putri raja yang sedang memerintah dan belum menikah.
Advertisement
Pada 1914, Galuh sudah menjadi kabupaten dan dipimpin oleh Tumenggung Sastrawinata. Setahun kemudian, Kabupaten Galuh dimasukkan ke Keresidenan Priangan, dan atas persetujuan Belanda, Tumenggung Sastrawinata secara resmi mengubah nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis. Belanda meresmikan perubahan tersebut pada 1 Januari 1916.
Advertisement
Beberapa tahun belakangan, muncul keinginan beberapa masyarakat untuk mengubah nama Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh, dengan alasan bahwa nama Galuh punya makna filosofis yang mendalam. Mereka juga beranggapan perubahan nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis tidak mendasar.
Baca Juga
Mereka juga menganggap bahwa nama Ciamis itu berasal dari olok-olok Kolonial Belanda., Penyebabnya, Ciancang yang merupakan Desa Ciamis pernah menjadi tempat pertempuran pasukan Galuh dengan Prajurit Mataram dan kemudian pasukan Kolonial Belanda. Usai pertempuran, daerah tersebut banjir darah karena banyak pasukan yang tewas yang menimbulkan bau amis. Jadilah daerah itu dinamai Ciamis.
Padahal, nama Ciamis mernurut sebagian besar warga adalah 'air yang manis'. Itu merujuk Ci atau cai dalam bahasa Sunda berarti Air, dan 'amis' yang berarti manis.
Hari jadi Ciamis adalah pada 12 Juni 1642. Saat itu, penguasa Kabupaten Galuh, Adipati Jayanagara memindahkan ibu kota Kabupaten Galuh ke Barunay (daerah Imbanagara). Barunay dianggap lebih cocok menjadi pusat pemerintahan dan akan membawa perkembangan bagi kabupaten tersebut.
Selain fakta bahwa Ciamis pernah jadi kawasan kerajaan, masih banyak hal lain mengenai daerah di Jawa Barat ini. Dilansir dari beragam sumber, berikut enam fakta unik dan menarik tentang Kabupaten Ciamis.
1. Pusat Kegiatan Taman Raflesia
Taman Raflesia yang terletak di Alun-alun Kabupaten Ciamis merupakan tempat ikonik yang biasa digunakan sebagai pusat berbagai kegiatan. Dahulu, kawasan ini merupakan sebuah pasar yang cukup besar. Namun, seiring perkembangan waktu, kini menjadi area piknik.
Taman ini disebut Taman Raflesia dikarenakan memiliki tugu air mancur yang berbentuk bunga raflesia. Bunga langka ini dahulu sering tumbuh di Pangandaran yang saat itu masih bagian dari Kabupaten Ciamis.
2. Kampung Seribu Pantangan
Kampung Kuta merupakan salah satu Kampung Adat di Ciamis yang hingga saat ini masih meyakini budaya pamali. Seluruh masyarakat di kawasan tersebut masih mematuhi berbagai larangan yang dianggap bisa membawa kebaikan.
Dijuluki sebagai Kampung Seribu Pantangan, di kampung ini terdapat berbagai macam pantangan, seperti dilarang membangun rumah menggunakan semen, dilarang beraktivitas di luar rumah menjelang magrib, dilarang menguburkan jenazah di kampung tersebut, dan masih banyak lagi.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
3. Tradisi Misalin
Ada salah satu tradisi unik di Kabupaten Ciamis yang biasa disebut ritual adat Misalin. Tradisi ini berasal dari kata “Mi” yang artinya melakukan dan “Salin” yang berarti berganti pakaian. Tradisi tahunan ini telah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Ciamis untuk menyalin jiwa mereka dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.
Saat tradisi ini dilakukan, masyarakat bergotong royong membersihkan makam para leluhur sekaligus berdoa di tempat tersebut. Pada tradisi Misalin terdapat kegiatan kuramasan atau berkeramas dan memandikan anak kecil yang disimbolkan sebagai subjek suci dan menggambarkan masyarakat yang terlahir kembali tanpa dosa.
4. Punya Jembatan Ikonik dan Legendaris
Jembatan Cirahong yang memiliki panjang 202 meter dengan untaian rangka baja dan kayu tebal ini menjadi ciri khas dari Kabupaten Ciamis. Salah satu keunikan Cirahong yakni memiliki dua fungsi perlintasan. Pada bagian atas dilintasi kereta api, sedangkan bagian bawah dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Selain menjadi perlintasan jalan, Cirahong juga menjadi salah satu destinasi wisata yang murah meriah. Cirahong menyajikan bentangan alam yang indah dan pemandangan Sungai Cintanduy yang menenangkan. Sampai saat ini, rangka Jembatan Cirahong belum pernah diganti.
Advertisement
5. Camilan Unik Galendo
Camilan galendo merupakan kuliner unik khas Ciamis yang kini mulai langka. Galendo terbuat dari ampas minyak kelapa yang digoreng hingga padat kecoklatan. Kudapan ini telah ada sejak masa Bupati Galuh Ciamis pada 1839-1886.
Seiring perkembangan waktu, jajanan ini mulai dikreasikan dengan berbagai rasa, seperti original, cokelat, kacang, pisang, hingga rasa susu. Uniknya, camilan yang dijual sekitar pasar tradisional Ciamis ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi yaitu Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram. Makanan khas lainnya dari daerah Ciamis antara lain, Pindang Gunung, Mie Glosor, Cocorot, dan Nasi Tutug Oncom.
6. Tarian Persembahan Khas Ciamis
Tarian Ronggeng Gunung merupakan salah satu tradisi warisan leluhur yang terkenal di wilayah Jawa Barat yang berkembang di kawasan Ciamis. Saat ini, tarian persembahan tersebut dipentaskan di beberapa acara tradisional serta upacara adat masyarakat setempat.
Tarian ini menjadi salah satu kesenian tertua di tanah Sunda yang dilakukan dengan cara menari oleh seorang perempuan. Penari tersebut diiringi oleh para nayaga serta beberapa laki-laki yang menari mengikuti alunan musik. Dahulu, kesenian tersebut dilakukan secara berkeliling untuk menghibur masyarakat, serta bangsa penjajah di kawasan perkampungan sekitar pesisir selatan Ciamis.
Satu hal yang mungkin jarang diketahui banyak orang yaitu terdapat nilai historis yang kuat dari tradisi tari ronggeng ini. Tarian ronggeng diyakini merupakan skenario pembunuhan oleh Dewi Siti Samboja yang berupaya membalas dendam kepada perompak yang membunuh sang suami, Raja Anggalarang dari Kerajaan Pananjung, hasil pecahan dari Kerajaan Galuh. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement