Liputan6.com, Jakarta Minyak zaitun dikenal sebagai minyak sehat yang kaya antioksidan dan mengandung lemak tak jenuh ganda, seperti omega-6 dan omega-3 serta lemak jenuh. Sehingga sering kali dianjurkan digunakan untuk proses memasak.
Extra virgin olive oil dianggap sebagai jenis minyak zaitun paling sehat. Minyak ini aman diminum langsung dan menawarkan sejumlah manfaat. Minyak zaitun yang benar-benar ekstra virgin memiliki rasa yang berbeda dan kaya akan antioksidan fenolik.
Baca Juga
Selanjutnya ada Virgin olive oil, yang secara kualitas berada di bawah extra virgin olive oil. Disusul kemudian Pure olive oil, Light olive oil dan Refined olive oil yang dapat digunakan untuk memanggang, menumis, dan menggoreng.
Advertisement
Dikenal sebagai minyak sehat, lantas bolehkah minyak zaitun digunakan berulang kali untuk memasak?
Dikutip dari KlikDokter, dr. Devia Irine Putri mengatakan minyak zaitun boleh dipakai beberapa kali untuk memasak karena kandungannya lebih stabil.
“Artinya, saat pemanasan tidak mudah terjadi proses oksidasi karena dia punya antioksidan yang tinggi. Karena alasan inilah penggunaan minyak zaitun boleh digunakan beberapa kali,” jelas dr. Devia.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh ACS 'Journal of Agricultural and Food Chemistry' menyebutkan bahwa minyak zaitun lebih tahan panas daripada minyak biji-bijian lainnya. Peneliti menemukan kandungan minyak zaitun paling stabil ketika digunakan untuk menggoreng makanan di suhu 160 hingga 190 derajat Celsius. Jika dibandingkan dengan minyak lainnya, misalnya minyak bunga matahari, ditemukan penurunan kualitas ketika dipanaskan dengan suhu 180 derajat Celcius.
Pemakaian dan Penyimpanan Minyak Zaitun
Meskipun boleh digunakan hingga 10 kali, dr. Devia Irine menyarankan kita agar menyimpan dan menggunakan minyak zaitun dengan benar. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Pastikan bahan makanan dalam kondisi kering
Untuk menjaga kualitas minyak zaitun agar bisa dipakai beberapa kali, pastikan bahan makanan seperti daging, ayam atau ikan dalam keadaan kering, tidak basah atau berair ketika hendak digoreng dengan minyak zaitun.
“Kalau basah, pasti ada kandungan air di dalam minyak, ini bisa memengaruhi kualitas minyak dan minyak jadi pecah,” jelas dr. Devia.
2. Perhatikan suhu panas untuk memasak
Pastikan saat memasak dengan minyak zaitun pada suhu di bawah 200 derajat celsius. Jika sampai warna minyak berubah hitam, tidak disarankan untuk dipakai.
"Kalau setelah menggoreng warnanya berubah jadi lebih hitam, sebaiknya jangan disimpan atau digunakan,” kata dr. Devia.
Advertisement
3. Tidak menutup panci/penggorengan
Bila ingin menjaga kualitas minyak zaitun, ketika maupun setelah memasak jangan menutup panci dan penggorengan. Hal ini dapat memicu terjadinya embun. Menurut dr. Devia, embun yang muncul bisa menjadi air dan bercampur ke dalam kandungan minyak yang sedang dipanaskan.
4. Saring dulu sebelum disimpan
Saring minyak zaitun dari remahan atau sisa makanan yang sering muncul saat menggoreng. Pastikan minyak zaitun dalam keadaan bersih atau jernih sebelum digunakan lagi atau disimpan. Simpan minyak di botol kaca dan letakkan di tempat yang sejuk. Jangan gunakan lagi kalau setelah disimpan ternyata warna atau konsistensi minyak mengalami perubahan.
5. Jangan campur minyak lama dan baru
Untuk menjaga kualitas minyak zaitun, Anda dianjurkan untuk tidak mencampur minyak zaitun lama dengan yang baru. Sebab, kandungan gizi serta kualitas minyak lama dan baru berbeda. Jika dicampur, berpotensi bisa menurunkan kualitas makanan yang dimasak.
“Kalau minyak zaitun digunakan untuk menggoreng, sebaiknya ke depan digunakan lagi untuk menggoreng. Jangan gunakan minyak zaitun bekas goreng untuk dressing salad. Untuk salad gunakan yang baru,” tegas dr. Devia.
(*)