Liputan6.com, Tarakan Di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kota Tarakan, wisatawan akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Di samping menikmati suasana alam hutan mangrove yang teduh, pelancong juga bisa bertemu bekantan yang hanya ada di Kalimantan.
Salah satu keunikan KKMB adalah posisinya yang berada di tengah Kota Tarakan. Maka, destinasi wisata di areal seluas 21 hektar ini sangat mudah dicapai dari berbagai tempat, termasuk dari Bandar Udara Internasional Juwata.
Atmosfer yang teduh, sejuk dan nyaman akan langsung terasa ketika memasuki KKMB. Beragam jenis mangrove tumbuh di hutan ini. Mulai dari mangrove yang berakar tunjang, akar nafas, maupun akar lutut. Ada juga jenis api-api (avicennia spp), pidada (sonneratia spp), hingga kendeka (bruguiera spp), serta beragam jenis mangrove lainnya.
Bekantan Hidup Bebas
Bekantan (nasalis larvatus) atau yang biasa disebut “Monyet Belanda” hidup bebas di dalam KKMB. Monyet ini merupakan spesies primata yang tergolong langka dan endemik dengan habitat terbatas pada hutan bakau. Ciri khasnya berupa hidung panjang dan besar, punggung dan bahunya berwarna coklat kemerahan.
Kebanyakan bekantan memakan daun pohon bakau dan pedada. Meski lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon, bekantan juga memiliki kemampuan berenang dan menyelam yang baik.
Karena hutan di sekitar sungai dan habitat rawa gambut sebagian telah terdegradasi oleh berbagai aktivitas manusia, kawasan konservasi ini sangat cocok untuk menjaga kelestarian bekantan. Habitat mangrove merupakan tempat berlindung yang aman bagi bekantan. Tak hanya jadi tempat berlindung dari predator seperti macan tutul dan ular piton, tetapi juga dari manusia.
Di Asia Tenggara, bekantan hanya bisa ditemui di negara-negara yang ada di dalam Pulau Borneo yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Bukan hanya bekantan, di KKMB juga terdapat hewan lainnya yang hidup bebas berkeliaran seperti kadal, salamander dan tupai.
Advertisement
Paru-paru Kota Tarakan
Selain menjadi objek wisata favorit, kawasan hutan mangrove ini juga memiliki fungsi sebagai paru-paru kota Tarakan serta menjadi pelindung kota dari abrasi air laut. Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan yang menjadi habitat alami pohon-pohon bakau dan fauna khas Tarakan ini juga dijadikan sebagai laboratorium hidup bagi para peneliti dari dalam maupun dari luar negeri.
(*)