Kue Keranjang Laris Manis Terjual Jelang Libur Imlek 2022, Bagaimana Cara Mengolahnya?

Kue keranjang menjadi salah satu kudapan wajib yang harus ada selama Libur Imlek 2022.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 31 Jan 2022, 19:02 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 19:02 WIB
aneka olahan kue keranjang
Digoreng dengan tepung akan menjadikan crispy di luar, lumer di dalam (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai cara untuk memeriahkan Libur Imlek 2022 meski tak merayakannya. Salah satunya lewat makanan, seperti kue keranjang. Kudapan manis itu menjadi salah satu yang laris manis di momen Imlek tahun ini.

"Kami juga melihat bahwa masyarakat masih gemar mengirimkan hantaran serta kartu ucapan kepada keluarga dan kerabat. Terbukti dengan meningkatnya jumlah transaksi produk kue keranjang hampir empat kali lipat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 28 Januari 2022.

Selain kue keranjang, dekorasi Imlek juga menunjukkan peningkatan. Angkanya hampir dua kali pada Januari 2022 dibandingkan periode yang sama pada 2021. Begitu pula dengan produk parsel dan amplop angpau yang naik hampir tiga kali lipat pada Januari 2022.

 

Dikutip dari China Highlights, kue keranjang yang disebut juga sebagai Nian Gao awalnya merupakan persembahan dalam upacara ritual. Lama-kelamaan, kue itu berubah menjadi makanan Festival Musim Semi dan dianggap mendatangkan keberuntungan selama Imlek.

Kue keranjang biasanya terbuat dari tepung ketan, tepung terigu, garam, air, dan gula. Ada beragam cara untuk menikmatinya, selain dimakan langsung.

Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, cara pertama yang juga paling populer adalah dengan membalurinya di tepung sebelum digoreng. Dengan cara ini, Anda bisa menyantap kue keranjang dengan tekstur meleleh di dalam dan garing di bagian kulit.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengolah Kue Keranjang

aneka olahan kue keranjang
Semua bermula dari kue keranjang seperti ini sebagai bahan dasar. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Cara mengolah berikutnya adalah dengan dikukus dan ditaburi parutan kelapa. Kue keranjang diiris tipis dahulu sebelum dikukus sekitar 10 menit. Setelah dikukus, kue keranjang ditaburi parutan kelapa tua. Olahan ini mirip kue jongkong.

Berikutnya, kue keranjang bisa dikukus dalam daun pisang agar mendapatkan aroma harum. Caranya dengan menggunting daun pisang hingga berukuran lebih kecil, kemudian taruh irisan kue keranjang, sedikit daging kelapa muda, dan sesendok santan. Bungkus daun pisang, rapatkan dengan batang kayu atau streples, lalu dikukus.

Cara selanjutnya adalah dengan dibuat kolak. Langkahnya mirip dengan membuat kolak pada umumnya, tetapi ditambahkan kue keranjang yang sudah dipotong kotak-kotak. Dengan begitu, kolak yang Anda santap akan lebih kaya tekstur.


Sejarah Singkat

aneka olahan kue keranjang
Dengan dituang santan kental, sim salabim jadilah Mendut. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Kue ini memiliki legenda tentang asal-usul Suzhou, sekitar 2.500 tahun yang lalu. Pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722–481 SM) Tiongkok kuno, seluruh negeri dibagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kekacauan perang. Saat itu, Suzhou adalah ibu kota Kerajaan Wu.

Dinding yang kuat dibangun untuk melindungi Wu dari serangan, dan raja mengadakan perjamuan untuk merayakan penyelesaiannya. Semua orang tidak lagi mengkhawatirkan perang, kecuali Perdana Menteri Wu Zixu.

Dia mengatakan kepada rombongannya, "Perang tidak boleh dipandang enteng. Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika negara musuh mengepung kerajaan kita, tembok itu juga merupakan penghalang yang keras bagi diri kita sendiri. Jika keadaan benar-benar memburuk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding."

Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, dan kata-katanya menjadi kenyataan. Banyak orang mati kelaparan selama pengepungan. Para prajurit melakukan apa yang diperintahkan Wu Zixu kepada mereka sebelumnya dan menemukan bahwa tembok di bawah tanah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.

Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah kue keranjang asli.


Strategi Khusus Tekan Kasus Covid-19 Saat Libur Imlek

Infografis Strategi Khusus Tekan Kasus Covid-19 Saat Libur Imlek. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Strategi Khusus Tekan Kasus Covid-19 Saat Libur Imlek. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya