Tradisi Kongko di Desa Algar Spanyol Minta Diakui Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

Tradisi kongko alias mengobrol di luar ruang di sebuah desa di Spanyol dianggap lebih baik dari interaksi di media sosial. Warga kini memperjuangkannya menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO.

oleh Komarudin diperbarui 20 Agu 2021, 09:32 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 09:32 WIB
Ilustrasi tradisi kongko di Spanyol
Ilustrasi tradisi kongko di Spanyol yang sedang diperjuangkan menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO (dok.pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Desa Algar di Andalusia, Spanyol, sedang mengupayakan agar tradisi kongko diakui sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. Tradisi tersebut berupa mengobrol di luar ruangan saat musim panas.

Tujuannya adalah untuk melindungi kebiasaan berabad-abad dari ancaman media sosial dan televisi, kata José Carlos Sánchez, Wali Kota Algar, sebuah kota berpenduduk sekitar 1.400 orang. "Ini kebalikan dari media sosial," katanya kepada Guardian.

"Ini tentang percakapan tatap muka."

Masih menurut Guardian, Sánchez baru-baru ini mengajukan permohonan agar kebiasaan itu ditambahkan ke daftar warisan budaya takbenda UNESCO. Ia berharap tradisi itu akan bisa mendapatkan tempat di katalog yang berkisar dari seni pembuatan pizza Neapolitan hingga budaya sauna di Finlandia dan kompetisi memotong rumput di Bosnia dan Herzegovina.

Ia melihat mengobrol itu sebagai upaya untuk menjaga tradisi. Ia ingin membuat orang berada di luar rumah mereka, ketimbang berinteraksi di Facebook atau menonton televisi di dalam rumah mereka.

Sánchez secara teratur menghabiskan malam musim panas yang nyaman di depan pintu rumah ibunya yang berusia 82 tahun. Ia menyebutkan banyak manfaat dari apa yang dikenal sebagai charlas al fresco, dari penghematan energi yang diperoleh dari mematikan AC dan berbagi gosip hari itu atau mengomentari berita terbaru.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pelepasan Beban Psikologis

Desa Algar di Spanyol
Desa Algar di Spanyol sedang berjuang agar tradisi kongko yang dilakukan masyarakat di sana menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO (Dok. Wikimedia Commons)

Obrolan malam juga menawarkan semacam pelepasan psikologis, menjauhkan kesepian pada saat kekhawatiran seputar kesehatan mental semakin tajam. "Warga turun ke jalan dan bukannya merasa sendirian, yang mereka dapatkan adalah sesi terapi," kata pria berusia 38 tahun itu.

"Mereka berbagi cerita atau masalah yang mereka alami dan tetangga mencoba membantu," kata dia.

Penduduk di desa kecil itu menyambut hangat terhadap upaya mengobrol itu sebagai Warisan Dunia UNESCO. "Sejauh ini saya belum menerima kritik, itu sangat positif."

 

 

Butuh Waktu Lama

Ilustrasi kongko
Ilustrasi kongko di Spanyol (dok.pexels)

Saat ini, ia menunggu untuk mendengar kembali tentang langkah selanjutnya. Ia sadar upaya tersebut berjalan lambat karena bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Namun, kata Sanchez, usahanya untuk mengenali signifikansi budaya adat telah menghasilkan sisi positif yang tak terduga. Liputan media mengalir deras dari seluruh negeri, memberinya kesempatan untuk menghubungkan desa kecilnya yang terselip di antara dua taman alam di Spanyol selatan.

"Di Madrid mereka mulai mengenal Algar. Di Barcelona juga. Dan di banyak daerah lain," katanya. "Jadi kami memberikan publisitas gratis kepada pemerintah kota."

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi.

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya